Para mertua harus sadar sepenuhnya, bahwa mengasuh anak adalah kewajiban orangtua, bukan kewajiban kakek atau nenek. Jika Anda ingat saat pengantin baru dulu, Anda pasti merasa tidak suka apabila orangtua atau mertua mengambil alih peran pengasuhan anak-anak Anda.
Maka berikan kepercayaan kepada anak dan menantu untuk mengasuh anak-anak mereka. Tentu saja semua berproses, sebagai ayah dan ibu baru, mereka tengah belajar.Â
Wajar ada hal-hal belum pada tenpatnya, namun mereka akan terus belajar. Beri kesempatan kepada mereka untuk tumbuh dan berkembang sebagai orangtua.
- Tidak mengintervensi menantu dalam pendidikan anak
Ada kakek dan nenek yang memaksakan kehendak dalam pendidikan cucu mereka. Sang kakek dan nenek sangat ingin ada di antara cucunya yang masuk pondok pesantren. Hal ini mengingat belum ada di antara anak-anak yang pernah masuk pesantren.
Keinginan memasukkan cucu ke pondok pesantren tentu saja niat dan tujuan yang bagus. Â
Namun kakek dan nenek tidak boleh memaksakan kehendak, karena tugas mendidik anak sepenuhnya ada pra kedua orangtua. Yang bisa dilakukan adalah mendialogkan harapan dan keinginan tersebut pada anak dan menantu.
- Tidak memanjakan dengan berlebihan
Wujud cinta dan kasih sayang kakek dan nenek terhadap cucu, banyak bersifat pemanjaan. Berbeda dengan orangtua yang harus mempertimbangkan banyak hal dalam memberi sesuatu kepada anak-anaknya, kakek nenek cenderung royal dalam pemberian.
Mereka ingin cucu-cucunya bahagia bersama mereka. Kakek dan nenek ingin mendapat perhatian dari cucu dengan menyenangkan sang cucu. Terkadang keinginan ini menyebabkan mereka memanjakan cucu secara berlebihan.
- Tidak melakukan tindakan yang berbenturan dengan kebijakan menantu
Ada batas-batas yang harus dipahami mertua dalam berinteraksi dengan cucu-cunya. Para cucu itu telah mendapatkan sejumlah aturan dari orangtua mereka, maka jangan merusak hal-hal yang telah dibiasakan itu.
Misalnya, orangtua tidak membolehkan anak-anaknya bermain game di gadget, namun kakek dan nenek memfasilitasi cucu-cucunya dengan memberikan gadget mahal dan kuota internet tanpa batas.Â
Contoh lain, orangtua tidak membolehkan anak menonton tayangan televisi, namun kakek dan nenek mengajak cucu untuk nonton bareng acara televisi.