Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Racun Biawak dan Mertua, Apa Hubungannya?

17 Juli 2021   18:41 Diperbarui: 18 Juli 2021   00:02 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://alsanda.wordpress.com/2015/05/18/

Adakah hubungan racun biawak dengan mertua? Ternyata ada. Silakan simak beritanya di sini. Kejadian bulan Maret 2021 tersebut membuat kita semua terkejut bukan kepalang.

Dikabarkan, seorang menantu tega membunuh mertuanya dengan racun biawak. Pelaku mengungkapkan, awalnya ia berniat meracuni suami. Racun biawak dicampurkan ke dalam pindang ikan salai, dengan harapan dimakan suami. Ternyata dimakan ibu mertua yang berusia 61 tahun.

Setelah menikmati sajian gado-gado --campuran pindang ikan salai dan racun biawak, ibu mertua meninggal dunia. Kisah tragis, mertua (perempuan) mati di tangan menantu (perempuan). Menantu yang semestinya menghormati dan memuliakan, ternyata tega meracun.

Mengapa Bisa Terjadi?

Tak ada asap, jika tak ada api, betul? (Ternyata gak betul ya, sekarang banyak cara membuat asap tanpa harus ada api). Semua tindakan orang dewasa, pasti ada motif yang melatarbelakanginya. Bukan tindakan tanpa alasan.

Jika ditanyakan, mengapa ada menantu tega meracuni ibu mertua? Pasti bisa dijelaskan dengan sangat banyak sebab. Sekarang tinggalkan kisah racun biawak tersebut. Biarlah kasus itu ditangani pihak berwenang, kita tidak akan mencampurinya.

Sekarang kita bahas dalam perspektif yang lebih umum. Jika ada menantu yang membenci dan memusuhi mertua, bisa jadi ada sesuatu sifat dan sikap mertua yang memicu kebencian dan permusuhan itu.

Saya mengajak Anda meninjau dari perspektif mertua, bukan dari perspektif menantu. Mari kita melakukan evaluasi dan perbaikan diri. Apakah ada sifat dan sikap sebagai mertua yang bisa memicu kebencian dan permusuhan dari menantu?

Berikut adalah daftar mertua yang berpeluang mendapatkan sikap permusuhan dan kebencian dari para menantu.

Ada jenis mertua sombong. Merasa dirinya memiliki posisi tinggi, yang tidak level dengan menantunya. Suka merendahkan menantu, karena pekerjaan menantu yang tidak jelas. Mertua direktur, sementara menantu pekerjaannya tak menentu. Menantu merasa terbuang dari keluarga itu.

Ada yang sombong karena gelar kesarjanaan, ada yang sombong karena kekayaan, ada yang sombong karena pangkat dan jabatan. Menantu dilecehkan karena gelar kesarjanaannya di bawah dia, kekayaannya di bawah dia, apalagi tidak punya pangkat dan jabatan.

  • Mertua galak

Ada jenis mertua galak. Suka marah-marah dengan mata terbelalak. Suka membentak dengan suara yang meledak-ledak. Sedikit saja menantu melakukan tindakan yang tidak disukai, langsung dilempar cagak. Menantu tak boleh salah, sementara mertua bebas berkehendak.

Menantu pasti jengkel dengan sikap yang mertua galak. Takut berbicara, takut mengobrol, khawatir diamuk dan dituduh yang tidak-tidak. Bisa-bisa berpikir membeli racun biawak.

  • Mertua kejam

Ada mertua yang kejam. Tega mengeksploitasi menantu. Tega menyakiti dan melukai menantu. Melakukan tindakan kekerasan dan kekasaran. Memukul, menendang, mencakar, menampar, sangat mudah dilakukan. Seakan menjadi makhluk tak berperasaan.

Mertua jenis ini sangat bengis. Wajahnya suka meringis. Suka melakukan tindakan yang sadis. Perkataannya sering sinis. Mebuat hati menantu teriris-iris.

  • Mertua pelit

Ada mertua yang sangat pelit. Semua diukur hanya dengan duit. Menuntut menantu hidup irit. Tidak mau membantu kesulitan menantu di saat pailit. Tidak peduli menantu ketika hidupnya terjepit. Semua urusan keuangan dengan mertua menjadi sangat sulit.

Mertua jenis ini bikin menantu sering sakit. Hidup bersama mertua serasa serumah dengan demit. Menantu bisa berdoa agar mertua kena covid. Aduh, amit-amit.

  • Mertua sok tahu

Jenis mertua menjengkelkan berikutnya adalah yang bertipe sok tahu. Merasa lebih tahu semua hal dibanding menantu. Semua tindakan menantu selalu dianggap salah melulu. Seakan menantu tidak memiliki ilmu.

Dalam setiap interaksi, mertua maunya menang selalu. Tidak mau mendengarkan pendapat menantu. Karena menantu dianggap serba tidak tahu.

  • Mertua tukang ngatur

Ada jenis mertua tukang ngatur. Ia bergaya bak sutradara. Siapa harus berbuat apa, siapa melakukan apa, serba diatur oleh mertua. Tak ada yang boleh bersuara, semua sudah diatur perannya. Menantu stress dibuatnya.

Semua serba diajari. Menantu tak boleh berinisiatif sendiri. Dari urusan penting sampai hal-hal teknis sekali. Semua harus sesuai instruksi. Mertua seperti ini selalu bikin sakit hati.

Introspeksi Diri

Dimulai dari mertua, hendaknya introspeksi diri. Jangan memiliki sifat dan sikap yang memicu permusuhan dan kebencian menantu. Hendaknya selalu berusaha bersikap baik, tidak sombong, tidak pelit, tidak angkuh, tidak sok tahu.

Jika mertua memulai perbuatan baik, akan mudah dicontoh oleh menantu. Kebaikan itu memancarkan 'gelombang', yang akan mudah beresonansi dengan kebaikan lainnya. Menantu akan menangkap gelombang kebaikan mertua, dan beresonansi secara positif sehingga iapun merespon dengan kebaikan.

Jadi, jangan menunggu menantu. Semua dimulai dari mertua. Sebagai mertua tentu ingin mendapatkan perlakuan penuh penghormatan. Jika menantu datang, minimal dibawakan oleh-oleh buah cempedak. Bukan racun biawak.

Bahan Bacaan

Farid Assifa (Ed.), Kasus Mertua Tewas Diracun, Pelaku Mengaku Niatnya Meracun Suami, 8 Maret 2021, 

Nanda Lusiana Saputri (Ed.), Sosok Menantu yang Racuni Mertua, Ternyata Kerap Menjelekkan Korban di Depan Tetangga, 9 Maret 2021,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun