Keluargaku yang aku cintai karena Allah,
Alangkah ruginya, kita mendapatkan musibah berupa wabah, namun tidak mendapatkan ridha dari Allah Ta'ala. Bukankah musibah adalah kesempatan mendapat ridha dari Allah?
"Barangsiapa yang ridha (dengan ujian), maka ia yang akan meraih ridha Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka." (HR. Ibnu Majah).
Alangkah ruginya, kita mendapatkan musibah berupa wabah, namun tidak mendapatkan petunjuk dari Allah. Bukankah musibah adalah tanda bahwa Allah memberikan hidayah bagi hamba yang beriman?
"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allah; barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya". (QS. At-Taghabun :11)
Alangkah ruginya, kita mendapatkan musibah berupa wabah, namun tidak menghapuskan dosa-dosa kita. Bukankah musibah adalah tanda bahwa Allah menghendaki penghapusan dosa bagi hamba yang beriman?
"Tidaklah sesuatu yang menimpa muslim, baik penyakit biasa maupun menahun, kegundahan dan kesedihan, sampaipun duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus kesalahannya dengan semua derita yang dialaminya." (HR. Bukhari).
Alangkah ruginya, kita mendapatkan musibah berupa wabah, namun tidak mendapat pengampunan dari Allah. Bukankah musibah adalah tanda bahwa Allah berkenan memberikan ampunan bagi hamba yang beriman?
"Barangsiapa yang ditimpa musibah pada harta atau dirinya, lalu dia menyembunyikan dengan tidak mengeluh kepada manusia, maka haq atas Allah untuk mengampuninya". (HR. Ath-Thabrani).
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Keluargaku yang aku cintai karena Allah,