Kondisi ini membuat si menantu menyesal luar biasa. Ia segera kembali mendatangi Tabib.
"Tolong saya Tabib. Berikan penawar untuk racun tersebut. Saya tidak ingin ibu mertua saya mati. Saya kini sangat mencintainya. Dia pun kini sangat baik dan sayang pada saya. Saya tak ingin dia mati," ujar si perempuan.
Tabib hanya tersenyum. "Tenang, kamu tidak perlu khawatir. Ramuan yang saya berikan dulu itu adalah herbal yang membuat tubuh ibu mertua Anda semakin sehat."
"Jadi, jadi itu bukan racun?"
"Bukan. Justru dia obat," ujar Tabib.
Perempuan itu merasa lega. Sembari pulang ia berkali-kali mengucapkan syukur. Ia menjadi sadar bahwa perbuatan baik mampu melunakkan hati ibu mertuanya. Sebaliknya, perbuatan baik ibu mertua mampu melunakkan hatinya.
Siapakah Nama Perempuan Itu?
Coba kita bertanya, siapa nama perempuan itu? Saya mendapatkan banyak jawaban. Silakan simak lima sumber yang saya tulis di bagian bawah ini.
Berdasarkan sumber nomer [1], wanita tersebut bernama Lie Hua, dari negeri China. Berdasarkan sumber nomer [2], wanita tersebut bernama Saeimafu, suaminya bernama Yudosi, ibu Yudosi bernama Yaorin. Berdasarkan sumber nomer [4], wanita tersebut bernama Uraynab, suaminya bernama Yazid. Sedangkan sumber nomer [3] dan [5] tidak menyebutkan nama siapapun.
Apakah penting nama-nama itu? Sebagai dongeng, jelas tidak penting. Terlebih tidak ada sumber akurat untuk mempercayai nama-namanya.
Lalu siap nama Tabib? Tidak satupun sumber menyebutkan. Kita boleh memberi nama sendiri. Sebut saja, ia Tabib Tong Fang.