Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Ketika Jodoh Dipahami Melalui Angka-angka

22 April 2020   21:48 Diperbarui: 25 April 2020   18:09 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Bianca Mentil dari Pixabay

Salah satu episode perjalanan manusia di bumi ini yang sangat urgen adalah pencarian dan pemilihan jodoh. Karena jodoh yang kita dapatkan itulah yang akan membersamai dalam kehidupan yang panjang. Jodoh pula yang menentukan bagaimana kehidupan kita ke depan, tidak hanya kehidupan di dunia tetapi juga kehidupan di akhirat kelak.

Jodoh disebut sebagai tanda-tanda kebesaran Allah di muka bumi. Bagi manusia, jodoh adalah rahasia yang mendebarkan hati. Namun di sisi Allah, tidak ada yang rahasia, karena telah ditetapkanNya untuk manusia.

Allah Ta'ala berfirman, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya" (QS. Ar-Rum: 21).

Ayat ini menyebutkan bahwa jodoh adalah tanda-tanda kebesaran Allah. Maka fenomena perjodohan sungguh menjadi ayat-ayat kauni yang semakin membuat kita yakin akan kebesaran Allah Ta'ala.

Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa dengan menikah akan lebih tentram karena adanya pendamping. Al-Mawardi dalam kitab An-Nukat wal-'Uyun menjelaskan ayat tersebut, "Mereka akan begitu tenang ketika berada di samping pendamping mereka karena Allah memberikan pada nikah tersebut ketenteraman yang tidak didapati pada yang lainnya."

Jodoh bukan hanya tanda kebesaran Allah, namun sekaligus ketentuan dari Allah sejak manusia belum lahir ke muka bumi.

Nabi Saw telah bersabda, "Kemudian diutus kepadanya malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya" (HR. Bukhari no. 6594 dan Muslim no. 2643).

Dalam hadits tersebut dinyatakan empat hal yang telah ditetapkan Allah sejak janin berumur 120 hari dalam kandungan, yaitu rezeki, ajal, amal dan kecelakaan atau kebahagiaan.

Tidak disebutkan secara khusus tentang jodoh, namun para ulama memasukkan jodoh sebagai bagian dari rezeki pemberian Allah.

Oleh karena itu, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menyatakan, "Sebagaimana rezeki telah tertulis dan ditakdirkan bersama sebab-sebabnya, maka jodoh juga telah tertulis (beserta sebab-sebabnya).

Masing-masing dari suami istri telah tertulis untuk menjadi jodoh bagi yang lain. Bagi Allah tidak rahasia lagi segala sesuatu, baik yang ada di bumi maupun di langit".

Buku "Jodoh Dalam Angka"

Saya menemukan buku yang sangat menarik. Jodoh yang tampak rumit di mata mereka yang belum menemukan jodoh, mampu dikemas dengan sederhana dalam buku ini.

Judulnya "Jodoh Dalam Angka", ditulis oleh Sayilarla, terbit di masa wabah Covid-19 ini. Kata penulis buku ini, jodoh adalah salah satu "mahluk" misterius yang ada di muka bumi ini. Kadang mudah didapat kadang susah, kadang cocok tapi sering juga tidak, kadang orang dekat tapi tidak sedikit orang jauh.

Jodoh itu bukan hanya disemogakan, namun harus diikhtiarkan, dan jangan lupa untuk didoakan. Berdoa dalam upaya mengintip nama si jodoh yang sudah tercatat di langit, sekaligus dipadu usaha untuk segera ditemukan di bumi. Jodoh yang ditakdirkan kadang tak bersesuaian dengan keinginan.

Realitas terasa berjarak dengan idealitas. Karena itu perlu upaya kita untuk mendekatkan antara keinginan dengan takdir yang ditetapkan Allah, dan mendekatkan antara idealitas dengan realitas.

Lebih lanjut penulis mengatakan bahwa saat usia belia, jodoh bukan sesuatu yang meresahkan, tapi ketika waktu berjalan terus sampai usia dewasa, tanpa disadari masalah jodoh menjadi salah satu sumber keresahan hidup. Di masa-masa keresahan itulah perlu ada teman yang dapat mengubah keresahan menjadi sebuah ketenangan.

Buku ini menjawab semua persoalan jodoh di atas secara simple. Karena bicara jodoh itu sesungguhnya simpel saja tapi memang harus mendasar, karena ini menyangkut hidup masa depan.

Karena itu buku ini menyajikan poin-poin angka yang sangat simpel agar mudah diingat tapi dengan isi makna yang sangat mendasar dan dalam.

foto : buku jodoh dalam angka, koleksi pribadi
foto : buku jodoh dalam angka, koleksi pribadi
Tiga Kabut Hitam

Sebenarnya semua kerumitan dalam jodoh, bermula dari diri manusia sendiri. Kita yang mempersulit, kita yang memperumit. Jika memahami jodoh adalah ketentuan Allah yang sudah tertulis, semestinya menjadi mudah dan sederhana semuanya. "Jodoh itu sebenarnya seterang matahari, tapi ada tiga kabut hitam yang menutupinya", kata Sayilarla. Apa saja tiga kabut hitam yang menutupi jodoh?

Kabut Pertama, Rasa Takut

Ada lelaki lajang yang dibayangi ketakutan tentang masa depan. Bayangan kekhawatiran untuk bisa menghidupi keluarga dan juga bayangan kekhawatiran bisa atau tidak hidup bersama orang lain dalam jangka waktu panjang. Ada perempuan lajang yang dibayangi ketakutan tentang kewajiban hidup berumah tangga yang akan dilalui, atau kehamilan, kelahiran dan mengurus anak. Rasa takut inilah titik hitam yang harus dihilangkan, agar sinar matahari tampak cerah.

Kabut Kedua, Ragu Diri

Ada lelaki lajang yang ragu-ragu, apakah dirinya mampu menjadi pemimpin keluarga yang baik. Ragu-ragu apakah benar-benar telah siap menikah dan siap membangun keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Ada perempuan lajang yang tidak yakin terhadap diri untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang memiliki perbedaan latar belakang pendidikan, sosial, dan juga mungkin ekonomi dengan suaminya kelak. Ragu-ragu atau was-was ---kata para ulama--- sebagiannya adalah dari godaan setan untuk mengganggu manusia.

Ketiga, Sikap Pilih-pilih

Ada lelaki lajang yang sangat pilih-pilih calon istri, sedemikian detail terhadap kriteria-kriteria teknis. Kurang tinggi, kurang langsing, kurang putih. Ada perempuan lajang yang terlalu pilih-pilih calon suami, mencari sosok yang sempurna sesuai keinginan diri tanpa kompromi dan bukan berdasarkan kebutuhan diri untuk membangun rumah tangga. Sikap terlalu pilih-pilih inilah yang menyebabkan jodoh terasa sulit, karena tidak menyediakan ruang kompromi.

Angka-Angka Memahami Jodoh

Buku ini berusaha menyederhanakan hal-hal yang selama ini dianggap rumit tentang jodoh. Biar mudah dan simpel, diwujudkan dalam angka-angka.

Seperti misalnya, dalam buku ini ada 7 pengetahuan yang harus dimiliki sebelum dapat jodoh. Ada 7 kemantapan langkah berjodoh saat jodoh datang.

Tapi ada juga 5 sikap jika jodoh tak kunjung datang. Dalam buku ini juga akan diketahui 5 step dalam mencari jodoh. Ada pengetahuan juga mengenai 5 persiapan dalam menjemput jodoh.

Jika ditelusuri lebih lanjut, buku ini juga mengingatkan kita yang sudah berjodoh ini mengenai 5 cara menerima pasangan seutuhnya, bagaimana 4 situasi yang berpengaruh terhadap daya tahan jodoh sampai dengan 7 ciri jodoh bahagia dunia akhirat. Walhasil ada sekitar 44 tema besar dalam buku ini perbincangan seputar jodoh.

Buku ini menambah khazanah dan memberikan kontribusi mengenai pengetahuan tentang jodoh secara simple, enak dibaca, renyah tapi dapat menenangkan jiwa bagi para pembacanya khususnya yang masih jomblo sekaligus juga memberikan jalan untuk mendapatkan jodoh yang tepat pada waktu yang tepat dengan jalan yang benar.

Wallahu a'lam.

Bahan Bacaan

Sayilarla, Jodoh Dalam Angka, Penerbit Litera Mediatama, Malang, 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun