Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mendidik Anak Menjadi Pahlawan

9 November 2021   21:43 Diperbarui: 10 November 2021   21:10 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapkan mental sebagai pahlawan pada diri anak-anak sejak dini. Pahlawan adalah para pemberani, maka orangtua harus melatih mental anak agar menjadi pemberani. Berikan contoh secara langsung kepada anak untuk menjadi pemberani.

Misalnya ketika anak takut naik ayunan, maka contohkan dengan menaiki ayunan. Tunjukkan kepada anak bahwa naik ayunan tidak mengasyikkan dan tidak menakutkan. Dengan contoh langsung, anak akan lebih mudah untuk mengerti dan menyerap nilai.

Pahlawan adalah orang yang memiliki etos kerja tinggi, pantang menyerah dan tak pernah putus asa. Tanamkan mental positif seperti ini pada diri anak sejak dini, dengan membiasakan anak-anak rajin ibadah, rajin belajar, rajin sekolah, rajin mengerjakan pekerjaan rumah, senang membantu orang tua, senang mengerjakan tugas dari guru, sesekali waktu diajak melakukan kegiatan alam seperti outbond, rafting, naik gunung, dan lain sebagainya.

Mental pahlawan akan menjadi modal yang sangat bagus bagi anak-anak untuk menggapai masa depan. Mereka akan tekun, ulet, disiplin untuk meraih cita-cita.

Membentuk Rasa Cinta kepada Para Pahlawan

Cintai para pahlawan, itu cara menjadi pahlawan. Oleh karena itu, ajak anak untuk mengenal sosok para pahlawan untuk dicintai dan diteladani. Misalnya belajar kisah para Nabi dan Rasul, mereka adalah pahlawan-super bagi peradaban.

Mereka para utusan Allah yang harus berani menanggung resiko, harus terus menerus berkorban dan berbuat untuk umat manusia. Kisah mereka menjadi penggugah semangat dan motivasi bagi anak. Dengan mengenal kisah hidup dan perjuangan mereka, anak akan mencintai para Nabi dan Rasul Allah sebagai pahlawan-super bagi agama, kemanusiaan, dan peradaban.

Ajari anak untuk mengenal pula para sahabat Nabi, para istri Nabi, keluarga Nabi, karena mereka adalah para pahlwan yang berada di sekitar Nabi untuk membawa agama Allah di muka bumi. Mereka semua para pahlawan, yang dengan jasa mereka --atas izin Allah---kita semua merasakan nikmat dan indahnya ajaran Islam.

Lantaran jasa dan perjuangan mereka, agama Islam bisa tersebar di seluruh alam. Dengan mengenal para pahlawan Islam ini, anak-anak akan mencintai mereka, dan akan terinspirasi untuk meneladani perjuangan mereka.

Menanamkan Nilai Kepahlawanan

Pahlawan adalah sosok seseorang, sedangkan kepahlawanan adalah sekumpulan nilai, sifat dan perbuatan. Sebelum menjadi sosok seorang pahlawan, tanamkan nilai-nilai kepahlawanan pada diri anak sejak dini.

Nilai kepahlawanan itu meliputi kesungguhan, kegigihan, keulaten, kejujuran, pengorbanan, kontribusi, jiwa sosial, suka menolong, suka berbagi, rasa peduli, memberikan yang terbaik, prestasi, karya, cinta tanah air, cinta negara, dan lain sebagainya. Nilai-nilai tersebut harus ditanamkan sejak dini pada diri anak agar menjadi karakter yang melekat dalam dirinya hingga dewasa.

Nilai-nilai kepahlawanan bisa diwujudkan dalam aktivitas keseharian di dalam rumah bersama seluruh anggota keluarga. Saat anak-anak berebut mainan atau makanan, misalnya, sampaikan kepada mereka siapa yang ingin menjadi pahlawan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun