Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Keluargaku yang aku cintai karena Allah,
Sesungguhnya sebagai isan beriman kita meyakini, bahwa tidak ada yang sia-sia dalam setiap peristiwa yang terjadi pada kita. Semua kejadian di alam semesta, pasti memiliki rahasia yang menjadi kehendakNya. Maka hendaklah kita belajar memahami dan mengambil pelajaran terbaik dari pandemi yang masih menyelimuti bumi ini. Jangan sampai kita menjadi manusia merugi, karena tidak mengambil hikmah terbaik dari pandemi.
Alangkah ruginya, kita mendapatkan musibah berupa wabah, namun tidak mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Allah Ta'ala. Bukankah musibah adalah tanda bahwa Allah tengah mengucurkan keberkahan dan rahmat bagi hamba yang beriman?
"Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.' Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah: 155-157).
Alangkah ruginya, kita mendapatkan musibah berupa wabah, namun tidak mendapatkan cinta dari Allah Ta'ala. Bukankah musibah adalah pernyataan cinta dari Allah bagi hamba yang beriman?Â
"Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji" (HR. Ath-Thabrani).
Alangkah ruginya, kita mendapatkan musibah berupa wabah, namun tidak mendapatkan kebaikan setelahnya. Bukankah musibah adalah tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi hamba yang beriman?
"Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia" (HR. Tirmidzi dan Al-Hakim).
Ini artinya, telah berkurang hukuman kelak di akhirat sana, atau bahkan sudah tidak ada, karena sudah Allah berikan saat kita di dunia.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.