Al-Qur'an menceritakan tentang sembilan lelaki yang merusak negeri Nabi Shalih as, yaitu negeri Al-Hijr. Mereka benar-benar berperilaku merusak, dan tidak memiliki itikad baik sedikitpun. Ada jumlah nyang dinyatakan dengan jelas, yaitu sembilan laki-laki. Allah berfirman,
"Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang berbuat kerusakan di bumi, mereka tidak melakukan perbaikan." (QS. An-Naml: 48)
Sembilan orang yang disebutkan ayat ini adalah para tokoh dan pengusaha kaya di Hijr, kota kaum Tsamud yang didakwahi Nabi Shalih as. Kesembilan orang inilah yang menggerakkan masyarakat Tsamud untuk menentang dakwah Nabi Saleh as, membunuh ontanya dan merencanakan pembunuhan Nabi Shalih as. Mereka yang sembilan orang inilah yang merusak negeri Tsamud dengan berbagai kerusakan dan kejahatan.
Dalam kitab Tafsir Al-Muyassar dari Kementerian Agama Saudi Arabia dijelaskan, "Sebelumnya di kota Shalih, yaitu Al-Hijr yang terletak barat laut dari jazirah Arab, terdapat sembilan orang laki-laki. Mereka melakukan perusakan di muka bumi tanpa diselingi sedikit pun unsur perbaikan".
Tafsir Al-Mukhtashar dari Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid menyatakan, "Dan dahulu di kota Hijr itu ada sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi dengan melakukan kekufuran dan maksiat, dan mereka tidak berbuat kebaikan di dalamnya dengan iman dan amal saleh".
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah oleh Markaz Ta'dzhim Al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz menjelaskan, "Dan di negeri Nabi Shalih yaitu Negeri Hijr kaum Tsamud, terdapat sembilan lelaki jahat yang hendak berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka tidak mempedulikan perbaikan sedikitpun, dan saling bersepakat untuk bersumpah atas nama Allah.
"Kita akan mendatangi Nabi Shalih dan keluarganya yang beriman secara tiba-tiba pada malam hari untuk membunuh mereka semua. Kemudian jika kerabat mereka menuntut kita maka kita akan mengatakan kepadanya, 'Kami tidak ada di tempat pembunuhan dan kami tidak mengetahui siapa apa yang membunuh. Sungguh kami berkata jujur atas apa yang kami katakan'."
Demikianlah mereka menyusun tipu daya, sehingga Allah membalas mereka dengan kehancuran namun mereka tidak menyadarinya. Allah menjadikan kehancuran mereka terdapat dalam tipu daya yang mereka lakukan.
Dalam kitab Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir karya Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar dijelaskan, (Dan adalah di kota itu) Yakni kota yang ditinggali oleh Nabi Shalih, yaitu kota Hijr. (sembilan orang laki-laki) Yakni sembilan lelaki dari keturunan orang-orang terpandang.
Sembilan orang ini adalah orang-orang yang bertanggungjawab atas penyembelihan unta betina yang merupakan mukjizat Nabi Shalih. Â (yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan) Yakni kebiasaan mereka adalah merusak.
Dalam kitab Tafsir Al-Wajiz, Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili menjelaskan, "Di kota Shalih yaitu Al-Hijr ada sembilan orang laki-laki dari anak para petinggi yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan. Mereka telah sepakat untuk membunuh Shalih dan menyembelih unta-unta".