Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dirawat Satu Bangsal dengan Mertua, Kayak Apa Rasanya?

21 Agustus 2021   21:08 Diperbarui: 21 Agustus 2021   21:06 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada tiga jenis menantu, dalam bersikap terhadap mertua. Jenis menantu pertama, memandang sosok mertua sebagai hantu. Menakutkan, menyebalkan dan menjengkelkan. Muncul permusuhan antara mertua dengan menantu secara timbal balik, yang menyebabkan hubungan mereka makin memburuk.

Mertua menuduh menantu tidak bisa menghormati dan tak tahu diri. Menantu menuduh mertua terlalu intervensi dan mau menang sendiri. Saling menuduh, tanpa ada yang mengalah. Konflik makin berkembang setiap waktu.

Jenis menantu kedua, memandang mertua sebagai sosok 'normatif'. Yang wajib dihormati karena posisinya sebagai orangtua kedua. Menantu berusaha hormat dan berbakti kepada mertua dengan segenap kemampuan yang dimilikinya.

Menantu seperti ini berhubungan dengan mertua 'seperlunya'. Yang penting menunjukkan hormat, tidak membuat konflik, tidak menimbukan pertengkaran dan permusuhan. Benar-benar sikap normatif, menjalankan tanggung jawab moral sebagai menantu.

Jenis menantu ketiga, memandang mertua dengan sepenuh cinta kasih. Menempatkan mertua benar-benar sebagai orangtua yang dihormati, dijaga dan disayangi.  Menantu secara sadar menghormati dan berbakti, bukan semata sebagai kewajiban normatif. Bakti menantu muncul dari hati, yang sepenuhnya memuliakan mertua.

Menantu seperti ini tak sekedar berpikir menjalin hubungan baik, namun berusaha sekuat tenaga membahagiakan mertua. Ia rela melakukan tindakan dan pengorbanan demi membahagiakan mertua. Kebahagiaan mertua dalah kebahagiaan dirinya.

Peristiwa Covid Sekeluarga

Saya adalah keluarga besar. Di rumah saya, ada ibu mertua. Beliau memilih tinggal bersama kami di Yogyakarta, karena merasa paling nyaman dibanding harus tinggal di tempat anak-anak di kota yang lain. Begitulah beliau memilih, dan kami berusaha merawat sekuat tenaga, di masa tua beliau saat ini.

Hingga akhirnya Covid-19 menimpa keluarga saya. Bermula dari pembantu rumah tangga yang positif Covid, akhirnya saya juga terkena Covid. Berikutnya istri, anak, cucu, dan mertua. Berikutnya lagi, menyusul menantu terkonfirmasi positif.

Total ada enam anggota keluarga positif Covid. Hanya satu anak di rumah kami yang negatif. Sementara anak-anak yang lain, tinggal di kota yang berbeda. Alhamdulillah mereka baik-baik saja, tidak terken Covid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun