Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kalau Berbeda, Lalu Kenapa?

5 Oktober 2020   07:42 Diperbarui: 5 Oktober 2020   07:55 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agus lincah memainkan kuas menggunakan mulut dan kaki kirinya. Ketika melukis, ia menggigit kuat kuas bergagang kayu. Kemudian kuas dicolekan ke tempat cat minyak. Setelah warna cat dipilih sesuai keinginannya, moncong kuas mulai digerakkan dengan mulutnya, di kain kanvas.

Kepalanya bergerak mengikuti sapuan kuas di atas kanvas. Selesai menggores cat minyak, Agus mengamati hasil lukisannya. Kemudian Agus kembali mengarahkan kuas ke tempat cat dan melanjutkan sapuan kuasnya ke kain kanvas, hingga selesai satu lukisan.

lukisan karya Agus Yusuf
lukisan karya Agus Yusuf
Bertemu dan Menjadi Member AMFPA

Dari kemampuan melukis inilah Allah memberinya jalan rezeki, bahkan jalan untuk menikmati kehidupan. Pada 1988 agus mulai mengenal lembaga Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA) yang bermarkas di Swiss. Ia mengirim enam lukisan ukuran 20 x 30 sentimeter ke cabang lembaga yang ada di Jakarta.

Bersyukur, selepas SMA, Agus diterima sebagai student member AMFPA pada September 1989.  Tentu saja ini hal yang sangat membahagiakannya. "Senang bukan main. Apa yang saya inginkan mulai terwujud. Keterbatasan fisik bukan alasan untuk tidak berkarya," ujar Agus.

Semenjak itu, Agus menyibukkan diri dengan melukis, terutama pada pagi hari. Dia merasa lebih segar di pagi hari sehingga waktu malam bisa optimal untuk beristirahat. Kegiatan melukis dimulai pukul 06.30 sampai 11.00, diseling dengan sarapan.

Jika kita cermati, tidak ada beda antara sapuan cat menggunakan mulut, dengan hasil karya pelukis kebanyakan yang melukis dengan tangan. Sejumlah lukisan indah terpajang di rumahnya, Desa Sidomulyo, Sawahan, Kabupaten Madiun. Semuanya diciptakan dengan mulut dan kadang-kadang dengan kaki kiri. Lebih dari lima ratus karya lukis telah diciptakan. Luar biasa.

Selain bakat terpendam dan otodidak, Agus juga belajar ilmu seni rupa. Dosen jurusan Seni dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo datang ke rumah Agus untuk memberikan kuliah ilmu melukis. Dua dosen kampus itu menilai lukisan Agus terus membaik dari waktu ke waktu.

Maka statusnya meningkat menjadi associate member di AMFPA sejak 2013. Agus mulai sering bepergian ke luar negeri berkat kemampuannya melukis dengan mulut dan kakinya. 

Kini lukisan Agus Yusuf bersanding dengan karya pelukis dari berbagai negara. Dia pernah ikut pameran di Taiwan, Hongkong, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Austria, Spanyol, dan beberapa negara lainnya.

Bukan hanya soal pandai melukis, Agus juga pandai menggaet hati wanita. Dengan lukisannya, ia berhasil menggaet gadis asal Majalengka, Sri Rohmatiah. Awalnya mereka berkenalan via telefon. "Saat ke Madiun, ia kepincut dengan saya", ujar Agus. Pasangan Agus Yusuf dan Sri Rohmatiah dikaruniai dua anak. Keluarga Agus juga memiliki toko bangunan yang modalnya didapat dari menjual lukisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun