Tarawih Lebih Dari 23 Raka'at
Umumnya masyarakat Indonesia hanya mengenal dua pendapat di atas. Tarawih 11 raka'at atau tarawih 23 raka'at. Padahal masih ada pilihan pendapat lainnya. Ada yang berpendapat 39 raka'at, 47 raka'at, bahkan tanpa batas jumlah.
Sebagian ulama berpendapat shalat tarawih adalah 39 raka'at dan sudah termasuk witir. Ini pendapat dari Imam Malik. Beliau memiliki dalil dari riwayat Daud bin Qais, dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan riwayatnya shahih (Shahih Fiqh Sunnah).
Sebagian ulama berpendapat shalat tarawih adalah 40 raka'at dan belum termasuk witir. Jika witir dilakukan 3 raka'at berartijumlahnya 43 raka'at. Pendapat ini dipilih oleh 'Abdurrahman bin Al Aswad shalat malam sebanyak 40 raka'at dan beliau menambah dengan shalat witir 7 raka'at. Berarti beliau shalat tarawih 47 raka'at.
Tidak Dibatasi Jumlah Raka'at Tarawih
Sebagian ulama berpendapat, jumlah raka'at shalat tarawih tidak dibatasi. Ibnu 'Abdil Barr dalam kitab At-Tamhid mengatakan, "Sesungguhnya shalat malam tidak memiliki batasan jumlah raka'at tertentu. Shalat malam adalah shalat nafilah (yang dianjurkan), termasuk amalan dan perbuatan baik. Siapa saja boleh mengerjakan sedikit raka'at. Siapa yang mau juga boleh mengerjakan banyak".
Imam Ahmad bin Hambal terbiasa melaksanakan shalat malam di bulan Ramadan tanpa batasan bilangan jumlah raka'at. Hal ini dikisahkan oleh 'Abdullah (Kasyaful Qana' 'an Matnil Iqna').
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakan, "Barangsiapa yang menyangka bahwa shalat malam di bulan Ramadan memiliki batasan bilangan tertentu dari Nabi saw sehingga tidak boleh lebih atau kurang dari 11 raka'at, maka sungguh dia telah keliru" (Majmu' Al Fatawa).
Memilih Pendapat Sesuai Situasi dan Kondisi
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakan, "Semua jumlah raka'at di atas boleh dilakukan. Melaksanakan shalat malam di bulan Ramadan dengan berbagai macam cara tadi itu sangat bagus. Dan memang lebih utama adalah melaksanakan shalat malam sesuai dengan kondisi para jama'ah".
"Kalau jama'ah kemungkinan senang dengan raka'at-raka'at yang panjang, maka lebih bagus melakukan shalat malam dengan 10 raka'at ditambah dengan witir 3 raka'at, sebagaimana hal ini dipraktekkan oleh Nabi saw sendiri di bulan Ramdhan dan bulan lainnya. Dalam kondisi seperti itu, demikianlah yang terbaik".