Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menikah tapi Tetap Sendiri

13 September 2016   14:49 Diperbarui: 13 September 2016   20:57 5700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kondisi keluarga yang normal, ada pembagian peran antara suami dan istri. Masing-masing melaksanakan peran sesuai pembagian dan kesepakatan di antara mereka. Namun, dalam situasi yang bercorak khusus, seperti dalam perceraian, kehidupan single parent, atau seperti kisah Romlah, maka keterampilan hidup berumah tangga menjadi sangat penting dimiliki baik oleh suami maupun istri. Ketika harus hidup sendiri, maka semua peran bertumpu kepada dirinya. Tidak ada tempat berbagi.

Contoh keterampilan praktis berumah tangga adalah memasak, mencuci baju, menyeterika, membersihkan rumah, membereskan perlengkapan dapur yang rusak, menjahit pakaian, dan lain sebagainya. Semakin banyak keterampilan praktis dikuasai, semakin banyak pula kemanfaatan yang akan didapatkan.

Kadang dijumpai seorang suami yang bahkan tidak bisa membuat teh sendiri, hanya karena merasa bisa menyuruh sepuluh orang pembantunya. Ada istri yang tidak bisa menyeterika baju, karena tergantung dengan jasa laundry. Meski demikian kondisinya, keterampilan praktis kerumahtanggaan tetap diperlukan,

  • Jiwa Survival

Kisah Romlah adalah contoh nyata jiwa survival. Secara naluri, Romlah telah melakukan berbagai usaha halal untuk menyambung kehidupan diri dan dua anaknya. Ia memiliki jiwa survival yang tangguh. Didikan dan pembiasaan dari kedua orang tuanya sejak kecil, menyebabkan Romlah tahan menderita hingga dewasa.

Baginya, melewati kepahitan hidup itu sudah biasa. Bukan hal yang mengagetkan baginya. Kedua orang tuanya hanya petani miskin di desa, sudah biasa hidup serab apa adanya, bahkan sering kekurangan. Bentukan kehidupan seperti ini secara alami telah menumbuhkan jiwa survival dalam diri Romlah.

Jiwa survival ini membuat seseorang bisa keluar dari kesulitan hidup. Jiwa ini yang mengajarkan ketajaman indera dan analisa, pandai melihat sekecil apa pun peluang, dan tidak malu untuk melakukan sesuatu yang diperlukan bagi upaya menyambung kehidupan. Orang kaya raya karena warisan bisa membahayakan masa depannya, jika tidak diimbangi dengan jiwa survival. Kekayaan warisan bisa habis dalam sekejap, sementara jiwa survival tidak bisa muncul dalam sekejap. Maka harus selalu diasah dan dijaga

  • Keterampilan Sosial

Bangsa Indonesia terkenal memiliki jiwa sosial yang tinggi, apalagi bagi mereka yang tinggal di desa. Tinggal bersama orang-orang yang memiliki jiwa gotong-royong tinggi, saling membantu dan saling peduli, sesungguhnya menjadi modalitas untuk tetap bisa bertahan hidup dalam kondisi sesulit apa pun. Salah satu faktor yang menyebabkan Romlah bisa terus bertahan hidup bersama kedua anaknya adalah sifat sosial ini. Ia tinggal di desa di mana semua orang saling peduli dan saling berbagi.

Namun ini tidak akan terjadi jika ada seseorang yang bersikap antisosial di desa itu. Masyarakat akan enggan untuk menolong dan berbagi dengan tipe orang yang menampilkan perilaku antisosial.

Maka keterampilan sosial menjadi sangat penting agar bisa hidup damai bersama masyarakat yang saling menjaga satu dengan yang lainnya. Romlah dengan mudah mendapatkan bantuan dan uluran tangan jika memerlukan, namun Romlah lebih memilih untuk bersikap mandiri dengan mengoptimalkan semua yang ada pada diri dan lingkungannya.

Tidak seorang pun menghendaki kemalangan dalam kehidupan. Namun semua orang hendaknya menyiapkan diri untuk menghadapi situasi dan kondisi apa pun dalam sepanjang rentang kehidupannya. Dengan memiliki sejumlah kesiapan tersebut, akan membuat semua orang bisa lebih cepat dalam proses penerimaan dan penyesuaian diri, termasuk cepat untuk melenting berdiri bangkit kembali, jika suatu ketika ditimpa kemalangan yang tidak pernah diharapkan. Tanpa teori yang dipelajari, Romlah telah memiliki berbagai sisi kesiapan untuk menghadapi apa pun kejadian dalam kehidupan.

Itu yang membuat Romlah tetap tegar menghadapi kenyataan. Pernikahan yang tidak memberikan kepadanya nuansa kebahagiaan seperti ekspektasi. Menikah, namun tetap sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun