Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perhatikan 4 Rambu bagi Mertua dalam Berinteraksi dengan Cucu

23 Agustus 2021   08:31 Diperbarui: 27 Agustus 2021   02:30 3251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para mertua harus sadar sepenuhnya, bahwa mengasuh anak adalah kewajiban orangtua, bukan kewajiban kakek atau nenek. Jika Anda ingat saat pengantin baru dulu, Anda pasti merasa tidak suka apabila orangtua atau mertua mengambil alih peran pengasuhan anak-anak Anda.

Maka berikan kepercayaan kepada anak dan menantu untuk mengasuh anak-anak mereka. Tentu saja semua berproses, sebagai ayah dan ibu baru, mereka tengah belajar. 

Wajar ada hal-hal belum pada tenpatnya, namun mereka akan terus belajar. Beri kesempatan kepada mereka untuk tumbuh dan berkembang sebagai orangtua.

  • Tidak mengintervensi menantu dalam pendidikan anak

Ada kakek dan nenek yang memaksakan kehendak dalam pendidikan cucu mereka. Sang kakek dan nenek sangat ingin ada di antara cucunya yang masuk pondok pesantren. Hal ini mengingat belum ada di antara anak-anak yang pernah masuk pesantren.

Keinginan memasukkan cucu ke pondok pesantren tentu saja niat dan tujuan yang bagus.  

Namun kakek dan nenek tidak boleh memaksakan kehendak, karena tugas mendidik anak sepenuhnya ada pra kedua orangtua. Yang bisa dilakukan adalah mendialogkan harapan dan keinginan tersebut pada anak dan menantu.

  • Tidak memanjakan dengan berlebihan

Wujud cinta dan kasih sayang kakek dan nenek terhadap cucu, banyak bersifat pemanjaan. Berbeda dengan orangtua yang harus mempertimbangkan banyak hal dalam memberi sesuatu kepada anak-anaknya, kakek nenek cenderung royal dalam pemberian.

Mereka ingin cucu-cucunya bahagia bersama mereka. Kakek dan nenek ingin mendapat perhatian dari cucu dengan menyenangkan sang cucu. Terkadang keinginan ini menyebabkan mereka memanjakan cucu secara berlebihan.

  • Tidak melakukan tindakan yang berbenturan dengan kebijakan menantu

Ada batas-batas yang harus dipahami mertua dalam berinteraksi dengan cucu-cunya. Para cucu itu telah mendapatkan sejumlah aturan dari orangtua mereka, maka jangan merusak hal-hal yang telah dibiasakan itu.

Misalnya, orangtua tidak membolehkan anak-anaknya bermain game di gadget, namun kakek dan nenek memfasilitasi cucu-cucunya dengan memberikan gadget mahal dan kuota internet tanpa batas. 

Contoh lain, orangtua tidak membolehkan anak menonton tayangan televisi, namun kakek dan nenek mengajak cucu untuk nonton bareng acara televisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun