Dalam kitab Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir karya Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar dijelaskan, "Yakni janganlah kalian saling memberi julukan yang buruk yang membuat marah orang yang dijuluki tersebut".
Suatu ketika, Abu Juray Jabir bin Sulaim berkata kepada Rasulullah saw, "Berilah wasiat kepadaku."
Rasul saw memberi wasiat kepada Abu Juray,
"Janganlah engkau menghina seorang pun."
Abu Juray berkata, "Semenjak mendapat nasihat itu, aku tidak pernah menghina seorang pun, baik kepada orang merdeka, budak, seekor unta, maupun seekor domba" (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al-Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini sahih).
Jika kepada unta dan domba pun Abu Juray tidak pernah menghina --lalu bagaimana ada suami zaman sekarang yang tega menghina istrinya? Bagaimana ada istri yang tega menghina suaminya?
Panggilan yang Menyenangkan
Di antara tindakan romantis yang dicontohkan oleh Nabi Saw adalah memanggil istri dengan panggilan kesayangan. Panggilan lembut yang menyenangkan hati pasangan.
A'isyah menuturkan, "Pada suatu hari Rasulullah Saw berkata, 'Wahai 'Aisy (panggilan kesayangan 'Aisyah), Malaikat Jibril 'alaihissalam tadi menyampaikan salam buatmu." (Muttafaq 'alaih). 'Aisy adalah panggilan kesayangan Nabi Saw kepada A'isyah. Panggilan ini sangat membahagiakan A'isyah.
Humaira juga panggilan kesayangan dari Nabi Saw. A'isyah berkata, "Orang-orang Habasyah (Ethiopia) masuk kedalam masjid bermain, maka Nabi Saw berkata kepadaku, "Ya Humaira --wahai yang pipinya kemerah-merahan (maksudnya adalah A'isyah), apakah engkau ingin melihat mereka?" Aku berkata, "Iya".
Hendaklah suami istri saling memanggil dengan nama atau sebutan yang membahagiakan. Panggillah pasangan Anda dengan panggilan kesayangannya, panggilan yang disukainya. Jangan memanggil dengan panggilan yang membuatnya tidak suka, tersinggung atau menderita.