Suasana pandemi yang berlangsung dalam waktu lama --hampir satu tahun, membuat banyak pihak merasa tidak nyaman. Ketidakpastian, itu yang paling dirasakan. Semua serba tidak jelas dan tidak ada kepastian.
Anak-anak sekolah belajar dari rumah, mereka boring, kehilangan keceriaan. Bisanya bisa bercanda dengan teman-teman di sekolah. Sekarang hanya bercanda di zoom dan whatsapp grup.
Mahasiswa baru yang bangga keterima di kampus ternama, ternyata bahkan belum pernah memasuki gedungnya. Semua kuliah dari rumah. Apakah enak kuliah dari rumah? Sekali dua kali, enak saja. Tapi jika satu semester, gundah juga.
Mengapa Gundah Ketika Kuliah Di Rumah?
Salah satu anak saya, adalah mahasiswa baru Universitas Sebelas Maret, Solo. Ia menuturkan, selain harus kuliah rutin, ia juga harus mengikuti Ospek yang ketentuannya lebih ketat dibandingkan kuliah. Ditambah lagi, sekarang sudah masa Ujian Tengah Semester, yang juga dilakukan secara online.
Dengan situasi dan kondisi rumah yang 'sibuk', ia memilih tempat di teras depan untuk mengikuti kuliah online. Pagi-pagi ia sudah berdandan rapi, layaknya mau kuliah ke kampus. Bersepatu, celana panjang hitam, baju putih lengan panjang, mengenakan sabuk, juga kaus kaki.
"Mengapa harus rapi banget kayak gitu? Kan cuma online?" tanya saya.
"Ini kan Ospek. Jadi harus menghidupkan video saat zoom meeting", jawabnya.
Ia segera duduk di kursi teras depan rumah. Menyiapkan perangkat online, dan bersiap menghadap layar laptop.
Baru sebentar duduk, neneknya yang sudah tua datang menghampiri. Hal seperti inilah yang bikin gundah.
"Bang, ini kenapa HPku tidak lancar waktu dipakai Nenek nelpon ya? Kamu bisa benerin gak?"
"Sebentar Nek, aku lagi kuliah", jawab anakku.
"Ini loh, tadi nenek pakai nelpon, tapi tidak bisa tersambung..." sang Nenek tidak mendengar.
"Nek, aku lagi kuliah...." lagi-lagi anakku berusaha menjelaskan.
"Apa kamu ga bisa benerin HP Nenek?" tanya sang Nenek yang merasa belum dapat jawaban.
Akhirnya anakku beranjak dari tempat duduknya.
"Nanti aku benerin Nek", jawab anakku sambil mendekati Neneknya.
Sepuluh menit waktunya habis untuk berbasa basi dengan Nenek. Ia merasa tidak dimengerti, bahwa dirinya sedang kuliah.
Kembali ia duduk di depan laptop. Serius melanjutkan agenda Ospek online.
tak berapa lama tetangga lewat di depan rumah. Melihat ada yang duduk di teras, tetangga pun mampir.
"Mas, yang di depan rumah ini tanaman apa ya? Kok bisa bagus banget bentuknya..."
"Wah, saya tidak tahu mbak. Maaf ya...", jawab anak saya.
"Ini dulu siapa yang menanam Mas?"
"Ayah yang menanam", ia menjawab sekenanya. Sambil jengkel karena kuliahnya terganggu lagi.
"Boleh gak aku minta bibitnya?" tanya tetangga.
"Boleh, ambil aja semuanya..." jawab anak saya dengan tambah jengkel.
"Bener nih boleh diambil semua?"
"Bener, maaf saya lagi kuliah ya..."
"Oh maaf, tidak tahu kalau kuliah...", ujar tetangga.
Anak saya kembali ke laptop. Mengikuti Ospek online sebagai mahasiswa baru.
Baru sebentar di laptop, mendadak dikejutkan teriakan dari dalam rumah.
"Baaang, tolong dong ambilin galon air... Ibu gak kuat angkat nih..."
Ambyaaarrrrr.