Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Lima Pilar Keberhasilan Anak Belajar dari Rumah

12 Juli 2020   22:21 Diperbarui: 13 Juli 2020   05:33 1942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencermati perkembangan Covid-19 hingga hari ini, kita bisa memperkirakan bahwa masih cukup panjang kita harus menjalani aktivitas #DariRumahSaja. Sama sekali belum terkendali. Masih sangat berisiko untuk bergerombol --terutama di ruang tertutup.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia telah mengeluarkan surat imbauan tertanggal 11 Juli 2020, yang menyatakan bahwa terdapat peluang penyebaran Covid-19 secara airbone terutama di ruang tertutup. Jika ini benar, maka kondisi akan bisa semakin memburuk, terutama ketika protokol pencegahan tidak dipatuhi warga.

Oleh karena itu, kita harus memperpanjang nafas kesabaran untuk membersamai anak-anak belajar di rumah. Tidak bisa diprediksi sampai kapan suasana ini akan berlangsung. Belum lagi terkait dampak ekonomi yang harus kita hadapi secara kolektif. Mungkin ini musibah paling panjang yang pernah kita hadapi.

Pilar Sukses Anak Belajar di Rumah

Sekarang kita fokus pada proses pembelajaran dari rumah yang harus dihadapi anak-anak kita pada tahun ajaran baru ini. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi keberhasilannya.

Pertama: Kesiapan Keluarga

Karena belajar dari rumah, maka kunci utama ada pada kesiapan keluarga. Semakin siap keluarga menghadapi pembelajaran dari rumah, semakin siap pula anak menjalaninya. Sebaliknya, semakin tidak siap keluarga, akan membuat anak juga tidak memiliki kesiapan.

Berikut beberapa poin kesiapan yang harus ada dalam keluarga, menyambut masa pembelajaran dari rumah.

  • Menguatkan Fondasi Keluarga

Sebagai insan beriman, kita harus menguatkan iman dan takwa pada semua anggota keluarga. Menghadapi Covid-19, jangan menganggap sederhana. Semua harus bisa memberi makna positif, dalam koridor iman dan takwa. Dengan demikian, pandemi tidak mengikis iman dan takwa.

  • Menguatkan Kohesivitas Keluarga

Keluarga harus semakin kohesif dan kompak. Semua anggota keluarga harus dikondisikan untuk ikut terlibat dalam memberikan lingkungan pembelajaran terbaik, terutama bagi anak-anak balita dan anak-anak usia SD.

Lakukan pembagian peran yang semakin efektif, agar semua bisa berjalan dengan baik. Lakukan pula pendampingan proses belajar dari rumah.

  • Membangun Hubungan Positif Antara Orangtua dengan Anak

Orangtua harus mampu membangun hubungan yang positif dengan anak. Diskusikan pengalaman belajar anak dan tanyakan harapannya. Diskusikan permasalahan belajar yang dihadapi anak, apa yang dirasakannya? Apa kesulitannya?

Kedua: Kesiapan Sekolah

Faktor kunci berikutnya adalah kesiapan sekolah dalam memberikan pelayanan kepada murid dan orangtua murid. Semua pihak harus disiapkan, agar mampu melakukan fungsi dan peran secara optimal dalam proses belajar dari rumah.

  • Menyiapkan Semua Elemen di Sekolah

Pihak sekolah harus berbenah diri dengan menyiapkan semua elemen untuk menghadapi tugas baru. Kepala Sekolah, guru, karyawan dan semua pihak ---untuk sekolah swasta, termasuk para pengurus yayasan--- harus siap dan cekatan dalam mengantisipasi semua kebutuhan.

  • Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan

Tugas baru yang harus diemban para guru, harus disiapkan dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Memang menjadi beban baru bagi para guru dan semua pelaksana, namun inilah wujud dedikasi dan kecintaan atas peran yang dijalankan di bidang pendidikan.

  • Menciptakan Sistem Pelayanan

Sekolah harus mampu menciptakan sistem pelayanan baru, sehingga bisa menghadirkan suasana kondusif dalam suasana belajar mengajar jarak jauh. Berikan kemudahan akses bagi murid dan orangtua untuk berkomunikasi dan berkonsultasi dengan pihak sekolah.

Ketiga: Sinergi Rumah dan Sekolah

Jika keluarga di rumah sudah memiliki kesiapan, demikian pula sekolah sudah memiliki kesiapan, akan menghasilkan sinergi positif. Saling mendukung, saling menguatkan, dalam mengusahakan keberhasilan pembelajaran dari rumah.

  • Menciptakan Mekanisme Komunikasi Sekolah dan Rumah

Sekolah harus memfasilitasi mekanisme komunikasi produktif antara pihak sekolah dengan murid dan orangtua / wali murid. Miliki saluran pengaduan, serta kemudahan akses kepada orangtua, untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah.

  • Orangtua Aktif Memberi Masukan kepada Pihak Sekolah

Hendaknya orangtua aktif berkomunikasi dengan pihak sekolah terkait kebijakan, kesulitan dalam implementasi program belajar, serta rencana-rencana yang akan datang, Jangan hanya pasif menunggu undangan dari pihak sekolah.

  • Mencari Solusi Bersama

Hendaknya pihak sekolah dan orangtua di rumah, berkolaborasi dalam menemukan solusi atas kesulitan yang dihadapi. Hal ini karena dalam pembelajaran dari rumah, dipastikan ada sangat banyak hal yang menjadi kendala. Maka solusi harus bisa ditemukan melalui mekanisme komunikasi yang efektif.

Keempat: Sinergi Antar Orangtua

Kunci berikutnya untuk membangun keberhasilan program belajar dari rumah adalah sinergi antara orangtua murid. Hendaknya sekolah memfasilitasi komunikasi antara orangtua murid, agar terjadi sinergi.

  • Mendiskusikan Pengalaman Belajar Anak dari Rumah

Orangtua murid bisa sharing tentang pengalaman belajar anak dari rumah. Berbagai suka duka proses pembelajaran anak di rumah bisa menjadi bahan diskusi. Jika ada succes story dari sebagian orangtua, akan menjadi inspirasi bagi orangtua lainnya.

  • Saling Mendukung

Para orangtua dan wali murid bisa saling mendukung dan memberikan masukan positif terhadap kesulitan yang dihadapi orang tua lain. Dengan kebersamaan dan saling mendukung, akan memberikan motivasi tersendiri.

  • Saling Meringankan Beban

Bahkan dalam batas tertentu, orangtua murid bisa saling meringankan beban ---- khususnya bagi yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi. Dengan demikian, mekanisme saling peduli dan berbagi bisa terwujud dari sesama orangtua.

Kelima: Sinergi Orangtua dengan Masyarakat Sekitar

Hal yang tak kalah pentingnya adalah dukungan dari masyarakat. Untuk itu, orangtua hendaknya membangun sinergi dengan masyarakat sekitar agar ikut terlibat menciptakan suasana yang kondusif selama masa pembelajaran di rumah.

  • Penyamaan Persepsi

Sangat penting bagi masyarakat untuk saling menyamakan persepsi atas kondisi yang tengah terjadi. Wabah yang dihadapi, benar-benar harus disikapi secara kolektif oleh seluruh warga. Termasuk kesamaan persepsi dalam membangun iklim belajar di masyarakat.

  • Menciptakan Komitmen

Zaman dulu ada program Jam Belajar Masyarakat (JBM). Meskipun berbeda konteks, program itu relevan untuk dihidupkan kembali. Ketika anak-anak belajar dari rumah, hendaknya masyarakat berkomitmen untuk menciptakan keamanan dan ketenangan lingkungan.

  • Membentuk Satgas Belajar

Jika diperlukan, masyarakat bisa membentuk satgas belajar, yang bertugas untuk melakukan patroli di lingkungan. Memastikan anak-anak aman belajar di rumah, dan memiliki suasana lingkungan yang nyaman.

Demikianlah lima pilar penting untuk menghadirkan keberhasilan belajar dari rumah. Tentu saja, Pemerintah adalah pihak yang harus sangat bertanggung jawab untuk menjamin keberhasilan pendidikan dan pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun