Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apa Bahasa Cinta Pasangan Anda?

4 Juni 2017   07:21 Diperbarui: 4 Juni 2017   10:40 6078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: http://shahrematlab.com

“Kamu selalu mementingkan dirimu sendiri, dan tidak mempedulikan aku,” ungkap Budi kepada Novie, istrinya.

Ungkapan sederhana ini kontan membuat Novie marah dan sangat kesal kepada Budi. Ia merasa sudah melakukan sangat banyak hal di rumah demi membahagiakan Budi, namun seperti tidak pernah ada artinya di mata Budi. Selalu ada yang kurang. Padahal, setiap hari sejak subuh ia sudah memasak untuk sarapan suami tercinta dan anak-anak. Dilanjutkan dengan menyiapkan dua anak untuk sekolah TK dan SD, hingga mengantar mereka sampai sekolah. Pulang ke rumah ia langsung bersih-bersih rumah agar rapi dan indah. Siang hari menjemput dua anak pulang dari sekolah.

Sesampai di rumah menyiapkan makan siang untuk anak-anak, lalu menemani mereka bermain di rumah. Akhirnya rumah berantakan lagi karena ulah dua anak kecilnya itu. Novie kembali membersihkan dan merapikan rumah agar saat Budi pulang sore nanti suasana rumah sudah bersih dan rapi. Setelah Budi tiba di rumah, Novie masih sibuk menyiapkan sajian. Ia merebus air dan menyiapkan teh panas kesenangan Budi, kemudian menggoreng beberapa bahan makanan untuk menemani teh panas.

Dilanjutkan dengan menyiapkan makan malam keluarga. Usai maghrib, Novie menemani dua anaknya belajar dan menyiapkan bahan untuk sekolah mereka besok pagi. Hingga menidurkan kedua anaknya. Setelah itu Novie ke dapur untuk membersihkan semua peralatan makan dan membuang sampah. Setelah itu ia baru merasa selesai tugas, namun dalam kondisi yang sudah lelah.

Semua yang dilakukan Novie sepertinya tidak pernah mendapat apresiasi sama sekali dari Budi. Nyatanya, Budi masih sering marah dan merasa Novie tidak peduli akan keinginannya. Inilah yang membuat Novie kesal dan marah. Karena ia merasa sudah lelah setiap hari melakukan pekerjaan rumah tangga yang tidak ada habisnya. Dari subuh hingga malam hari, tanpa pembantu rumah tangga. Namun, Budi seakan tidak mau tahu kesibukan dan kelelahannya dan masih menuntut banyak hal dari dirinya.

“Apa kamu kira aku itu nganggur di rumah? Waktuku sudah habis mengurus rumah dan dua anak kita. Setiap hari. Dan kamu tidak pernah menghargai,” ungkap Novie kepada Budi.

Sekarang Lihat dari Sisi Istri

“Aku tidak pernah tahu apakah engkau masih mencintaiaku?” ujar Novie kepada Budi.

Perjalanan berumah tangga yang sudah tujuh tahun tidak membuat Novie merasa dicintai oleh Budi. Pasalnya, “Kamu tidak pernah mengungkapkan kata cinta kepadaku, jadi aku tidak tahu apakah kamu masih mencintai aku.” Rupanya Novie sangat menunggu ungkapan kata cinta dari Budi, namun hal itu tidak pernah terjadi. Lama-kelamaan Novie semakin ragu akan cinta Budi kepada dirinya.

Ungkapan Novie itu juga membuat Budi berang. Ia menganggap Novie lebay dan melebih-lebihkan keadaan.

“Aku sudah bekerja siang malam, semua hasilnya sudah aku serahkan kepada kamu. Bukan hanya uangnya, sampai struk gaji pun aku serahkan semuanya. Aku juga tidak pernah lupa memberi hadiah ulang tahun di hari ulang tahunmu dan hari ulang tahun pernikahan kita. Rumah kita sudah punya, mobil pun sudah aku belikan khusus untuk kamu. Apa iya itu semua bukan tanda aku mencintai kamu? Apa masih diragukan lagi?” jawab Budi.

Apa yang Terjadi pada Budi dan Novie?

Novie dan Budi saling meragukan cinta pasangan. Padahal, Novie merasa sudah melakukan banyak hal yang ---menurutnya--- itu karena cintanya kepada Budi. Demikian pula Budi sudah melakukan banyak hal yang ---menurutnya--- itu dilakukan karena cintanya kepada Novie. Namun keduanya masih saling merasa tidak dicintai sepenuh hati oleh pasangan. Apa yang sesungguhnya terjadi?

Persoalan yang mereka hadapi pada dasarnya adalah pemahaman akan tipe bahasa cinta. Budi dan Novie saling tidak mengerti tipe bahasa cinta pasangannya. Dampaknya, Novie mengekspresikan cinta dengan cara yang ia pahami, demikian pula Budi. Mereka berdua saling mencintai dan sudah berusaha mengekspresikan cinta kepada pasangan dengan sepenuh hati. Namun sayang, cara mengekspresikan cinta yang dilakukan Novie tidak sesuai dengan tipe bahasa cinta Budi, dampaknya Budi merasa kurang dicintai oleh Novie. Demikian pula cara mengekspresikan cinta yang dilakukan Budi tidak sesuai dengan tipe bahasa cinta Novie, dampaknya Novie merasa kurang dicintai oleh Budi.

Demikianlah yang sering kami temui di ruang konseling, baik di Jogja Family Center (JFC) maupun di Rumah Keluarga Indonesia (RKI). Banyak pasangan suami-istri yang merana, merasa tidak dicintai oleh pasangan, padahal saat dikonfirmasi, pasangan menyatakan ia mencintai sepenuh hati. Suami merasa sudah menunjukkan cinta ---dengan caranya; demikian pula istri sudah menunjukkan cinta ---dengan caranya. Ternyata ekspresi cinta mereka tidak sesuai dengan tipe bahasa cinta yang dimiliki pasangan.

Suami yang bahasa cintanya adalah saat-saat berkesan, akan tetap merasa ditelantarkan istri walaupun sang istri seharian sibuk membersihkan rumah dan memasak demi untuk menyenangkan suami. Membersihkan rumah, memasak, menata kamar, membuatkan teh panas, adalah bahasa cinta 'pelayanan'. Jika suami bertipe itu, akan sangat menyenangkan hatinya.

Untuk suami yang bahasa cintanya 'saat-saat berkesan', ia akan lebih senang jika sepulang ke rumah, sang istri langsung duduk di sampingnya, menemaninya, mendengarkan cerita-ceritanya, dan tampak antusias memperhatikan cerita suami. Untuk tipe ini, suami tidak terlalu peduli kondisi rumah yang belum dibersihkan, kamar yang berantakan, atau tidak ada masakan di rumah.

Demikian pula istri yang memiliki bahasa cinta 'sentuhan fisik', ia akan tetap merana walaupun setiap hari diberi hadiah istimewa oleh suami. Bahasa cinta 'sentuhan fisik' lebih membutuhkan kedekatan fisik dengan suami, senang disentuh lembut, dibelai mesra, sering dikecup dan dipeluk hangat. Hal itu jauh lebih membahagiakan istri daripada aneka jenis hadiah.

Pada contoh kasus keluarga Budi dan Novie, kita menjadi mengerti bahwa bahasa cinta Novie adalah kata-kata apresiasi. Ternyata Budi tidak pernah memberikan itu, maka wajar jika Novie meragukan cinta Budi. Walaupun Budi sudah menjalankan kewajiban sebagai suami dengan baik, bahkan masih menambah dengan memberikan banyak hadiah kepada Novie, namun bukan itu tipe bahasa cinta Novie. Tentu Novie senang dengan semua pemberian Budi, namun akan sangat membahagiakan bagi Novie jika Budi sering mengekspresikan kata-kata apresiasi. Karena itulah ekspresi cinta yang diperlukan Novie.

Ternyata bahasa cinta Budi adalah saat berkesan, maka ia merasa tidak medapat perhatian dari Novie, sebanyak apa pun Novie memberikan pelayanan kepada dirinya. Novie sudah lelah setiap hari melakukan pekerjaan rumah tangga. Rumah menjadi bersih dan rapi. Teh panas dan pisang goreng selalu ada di meja setiap Budi pulang dari kerja. Namun, yang lebih diperlukan Budi adalah ditemani Novie. Bagi Budi tidak penting rumah berantakan dan tidak rapi, yang penting ada Novie menemaninya saat di rumah.

Dari sini Anda mulai mengerti mengapa ada suami atau istri yang merasa tidak dicintai oleh pasangannya, padahal pasangan merasa sudah mencintai sepenuh hati. Jawabannya adalah karena ia dicintai dengan bahasa cinta yang bukan miliknya.

Jadi, tahukah Anda, apa bahasa cinta pasangan Anda? Mari coba kita dalami.

Tanki Cinta

Setiap manusia memiliki ‘tanki cinta’ yang perlu diisi. Tanki cinta ini adalah sebuah tanki virtual, yang berisi hasrat untuk mencintai dan dicintai. Apabila tanki cinta diisi dengan bahan yang tepat dan penuh oleh pasangan, maka orang itu akan merasa menjadi manusia paling bahagia di dunia. Ia merasa beruntung memiliki pasangan yang sangat mencintai dirinya sepenuh jiwa. Sebaliknya, apabila tanki itu kosong tanpa isi, menyebabkan seseorang hidup dalam kekosongan cinta, merasa hampa walaupun sudah berkeluarga dan memiliki pasangan yang mencintai dirinya.

Mengapa tanki cinta bisa kosong sehingga seseorang merasa tidak dicintai oleh pasangan? Sebab pertama karena pasangan memang tidak mencintainya, atau tidak pernah mengekspresikan cinta kepadanya. Tidak pernah mengisi tanki itu dengan cinta. Sebab kedua, karena pasangan mengekspresikan cinta dengan bahan yang tidak sesuai dengan tipe tanki. Walaupun pasangan sudah mengisi tanki, namun dengan bahan yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Rupa-rupanya, tanki cinta harus diisi dengan bahan yang tepat sesuai dengan tipenya.

Tiap tanki itu memiliki 'bahasa cinta' yang berbeda-beda. Tidak sama antara satu orang dengan orang lainnya. Setiap bahasa cinta, memiliki karakteristik dan tuntutan sikap yang berbeda pula. Oleh karenanya, apabila Anda mampu mengenali bahasa cinta Anda dan bahasa cinta pasangan, kemudian mampu mengekspresikan cinta sesuai tipe pasangan, maka rumah tangga Anda akan langgeng dan bahagia. Menjadi sangat penting bagi kita semua untuk mengenali bahasa cinta pasangan. Karena inilah bahan yang sesuai untuk memenuhi tanki cinta pasangan kita.

Sebaliknya, kendatipun Anda memiliki cinta yang sangat luar biasa kepada pasangan, namun mengekspresikan dengan cara yang tidak sesuai dengan tipe bahasanya, ia tetap merasa tidak Anda cintai dengan sepenuh hati. Suami atau istri merasa tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang dari pasangan, atau bahkan merasa tidak dicintai oleh pasangan, hanya karena pasangan tidak tepat dalam mengekspresikan cinta kepadanya. Ekspresi cinta yang diberikan, tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Tanki cinta diisi dengan bahan yang tidak dibutuhkan atau tudak sesuai kebutuhan.

Gary Chapman dalam bukunya "The Five Love Languages: The Secret to Love That Lasts" (2009) menyatakan, ada 5 (lima) bahasa cinta yang perlu diketahui jika ingin hubungannya dengan pasangan menjadi langgeng. Lima bahasa cinta itu adalah:

1. Kata-kata apresiasi

2. Waktu berkesan

3. Hadiah

4. Pelayanan

5. Sentuhan fisik

Apakah Anda tahu bahasa cinta Anda sendiri? Apakah Anda tahu bahasa cinta pasangan? Anda harus tahu. Kalau tidak, Anda bisa mudah sakit hati karena merasa sudah melakukan dan memberikan banyak hal kepada pasangan namun masih dianggap tidak mencintai pasangan.

Saya akan membahasnya satu per satu, insya Allah.

Selamat pagi, selamat beraktivitas, selamat beribadah Ramadhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun