"Aku mencintai kamu dengan sepenuh hatiku", demikian ucapan paling primitif pada sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta. Seakan ucapan cinta adalah hal paling penting dalam menjalin sebuah hubungan.Â
Ketika seorang lelaki sangat ingin menikahi gadis pujaan hatinya, ia menganggap apabila sudah mengungkapkan perasaan cinta, apabila ia sudah memiliki rasa cinta, maka hubungan akan langgeng.
Ketika cinta yang dimaksud oleh lelaki tersebut hanyalah sebuah perasaan, apalagi hanya ucapan, maka itu bisa menjadi sesuatu yang semu. Pseudo-cinta, merasakan dorongan untuk mendekat, memiliki, bahkan "menguasai", kondisi ini tidak akan bisa menghasilkan hubungan yang langgeng.Â
Cinta yang seperti ini, tidak bertenaga, karena hanya berisi satu komponen. Padahal dalam cinta, ada komponen lain yang harus dipenuhi. Jika cinta penuh berisi, barulah menghasilkan full-energi. Cinta yang bertenaga.
Apa saja isi cinta itu? Dalam teori "Segitiga Cinta" versi Robert J. Sternberg, cinta memiliki tiga komponen aktif, yaitu intimacy (keintiman), passion (hasrat, gairah), dan commitment (komitmen). Jika cinta berisi tiga komponen aktif ini, maka akan menjadi cinta yang bertenaga. Bukan cinta yang hanya ada dalam kata-kata belaka.
Pertama, Cinta itu Intim
Jika  anda mencintai pasangan, semestinya anda memiliki keintiman (intimacy) yang kuat dengannya. Anda ingin selalu bersamanya, menjadi sahabat abdai dunia hingga di surge, tak ingin ada yang memisahkan anda berdua.Â
Jika anda mencintai pasangan anda, anda akan berada dalam suasana lekat yang kuat dengannya, tidak akan meninggalkannya, tidak akan mentelantarkannya, tidak akan menyia-nyiakannya. Anda akan berada dalam suasana sangat intim, jika anda mencintai pasangan anda.
Al Qur'an menggambarkan kelekatan ini dengan ungkapan "hunna libasullakum wa antum libasullahunna", istri kalian adalah pakaian bagi kalian, dan kalian adalah pakaian bagi istri kalian.Â
Salah satu sifat pakaian bagi tubuh adalah melekat, sangat intim. Demikianlah semestinya corak dan sifat hubungan suami istri, selalu melekat satu dengan yang lain, seperti pakaian menempel di badan, yang apabila dilepaskan maka akan sangat memalukan.
Kedua, Cinta Itu Penuh Gairah
Jika  anda mencintai pasangan, semestinya anda selalu bergairah dan berhasrat (passion) bersamanya. Anda selalu bersemangat yang menggelora untuk mewujudkan impian bersama pasangan anda.Â
Selalu memiliki kehangatan, antusias, dan kepedulian terhadap pasangan anda. Jika  anda mencintai pasangan anda, melihatnya saja anda sudah bergairah. Anda akan melindungi, menjaga, membela pasangan anda dengan sepenuh gairah. Anda tak akan membiarkan pasangan anda terjatuh dan sakit ----bukan hanya di dunia. Anda selalu menjaganya dari terkena adzab akhirat kelak.
Dalam bekerja mencari rejeki, anda berusaha melakukan hal terbaik, agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga, dan membahagiakan mereka. Dalam melakukan ibadah kepada Allah, anda selalu melibatkan pasangan di dalamnya, karena anda ingin selalu bersama pasangan hingga di surge.Â
Anda menjadi lebih bersemangat dalam ibadah, disbanding dengan sebelum menikah dengannya. Ini karena anda memiliki passion, yang menandakan cinta anda kepada pasangan.
Ketiga, Cinta Itu Penuh Komitmen
Jika  anda mencintai pasangan, semestinya anda selalu komitmen (commitment) untuk bersamanya. Tidak akan mengkhianati cintanya, tidak akan mengingkari janji yang sudah terikrar sejak akad nikah. Cinta membuat anda selalu setia bersama pasangan, dalam keadaan suka maupun duka.Â
Dalam bahagia maupun airmata. Dalam kegembiraan maupun kesusahan. Dalam keceriaan maupun kesedihan. Anda akan selalu menjaga komitmen untuk melawati hari-hari panjang membentang, melawati dinamika dan tantangan, bersamanya.
Sangat mudah mencari teman untuk bersenang-senang, sangat mudah mencari teman untuk merayakan kebahagiaan, namun sangat berat untuk mencari teman dalam kedukaan dan kegetiran.Â
Cinta membuat anda selalu memiliki komitmen untuk tetap bersama pasangan, dalam keadaan yang terburuk dan terpahit sekalipun ---sepanjang hal itu bukanlah kejahatan dan dosa. Cinta membuat anda tidak akan tega membiarkan pasangan berada dalam kesendirian, karena anda telah memiliki komitmen untuk menjalani hidup bersamanya.
Itulah tiga isi dari cinta. Jika anda mengaku cinta, namun hanya memiliki satu atau dua komponen saja, maka kuranglah tenaganya. Apalagi jika tak memiliki isi sama sekali, itu namanya pepesan kosong.Â
Darimana anda mengetahui, apakah seseorang benar-benar mencintai anda? Bukan darikata-katanya. Bukan dari janjinya. Namun dari tiga komponen yang ditunjukkan dan dibuktikannya.
Malang, 22 Juli 2019
Bahan Bacaan :
Cahyadi Takariawan, Wonderful Love, Era Intermedia, 2016
Robert J. Sternberg, The Triangle of Love, Basic Books, 1988
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H