Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menyayangi Menantu Sepenuh Hati

26 Juli 2021   22:15 Diperbarui: 28 Juli 2021   15:09 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika mertua laki-laki dan perempuan mengambil sikap dan posisi yang berbeda, maka bisa muncul konflik horisontal di antara mereka berdua. Antara mertua laki-laki dan perempuan muncul konflik, akibat ketidakkompakan dalam menghadapi menantu.

Mertua laki-laki: "Kamu yang salah. Menantu kita sudah sangat baik kepada kamu"

Mertua perempuan: "Menantu sudah berbuat kurang ajar kepada aku. Kamu salah kalau tidak membela aku".

Sikap saling menyalahkan seperti ini bisa membawa dampak merenggangkan hubungan mereka sebagai suami dan istri. Dampak lainnya, semakin menjauhkan menantu dengan mertua. Oleh karena itu, sikap seperti ini selayaknya dihindari, karena tidak akan menghasilkan solusi. Justru semakin memperparah keadaan.

Sikap kedua: mertua laki-laki memusuhi menantu, mertua perempuan bersikap baik terhadap menantu

Kadang yang terjadi berkebalikan dari sikap pertama. Mertua laki-laki terlibat konflik seru dengan menantu. Sementara mertua perempuan bersikap sangat baik dengan menantu. Ketika muncul konflik dengan menantu, mertua perempuan cenderung membela menantu.

Mertua perempuan: "Kamu yang salah. Menantu kita sangat baik. Kamulah yang jahat kepada dia."

Mertua laki-laki: "Menantu selalu berbuat kurang ajar kepada aku. Kamu salah kalau membela dia".

Sikap seperti ini tidak menghasilkan solusi. Karena mertua laki-laki dan perempuan mengambil sikap yang berbeda dalam menghadapi menantu. Justru akhirnya muncul konflik di antara mereka sendiri.

Sikap ketiga : mertua laki-laki dan mertua perempuan kompak untuk memusuhi menantu

Ada pula mertua yang kompak berada dalam satu pihak, namun memusuhi dan membenci menantu. Mereka melakukan kolaborasi dan bahkan konspirasi untuk "mengalahkan" menantu. Ini adalah sikap yang tidak tepat sekaligus tidak bermartabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun