Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rayakan Kepuasan Seksual Bersama Pasangan

24 Juli 2018   23:04 Diperbarui: 24 Juli 2018   23:23 3012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menikah bukan semata-mata urusan seksual, namun menikah tidak akan bisa dilepaskan dari kebutuhan seksual. Suami dan istri yang tidak terpenuhi kebutuhan seksualnya oleh pasangan, akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam dirinya. Bisa menimbulkan suasana emosional, uring-uringan, sensitif, sakit kepala, pusing, dan berbagai gangguan fisik maupun psikis lainnya. Untuk itu, suami dan istri harus saling bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan seksual.

Hubungan seksual adalah contoh aktivitas yang menjadi halal setelah terjadi pernikahan. Sebelum akad nikah, hubungan seksual adalah aktivitas yang terlarang. Agama Islam memandang, hubungan seksual antara suami dan istri adalah ibadah yang akan berbuah pahala. Bahkan dinyatakan oleh Nabi Saw sebagai sedekah. Dari Abu Dzar, Nabi Saw bersabda:

"Dan hubungan badan di antara kalian adalah sedekah." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (disetubuhi) bisa bernilai pahala?" Ia berkata, "Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat tersebut pada yang haram (berzina) bukankah bernilai dosa? Maka sudah sepantasnya meletakkan syahwat tersebut pada yang halal mendatangkan pahala." (HR. Muslim no. 1006).

Manfaat Hubungan Seksual dengan Pasangan

Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa berhubungan badan yang dilakukan pasangan suami istri, memberikan keuntungan yang sangat banyak baik dunia maupun akhirat. Di akhirat akan mendapatkan pahala dari Allah, sedangkan di dunia mendapatkan berbagai manfaat, termasuk kesehatan fisik maupun jiwa. Imam Nawawi menjelaskan:

"Ketahuilah bahwa syahwat jima' (yang halal) adalah syahwat yang disukai oleh para nabi dan orang-orang shalih. Mereka berkata demikian karena padanya terdapat berbagai mashalat agama dan dunia berupa menundukkan pandangan, meredam syahwat dari zina dan memperoleh keturunan, yang dengannya menjadi sempurna bangunan dunia serta memperbanyak jumlah umat islam. Mereka berkata juga bahwa semua syahwat bisa mengeraskan hati jika ditunaikan kecuali syahwat ini, karena bisa melembutkan hati." Lihat : Syarh Al-Arbain An-Nawawiyah.

Seorang ulama salaf berkata, "Ketika aku terkunci (mentok) pada suatu permasalahan (ilmu), maka aku panggil istriku untuk berhubungan badan. Ketika aku selesai, maka aku ambil kertas dan aku tuangkan ilmu padanya (mulai menulis)", karena jima' dapat membersihkan fikiran dan menguatkan pemahaman." Lihat : Quwwatul Qulub karya Abu Thalib Al-Makkiy.

Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya 'Ulumuddin menukil pernyataan Al-Junaid, "Aku membutuhkan jima' sebagaimana aku membutuhkan makanan. Istri itu hakikatnya adalah asupan badan dan menjadi sebab bersihnya hati. Oleh karena itu Rasulullah memerintahkan kepada setiap lelaki yang melihat perempuan lalu bersyahwat, maka hendaknya ia menggauli istrinya."

Nabi Saw bersabda, "Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya." HR. Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman. 

Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 625. Imam Al Qurthubi menjelaskan makna hadits ini, bahwa nikah akan melindungi orang dari zina. Sementara menjaga kehormatan dari zina termasuk salah satu yang mendapat jaminan dari Rasulullah Saw dengan surga. Beliau bersabda, 'Siapa yang dilindungi Allah dari dua bahaya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, yaitu dilindungi dari dampak buruk lisan dan kemaluannnya."

Manfaat Kesehatan dari Hubungan Seksual

Ternyata, hubungan seksual antara suami dan istri bukan saja bernilai ibadah dan akan berbuah pahala, namun ada sangat banyak kemanfaatan kesehatan dari aktivitas yang satu ini. Medical News Today melansir, bahwa hubungan seks memiliki manfaat kesehatan yang sangat luas, sehingga akan memperbagus kualitas hidup manusia. Ada sangat banyak manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari hubungan seks, di antaranya adalah:

Memperkuat sistem imunitas dalam tubuh

Menurut peneliti dari Universitas Wilkes, Pennsylvania, melakukan seks sekali atau tiga kali dalam seminggu dapat menambah tingkat ketahanan tubuh hingga 30 persen. Rupanya, aktivitas seksual memicu munculnya antibodi yang diperlukan dalam sistem imun tubuh.

Memperbaiki kesehatan jantung 

Rajin melakukan hubungan seks dengan pasangan menambah laju detak jantung secara ritmis. Para peneliti di Massachusetts menyatakan, laki-laki pada umur 50 tahun yang melakukan hubungan seks sedikitnya dua kali seminggu akan mengurangi risiko penyakit jantung hingga 45 persen.

Menurunkan tekanan darah

Hubungan seksual yang dilakukan dengan terartur dapat menurunkan tekanan darah, sehingga tekanan darah menjadi stabil. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Michigan mendapatkan wanita berusia antara 57 hingga 85 tahun yang masih aktif melakukan hubungan seks kemungkinan tidak akan terkena tekanan darah tinggi.

Memperbaiki kualitas tidur 

Melakukan hubungan seks mengeluarkan serangkaian zat kimiawi dalam otak termasuk oxytocin dan prolactin. Kombinasi kedua zat ini dapat membantu orang lebih relaks sehingga membuat orang lebih cepat tidur lelap.

Mengurangi stres

Peneliti di Univertas Paisley, Skotlandia menemukan jika orang yang rajin melakukan hubungan seks dapat menurunkan tekanan darah terutama bagi orang yang akan berinteraksi di depan publik dibanding mereka yang tidak melakukan seks dalam kurun waktu dua minggu. Hal ini karena pelepasan oxytocin selama hubungan seks dapat mempunyai efek menenangkan tubuh sehingga berdampak mengurangi beban tekanan atau stres.

Mempertajam daya ingat

Rajin melakukan hubungan seks dengan pasangan bisa meningkatkan daya ingat, terutama pada perempuan. Peneliti di Universitas McGill di Kanada menemukan perempuan yang rajin melakukan hubungan seks memiliki kemampuan mengingat kata-kata yang lebih baik. Seks menstimulasi perkembangan syaraf dalam otak yang menyangkut kemampuan belajar dan mengingat. Syaraf mengirim pesan kepada sel lain dalam sistem syaraf.

Menambah angka harapan hidup

Penelitian di Universitas Bristol dan Belfast mendapatkan hasil, bahwa risiko kematian pada lelaki dapat dikurangi dengan rutin melakukan hubungan seksual. Penelitian ini melacak sekitar 1000 lelaki berumur 45 hingga 59 tahun selama 10 tahun. Ditemukan, lelaki yang rajin berhubungan seks memiliki umur yang lebih panjang daripada mereka yang tidak rajin melakukannya. Hal ini menandakan angka harapan hidup mereka yang rutim melakukan hubungan seks bertambah.

Menguatkan rasa percaya diri 

Rutin melakukan hubungan seks juga dapat mendorong kesehatan mental dan jiwa. Menurut studi di Universitas Cornell, New York, orang yang sering melakukan hubungan seks dilaporkan memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak rajin melakukannya.

Ternyata teramat sangat banyak kemanfaatan kesehatan yang bisa didapatkan oleh pasangan suami istri yang rutin melaksanakan hubungan seksual. Sudah selayaknya dirayakan dan dinikmati dengan sepenuh kesyukuran.

Kewajiban Memenuhi Hasrat Seksual Pasangan

Dengan banyaknya kemanfaatan dari aktivitas hubungan seksual, sudah selayaknya bagi suami dan istri untuk saling memenuhi kebutuhan dan hasrat seksual pasangan. Bukan hanya memenuhi kewajiban, namun hendaknya aktivitas seksual bisa dinikmati dan dirayakan oleh suami dan istri. Aktivitas ini yang sangat membedakan antara ikatan pernikahan dengan segala jenis ikatan serta hubungan kemanusiaan yang lainnya. Hanya pernikahan yang membolehkan dan melegalkan hubungan seksual.

Namun ada perbedaan yang sangat signifikan antara sifat seksual laki-laki dan perempuan. Dave Meurer dalam buku "If You Want Breakfast ini Bed, Sleep In Kitchen" menjelaskan perbedaan keduanya. 

Dave menggambarkan sifat seksual laki-laki sebagai "kilang gas" yang mudah meledak, sementara sifat seksual perempuan cenderung seperti "sekering lambat' yang bereaksi dengan pelan. Laki-laki sangat mudah terbangkitkan gairah seksualnya, hanya karena melihat atau meraba. Sementara perempuan memerlukan perlakuan yang lebih intim untuk bisa membangkitkan gairah seksualnya.

Jika seorang suami berlaku egois, hanya mementingkan kebutuhan dan kepuasannya sendiri, dalam waktu singkat ia bisa mendapatkannya. Itulah si kilang gas yang sangat mudah meledak. 

Pada saat laki-laki sudah mencapai klimaks kepuasan seksual, perempuan baru merangkak pelan-pelan dan mencapai setengah perjalan menuju puncak. Belum mencapai klimaks. Bahkan bisa jadi tidak pernah mencapai klimaks, jika tidak mendapatkan perlakuan yang spesifik. Inilah si sekering lambat yang tidak bisa bereaksi kilat dalam urusan seksual.

Untuk itulah, suami dan istri perlu mengerti seni memuaskan pasangan. Jangan hanya melakukan hubungan seksual untuk mendapat kepuasannya sendiri, namun harus mengusahakan kepuasan puncak secara bersama. 

Keduanya harus menikmati dan merayakan. Jika hanya suami yang puas, sementara istri tidak pernah mendapatkan kepuasan puncak, yang terjadi adalah rasa sakit dan rasa malas untuk melakukan. Komunikasi yang nyaman antara suami dan istri sangat diperlukan untuk mengatur ritme perjalanan menuju puncak kepuasan, agar bisa saling membantu dan saling mengkondisikan sehingga keduanya berjalan beriringan dan mencapai kepuasan bersamaan.

Karena laki-laki memiliki sifat seksual yang mudah meledak layaknya kilang gas, maka ketika ia memiliki kebutuhan atau keinginan, harus segera tersalurkan. Cenderung tidak bisa ditunda. Untuk itulah Nabi Saw menuntunkan kepada para istri agar bersedia melayani suami dalam urusan yang satu ini. Apabila syahwat lelaki tidak segera tersalurkan, bisa membahaykan dirinya. Untuk itulah Nabi Saw mengarahkan para istri agariap melayani suami dalam hubungan seksual.

Nabi Saw bersabda, "Apabila suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya lalu istri enggan sehingga suami marah pada malam harinya, malaikat melaknat sang istri sampai waktu subuh." Hadits Riwayat Bukhari 11/14.

Dalam hadits yang lain Nabi Saw bersabda, "Apabila seorang laki-laki mengajak istrinya ke ranjangnya, lalu istri tidak mendatanginya, hingga dia bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka malaikat melaknatnya hingga pagi tiba." Hadits Riwayat Bukhari nomer 3237, 5193 dan Riwayat Muslim nomer 1436.

Dalam hadits yang lain, Nabi Saw bersabda, "Apabila seorang suami mengajak istrinya untuk berkumpul hendaknya wanita itu mendatanginya sekalipun dia berada di dapur." Hadits Riwayat Tirmidzi 4/387; dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib: 2/199.

Syaikh Al-Munawi menjelaskan, "Hadits ini memberikan tuntunan bagi istri untuk membantu dan mencari ridha suaminya. Sebab seorang lelaki lebih sulit menahan syahwat untuk berhubungan intim daripada perempuan. Ditambah lagi, salah satu perkara yang paling mengganggu pikiran seorang lelaki adalah hasrat untuk berhubungan intim, karena itulah perempuan didorong untuk membantu suami dalam menuntaskan syahwatnya agar sang suami dapat berkonsentrasi dalam beribadah".

Si kilang gas memang memerlukan penyaluran yang segera, maka para istri harus meminta kerelaan suami untuk melakukan puasa sunnah. Nabi Saw bersabda, "Tidak halal bagi wanita untuk berpuasa (sunnah) sedangkan suaminya berada di rumah, kecuali dengan izinnya." Hadits Riwayat Bukhari 16/199.

Tentu saja, para suami tidak boleh menyengaja membuat sang istri mendapatkan ancaman dalam berbagai hadits di atas. Jangan menjadikan hadits tersebut sebagai ancaman kepada istri. 

Justru para suami harus membantu dan mengkondisikan sang istri agar senang melayani suami, sehingga tidak ada rasa terpaksa atau sekedar memenuhi kewajiban. Jika suami pandai memuaskan istri dalam hal seksual, istri akan merasakan kesenangan setiap kali melakukan. Namun jika suami tidak pandai memuaskan istri, maka membuat istri tidak bersemangat dan tidak senang melakukan hubungan badan.

Sedemikian penting bagi pasangan suami istri untuk saling membantu dan mengkondisikan pasangan agar bisa merasakan kesenangan dan kepuasan secara optimal dalam hal seksual. Sebuah aktivitas bernilai ibadah, memberikan pahala bagi keduanya, sekaligus menyehatkan lahir dan batin. Jangan sampai gagal menikmatinya.

Bahan Bacaan :

Cahyadi Takariawan, Wonderful Love, Era Adicitra Intermedia, Solo, 2018

medicalnewstoday.com || marriage.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun