"Suami saya biasa memanggil saya dengan sebutan yang saya tidak suka", ujar seorang istri di ruang konseling.
"Sampaikan kepada suami Anda tentang keberatan ini", jawab saya.
"Sudah, tapi menurutnya, inilah panggilan kesayangan dari dia. Tapi saya tidak suka dipanggil begitu", lanjutnya.
Apa panggilan suami kepada istrinya tersebut? "Ndut". Itu panggilan kesayangan sang suami, namun sang istri tidak suka.
Hmmmm... Kira-kira, "Ndut" itu kepanjangannya apa ya... Mengapa sang istri tidak suka? Padahal menurut sang suami, itu panggilan romantis.
Larangan Mengolok-olok dan Memberikan Panggilan Buruk
Allah Ta'ala memberikan petunjuk dalam berinteraksi dengan sesama manusia, terlebih dengan sesama muslim. Di antaranya adalah larangan saling mengolok-olok atau saling merendahkan satu sama lain.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan (mengolok-olok) sekumpulan yang lain, boleh jadi yang direndahkan (diolok-olok) itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan sekumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik dari mereka" (QS. Al Hujurat: 11).
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa ayat di atas berisi larangan melecehkan dan meremehkan orang lain. Siapapun orang lain itu, kita tidak boleh meremehkan dan merendahkan.
Dalam ayat lanjutannya, Allah melarang kita memanggil dengan gelar atau sebutan yang buruk.
"Dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan" (QS. Al Hujurat: 11).
Dalam kitab Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir karya Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar dijelaskan, "Yakni janganlah kalian saling memberi julukan yang buruk yang membuat marah orang yang dijuluki tersebut".
Suatu ketika, Abu Juray Jabir bin Sulaim berkata kepada Rasulullah saw, "Berilah wasiat kepadaku."
Rasul saw memberi wasiat kepada Abu Juray,
"Janganlah engkau menghina seorang pun."
Abu Juray berkata, "Semenjak mendapat nasihat itu, aku tidak pernah menghina seorang pun, baik kepada orang merdeka, budak, seekor unta, maupun seekor domba" (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al-Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini sahih).
Jika kepada unta dan domba pun Abu Juray tidak pernah menghina --lalu bagaimana ada suami zaman sekarang yang tega menghina istrinya? Bagaimana ada istri yang tega menghina suaminya?
Panggilan yang Menyenangkan
Di antara tindakan romantis yang dicontohkan oleh Nabi Saw adalah memanggil istri dengan panggilan kesayangan. Panggilan lembut yang menyenangkan hati pasangan.
A'isyah menuturkan, "Pada suatu hari Rasulullah Saw berkata, 'Wahai 'Aisy (panggilan kesayangan 'Aisyah), Malaikat Jibril 'alaihissalam tadi menyampaikan salam buatmu." (Muttafaq 'alaih). 'Aisy adalah panggilan kesayangan Nabi Saw kepada A'isyah. Panggilan ini sangat membahagiakan A'isyah.
Humaira juga panggilan kesayangan dari Nabi Saw. A'isyah berkata, "Orang-orang Habasyah (Ethiopia) masuk kedalam masjid bermain, maka Nabi Saw berkata kepadaku, "Ya Humaira --wahai yang pipinya kemerah-merahan (maksudnya adalah A'isyah), apakah engkau ingin melihat mereka?" Aku berkata, "Iya".
Hendaklah suami istri saling memanggil dengan nama atau sebutan yang membahagiakan. Panggillah pasangan Anda dengan panggilan kesayangannya, panggilan yang disukainya. Jangan memanggil dengan panggilan yang membuatnya tidak suka, tersinggung atau menderita.
"Apa kabarmu pagi ini, Say..."
"Kabar baik Beb...."
Apakah panggilan Say dan Beb seperti itu boleh? Tentu tergantung dari kepanjangannya. Jika ada istri yang suka memanggil suaminya dengan sebutan "Say", padahal kelanjutannya adalah Saython. Dijawab oleh suami dengan panggilan "Beb", ternyata kelanjutannya adalah Bebek.
Nah ini berarti saling menghina. Jangan lukai hati pasangan Anda, dengan sebutan yang tak disukainya.
Bahan Bacaan
Muhammad Abduh Tuasikal, www.rumaysho.com
Tafsir Web, www.tafsirweb.com