Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kalau Berbeda, Lalu Kenapa?

5 Oktober 2020   07:42 Diperbarui: 5 Oktober 2020   07:55 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lukisan karya Agus Yusuf

Apa yang disebut sebagai normal? Ketika ada bayi yang terlahir tanpa tangan dan hanya memiliki satu kaki, apakah itu tidak normal? Bukankah ayah ibunya ---apalagi dirinya---tidak pernah menghendaki kondisi itu? Ia tidak mengubah apapun ciptaan Allah.

Tentu saja ia normal. Hanya saja, memang berbeda. Namun, kalau berbeda, lalu kenapa? Apakah semua orang harus sama?

Lukisan di atas adalah karya seniman asal Madiun, Agus Yusuf. Anda tidak akan menyangka, bahwa lukisan tersebut dibuat tidak dengan tangan. Ya benar. Dibuat sepenuhnya tidak menggunakan tangan. Lalu dengan apa? Dengan hati. Agus Yusuf melukisi kanvas mengikuti kata hatinya.

Lukisan di atas dibuat dengan menggunakan mulut, untuk dijadikan cover buku sang istri tercinta, Sri Rohmatiah. Judul bukunya unik menggelitik, "Kalau Berbeda, Lalu Kenapa?" Buku ini akan terbit pada bulan Oktober 2020. Anda harus membeli dan memilikinya. Sekarang sedang masa pre-order.

Tanpa Kedua Tangan, Hanya Satu Kaki

Kondisi tubuh saat terlahir, adalah kebuah ketetapan agung yang Allah berikan untuk setiap manusia. Ada yang berkulit putih, ada yang berkulit coklat, ada yang berkulit legam. Ada yang berambut keriting, ada yang berambut lurus, ada yang berwarna pirang, ada pula yang hitam.

Di berbagai belahan dunia, sangat banyak ragam wujud manusia. Semua adalah karunia dan pemberian Allah Sang Maha Pencipta. Termasuk tokoh-tokoh seperti Angkie Yudistia, Nick Vujicic, Hirotada Ototake, Anthony Robles, Tony Melendez, Stevie Wonder, dan lain sebagainya. Mahasuci Allah yang menciptakan manusia dalam berbagai bentuk, dengan sebaik-baik penciptaan.

Adalah Agus Yusuf, ia terlahir hanya dengan satu kaki dan tanpa kedua tangan. Tentu saja kondisi 'berbeda' ini menjadi sesuatu bagi diri dan keluarganya. Terlebih lingkungannya. Namun lelaki kelahiran Madiun 20 Mei 1966 itu memilih untuk mensyukuri karunia Allah dengan berbuat yang terbaik.

Saat masih SD, Agus Yusuf harus tertatih-tatih berjalan sekitar tiga kilometer dengan satu kaki menuju bangku sekolah dasar. Keterbatasan fisik tak membuatnya lemah semangat belajar. Ia justru belajar secara langsung bagaimana harus menghadapi kehidupan nyata, sejak dari kecil.

Lantaran tidak dikaruniai tangan, maka Agus Yusuf harus pandai mengoptimalkan anggota tubuh yang dia miliki. Selain menulis, ia juga belajar melukis dengan menggunakan mulut. 

Bahkan Agus berani mengikuti lomba lukis saat duduk di kelas V SDN Sidomulyo II, Madiun. Berturutan Agus mendapatkan juara, sejak lomba tingkat kecamatan hingga tingkat kabupaten.

Agus lincah memainkan kuas menggunakan mulut dan kaki kirinya. Ketika melukis, ia menggigit kuat kuas bergagang kayu. Kemudian kuas dicolekan ke tempat cat minyak. Setelah warna cat dipilih sesuai keinginannya, moncong kuas mulai digerakkan dengan mulutnya, di kain kanvas.

Kepalanya bergerak mengikuti sapuan kuas di atas kanvas. Selesai menggores cat minyak, Agus mengamati hasil lukisannya. Kemudian Agus kembali mengarahkan kuas ke tempat cat dan melanjutkan sapuan kuasnya ke kain kanvas, hingga selesai satu lukisan.

lukisan karya Agus Yusuf
lukisan karya Agus Yusuf
Bertemu dan Menjadi Member AMFPA

Dari kemampuan melukis inilah Allah memberinya jalan rezeki, bahkan jalan untuk menikmati kehidupan. Pada 1988 agus mulai mengenal lembaga Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA) yang bermarkas di Swiss. Ia mengirim enam lukisan ukuran 20 x 30 sentimeter ke cabang lembaga yang ada di Jakarta.

Bersyukur, selepas SMA, Agus diterima sebagai student member AMFPA pada September 1989.  Tentu saja ini hal yang sangat membahagiakannya. "Senang bukan main. Apa yang saya inginkan mulai terwujud. Keterbatasan fisik bukan alasan untuk tidak berkarya," ujar Agus.

Semenjak itu, Agus menyibukkan diri dengan melukis, terutama pada pagi hari. Dia merasa lebih segar di pagi hari sehingga waktu malam bisa optimal untuk beristirahat. Kegiatan melukis dimulai pukul 06.30 sampai 11.00, diseling dengan sarapan.

Jika kita cermati, tidak ada beda antara sapuan cat menggunakan mulut, dengan hasil karya pelukis kebanyakan yang melukis dengan tangan. Sejumlah lukisan indah terpajang di rumahnya, Desa Sidomulyo, Sawahan, Kabupaten Madiun. Semuanya diciptakan dengan mulut dan kadang-kadang dengan kaki kiri. Lebih dari lima ratus karya lukis telah diciptakan. Luar biasa.

Selain bakat terpendam dan otodidak, Agus juga belajar ilmu seni rupa. Dosen jurusan Seni dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo datang ke rumah Agus untuk memberikan kuliah ilmu melukis. Dua dosen kampus itu menilai lukisan Agus terus membaik dari waktu ke waktu.

Maka statusnya meningkat menjadi associate member di AMFPA sejak 2013. Agus mulai sering bepergian ke luar negeri berkat kemampuannya melukis dengan mulut dan kakinya. 

Kini lukisan Agus Yusuf bersanding dengan karya pelukis dari berbagai negara. Dia pernah ikut pameran di Taiwan, Hongkong, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Austria, Spanyol, dan beberapa negara lainnya.

Bukan hanya soal pandai melukis, Agus juga pandai menggaet hati wanita. Dengan lukisannya, ia berhasil menggaet gadis asal Majalengka, Sri Rohmatiah. Awalnya mereka berkenalan via telefon. "Saat ke Madiun, ia kepincut dengan saya", ujar Agus. Pasangan Agus Yusuf dan Sri Rohmatiah dikaruniai dua anak. Keluarga Agus juga memiliki toko bangunan yang modalnya didapat dari menjual lukisan.

Dengan kelebihan unik yang dimilikinya, pada tanggal 27 Oktober 2017 lalu Kick Andy mengundang Agus Yusuf beserta istri tercinta untuk tampil di Metro TV, guna menginspirasi masyarakat Indonesia. Pesan yang sangat kuat adalah, hendaknya kita pandai mensyukuri kehidupan.

Liputan Media

Terlahir tanpa tangan, memiliki satu kaki, Agus tak pernah patah semangat menimba ilmu. Tak hanya sekadar menimba ilmu, tekad kuat Agus untuk bisa bertahan menjadikannya sebagai sebagai salah satu seniman terhebat di nusantara. Kompas.com, 26 Juni 2019.

Mengandalkan mulut dan kaki kirinya, Agus mampu menciptakan karya-karya lukisan yang luar biasa. Bahkan, lantaran keandalan melukisnya, Agus bisa pameran dan gratis keliling dunia. Kompas.com, 26 Juni 2019.

Sapuan cat minyak karya Agus tidak beda dengan pelukis-pelukis dengan anggota tubuh normal. Kompas.com, 26 Juni 2019.

Agus sejak awal percaya, di balik keterbatasan fisiknya, pasti ada kelebihan yang tersimpan. Dia bersekolah hingga lulus SMP bersama anak-anak normal lainnya. Saat masih berseragam dulu, Agus tidak pernah merasa minder. Dia bahkan sering menjadi bintang kelas. JawaPos.com, 9 Juni 2017.

"Keterbatasan fisik bukan alasan bagi saya untuk tidak berkarya". JawaPos.com, 9 Juni 2017.

"Tuhan memang adil. Ketika saya dilahirkan dengan keadaan cacat. Tidak punya kedua tangan dan kaki kanan. Tuhan masih mengalirkan rejekinya lewat mulut dan kaki kiri saya". BeritaJatim.com, 6 Agustus 2016.

Berbicara tentang asmara, Agus tidak kalah dengan pria lainnya. Dengan lukisannya dia berhasil menggaet gadis asal Majalengka, Sri Rohmatiah. Awalnya mereka berkenalan via telefon. "Saat ke Madiun, ia kepincut dengan saya". BeritaJatim.com, 6 Agustus 2016.

Agus Yusuf sering meluangkan waktu ke luar rumah untuk mencari inspirasi. Memotret berbagai objek, seperti aneka binatang dan tumbuhan dengan kamera. Hasilnya dicetak dan diperbesar untuk dilukis. "Untuk melukis detail anatomi burung hingga bulu-bulunya dengan melihat foto supaya terlihat persis." Tempo.co, 20 Juni 2020.

Agus pernah mengikuti pameran di Singapura, Thailand, Taiwan, Hongkong, Switzerland, Austria, dan Spanyol. Hanya ada sembilan orang 'associate member' lembaga Association of Mouth and Foot Painting (AMFPA) yang berasal dari Indonesia, dan Agus adalah salah satunya.  Tempo.co, 20 Juni 2020.

Agus Yusuf, pelukis mulut dan kaki asal Madiun ini telah mengikuti pameran di berbagai negara. Kick Andy Show, tweet @KickAndyShow, 27 Oktober 2017.

Memiliki keterbatasan fisik tidak membuat Agus menyerah dengan hidupnya. Ia tekun berkarya dan mengembangkan bakat seninya secara otodidak. Detik.com, 13 Oktober 2018.

Penghasilan yang didapat dari mengirimkan lukisan ke asosiasi di Swiss dan menjual lukisan di kampung halamannya, memberikan hasil lebih dari cukup untuk menghidupi istri dan dua anaknya. Detik.com, 13 Oktober 2018.

Ejekan kerap diterima Agus Yusuf, warga Sidomulyo, Madiun, Jawa Timur pada masa lalu. Namun semua ejekan itu sirna seiring prestasi yang diukir Agus. Betapa tidak, karyanya kini dipamerkan di Swiss. FindGlocal.com.

Bahan Bacaan

Agus Yusuf, Pelukis tanpa Tangan yang Tujuh Kali Pameran di Luar Negeri, JawaPos.com, 9 Juni 2017, www.jawapos.com

Agus Yusuf, Melukis Pakai Mulut dan Kaki, Berita Jatim 6 Agustus 2016, http://m.beritajatim.com,

Agus Yusuf Cerita Ketatnya Ujian Pelukis Difabel di Kancah Dunia, Tempo.co, 20 Juni 2020, https://difabel.tempo.co

Cerita Pelukis Asal Madiun yang Melukis dengan Kaki dan Mulut, Detik.com, 13 Oktober 2018, https://hot.detik.com

Agus Yusuf, http://www.findglocal.com

Kisah Sukses Agus Yusuf, Pelukis dengan Mulut dan Kaki, Bisa Pameran Keliling Dunia, Kompas.com, 26 Juni 2019, https://regional.kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun