Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nasihat dari Surga

27 Oktober 2020   09:50 Diperbarui: 27 Oktober 2020   09:57 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
celoteh surga, dokumen pribadi

"Aiman itu ibarat buku tebal", kata ayahnya. Sejak lahir, ia sudah mengalami gangguan intelektual, atau keterbelakangan mental. Lahir tahun 1999, sekarang Aiman tumbuh menjadi pemuda berumur 21 tahun.

Dengan kondisi khusus ini, Aiman memang menjadi hadiah istimewa bagi keluarga Budiyana dan Evi Arijani, sang ayah bunda. Menemani dan mendampingi Aiman, adalah perjuangan yang luar biasa bagi semua anggota keluarga.

Bisa dibayangkan, bagaimana harus sabar menghadapi perilaku sang anak yang mengalami keterbelakangan mental ini. Namun, lewat Aiman, ayah dan ibunya serasa kerap mendapatkan 'pesan-pesan' dari surga.

Simak salah satu kisah yang ditulis dengan apik oleh Budiyana dalam buku "Celoteh Surga" (2020) pada halaman 149 -- 152. Aiman kerap melontarkan kata-kata polos terhadap tindakan ayah, ibu dan adik-adiknya. Sebuah lontaran yang ternyata menjadi pembelajaran.

Suatu ketika, kolesterol dan asam urat yang tinggi sempat mengganggu jempol kaki kanan sang ayah. Terasa sakit dan nyeri, kendati sudah dicoba berbagai terapi. Berjalan dengan menyeret kaki dan wajah menyeringai menjadi pemandangan sehari-hari.

Hal ini tak luput dari perhatian Aiman. Sebelum pergi ke pesantren, atau ketika baru bangun tidur, atau saat pulang dari shalat subuh di masjid, ada sapaan penuh doa dari Aiman.

"Ayah masih sakit? Aiman doakan sembuh ya... Sakit sekali, ya Ayah. Sabar ya Yah. Jangan makan kacang. Dengarkan nasihat bunda...."

Cukup panjang bukan, untaian nasehatnya? Kata-kata itu keluar begitu saja dari lisannya yang polos.

"Terimakasih, Aiman. Nasehatnya T-O-P-B-G-T! Ayah sudah coba terapi akupuntur sama teman Ayah. InsyaAllah cocok!" jawab sang Ayah.

"Perbaiki akhlak Ayah!" ujar Aiman.

Sang Ayah sangat kaget dengan nasihat itu.

Ternyata dia masih ingat beberapa perilaku sang Ayah yang dianggap "nakal" oleh Aiman. Misalnya ketika sang Ayah menggoda adik-adik, Aiman menganggap sang Ayah serius. Atau ketika sang Ayah menggoda ibu, Aiman melihat itu sebagai hal serius.

Padahal itu hanya bercanda. Canda antara suami istri, atau antara orangtua dan anak. Namun Aiman khawatir sang Ayah mencederai adik-adiknya.

"Perbaiki akhlak Ayah!" adalah pesan spontan, dan polos, dari seorang Aiman.

Benar-benar mengejutkan dan tak terduga. Bahkan baru mendengar obat untuk menurunkan kolesterol dan asam urat, adalah dengan memperbaiki akhlak. Sebuah 'nasihat' yang sangat holistic.

Mendengar ungkapan itu, sang Ayah bingung, di antara senyum lucu dan kelu karena ditegur soal akhlak. Namun, ketika dipikir dengan serius, bukankah penyebab penyakit terbesar adalah kondisi jiwa? Bukankah penyakit fisik banyak yang bermula dari gaya hidup serta perilaku?

Jika manusia selalu memperbaiki akhlak, hidup diatas aturan Allah, maka hidup akan seimbang. Terjauhkan dari hal-hal yang merusak jiwa, akal dan badan. Karena esensi aturan syariat agama adalah untuk mendatangkan kemaslahatan dan menolak kemudaratan.

Jika aturan agama selalu diikuti, tubuh, hati dan akal manusia akan terjaga dalam kebaikan. Tubuh sehat dan kuat. Pikiran dan hati menjadi tenang. Bila tubuh sehat ditambah pikiran dan hati selalu tenang, maka kehidupan akan tenteram. Tak perlu ada berbagai penyakit yang mengerikan.

"Sungguh, tak ada yang salah dari nasihatmu, Aiman. Nasihatmu beratus langkah di depan", ujar sang Ayah.

Sebuah nasihat 'mak jleb' kepada kita semua untuk selalu memperhatikan dan menjaga akhlak. Baik akhlak kepada Allah, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada orang lain, serta akhlak terhadap alam semesta. Nasihat dari seorang Aiman yang mengalami gangguan intelektual dan keterbelakangan mental.

Nasihat dan ungkapan Aiman itu tentu tidak hanya berlaku untuk Ayahnya saja. Itu nasihat holistic untuk semua manusia di dunia.

Bahan Bacaan

Budiyana, Celoteh Surga, Literasi Karya Budi, Bandung, 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun