Keluarga tangguh mampu menikmati dan menghabiskan waktu bersama keluarga dengan berbagai bentuk, seperti memiliki banyak waktu berkualitas untuk keluarga, menikmati kehadiran anggota keluarga, mampu menghadirkan banyak waktu yang menyenangkan dengan hal-hal sederhana, mampu berbagi hal-hal yang menyenangkan, makan malam bersama, beribadah bersama, rekreasi keluarga, berkegiatan bersama keluarga, dan lain sebagainya.
5. Kesejahteraan spiritualÂ
Dalam semua keluarga yang tangguh, Defrain menemukan adanya kesejahteraan spiritual. Semakin religius suatu keluarga, semakin membuat keluarga mampu membangun kebahagiaannya sendiri. Spiritualitas yang kuat pada anggota keluarga, membuat mereka lebih fleksibel menghadapi berbagai perubahan dan tantangan kehidupan. Mereka akan mempu menyelesaikan tantangan dengan pendekatan spiritual.
Defrain memberikan contoh bentuk dari kesejahteraan spiritualitas ini seperti hope (harapan), kesetiaan, kasing sayang, nilai etik bersama, dan lain sebagainya. Dalam perspektif ajaran Islam, kesejahteraan spiritual adalah ketika seseorang atau suatu keluarga berada dalam ketaatan dan kedekatan kepada Allah. Mereka aktif melakukan ibadah, menunaikan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Mereka memiliki penghayatan dan pemaknaan yang mendalam atas ajaran agama yang diyakini.
6. Kemampuan untuk mengelola stres dan krisis secara efektif
Tidak ada keluarga tanpa nasalah. Pada kenyataannya, semua keluarga selalu memiliki masalah, tekanan maupun krisis. Dalam semua keluarga yang tangguh, selalu terdapat kemampuan untuk mengelola stres dan krisis secara efektif.
Mereka memiliki resiliensi yang tinggi sehingga cepat melenting ke level semua apabila sempat mengalami keterpurukan. Berbagai dinamika dan persoalan tidak membuat keluarga menjadi rapuh, justru semakin menguatkan kebersamaan di antara mereka.
Kemampuan mengelola stres dan krisis bisa dilihat dari konteks adaptabilitas keluarga tersebut dalam setiap menghadapi permasalahan. Mereka juga cenderung memandang krisis sebagai tantangan, mereka mampu tetap berkembang saat tengah melalui krisis. Keluarga tangguh memiliki ciri terbuka akan perubahan, sekaligus memiliki daya lenting atau resiliensi yang tinggi.
Demikianlah enam ciri keluarga tangguh yang dihasilkan dari studi Defrain dan tim. Semoga kita semua bisa memiliki prinsip serta ciri keluarga tangguh, terlebih setelah melewati bulan Ramadan.
Referensi:
DeFrain, J. D., & Asay, S. M. (2019). Focusing on the Strengths and Challenges of Families. International Course on Advocacy Skills in Mental Health System Development from Research to Policy. Yogyakarta.