Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menikah tapi Tetap Sendiri

13 September 2016   14:49 Diperbarui: 13 September 2016   20:57 5700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak ada seorang pun di antara kita yang mau bernasib sama dengan Romlah, bahkan Romlah pun jika ada pilihan pasti tidak mau mengalami nasib seperti yang tengah dialaminya. Namun kadang suasananya membuat kita tidak bisa memilih. Situasi yang dialami Romlah memaksa dia untuk menghadapi dan menjalani semua dengan cara yang dia bisa.

Karena kemalangan, kesengsaraan, kenelangsaan dalam kehidupan bisa terjadi kepada siapa pun dan kapan pun, maka hendaknya semua dari kita memiliki sejumlah usaha untuk menyiapkan diri. Ada sejumlah hal yang bisa disiapkan dalam kehidupan, bukan karena mengharapkan kejadian buruk menimpa, namun sebagai upaya cerdas menghadapi semua kemungkinan dalam kehidupan.

Berikut beberapa bekalan yang perlu kita miliki dalam kehidupan.

  • Kekuatan Jiwa

Sebagai insan beriman, kita semua memiliki modalitas yang sangat utama, yaitu keimanan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, Allah Subhanahu Wata’ala. Keimanan kepada Allah ini menjadi fondasi bagi kekuatan jiwa kita bahwa semua yang terjadi dalam kehidupan adalah bagian dari kehendak-Nya untuk menguji kita. Secara sadar kita mengetahui bahwa hidup adalah lahan ujian, sedangkan akhirat menjadi tempat pembalasan bagi semua kebaikan maupun keburukan.

Jika memiliki kekuatan jiwa, kita akan sanggup menghadapi berbagai macam kondisi dan situasi kehidupan. Saat mendapat ujian berupa kekayaan, kesuksesan, kekuasaan, kemenangan, maka tidak akan membuat sombong dan congkak. Sebaliknya saat mendapat ujian berupa kemelaratan, kemalangan, kekalahan, kebangkrutan, juga tidak menjadi berputus asa apalagi sampai kufur. Kekuatan jiwa seperti ini yang menyebabkan seseorang selalu memiliki spirit dalam kehidupan. Tidak mudah putus asa, tidak mudah mengeluh, tidak mudah menyerah.

Pada contoh Romlah, kita mendapatkan ketegaran dan kekuatan jiwa yang luar biasa. Mampu menjalani hidup dengan kedua anaknya, walau tentu ada kepedihan yang kadang tidak bisa disembunyikan, namun ia tidak bersikap vatalistik. Kemalangan yang menimpa dirinya bisa dihadapi dengan menjalani hidup secara lebih berhati-hati, serta semakin mendekatkan diri kepada Allah melalui serangkaian kegiatan ibadah.

  • Keterampilan Usaha

Tidak kalah pentingnya adalah keterampilan berusaha atau bekerja produktif. Sangat banyak lahan usaha atau kerja, bukan hanya di sektor formal seperti kerja kantoran. Kegiatan produktif bisa dilakukan di mana saja, bukan hanya di sektor formal, namun bisa berbentuk industri dan bisnis rumahan. Bahkan dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi menyebabkan berkembang pula peluang usaha melalui media online. Keterampilan bekerja dan menghasilkan uang diperlukan untuk melatih dan mengasah potensi diri.

Seorang ulama bahkan menasehati kita, “Berniagalah walaupun kalian sudah kaya.” Hal ini karena kekayaan materi itu tidak kekal. Bisa saja sewaktu-waktu hilang dalam waktu sekejap.

Namun keterampilan perniagaan akan menyelamatkan orang dalam situasi yang sulit sekalipun. Sebagai istri, walau sekaya apa pun sang suami, tidak ada jaminan bahwa kekayaan itu bertahan hingga akhir usia. Juga tidak ada jaminan bahwa ia akan hidup selamanya dengan dirinya. Maka memiliki keterampilan usaha menjadi sangat penting untuk berjaga-jaga menghadapi segala risiko kehidupan.

  • Keterampilan Mendidik Anak

Mendidik anak adalah kewajiban orang tua, baik ayah maupun ibu. Mendidik anak bukan hanya kewajiban ayah, bukan hanya kewajiban ibu. Oleh karena itu, keterampilan mendidik anak harus dimiliki oleh suami maupun istri. Dalam contoh kasus kematian salah satu pihak, misalnya istri meninggal terlebih dahulu, maka suami wajib terus mendampingi dan mendidik anak-anak hingga mereka dewasa. Demikian pula dalam contoh perceraian, lalu anak-anak ikut salah satu dari kedua orang tua yang berpisah itu, harus tetap mendapat pendikan terbaik dari orang tua yang mengasuhnya.

Keterampilan mendidik anak diperlukan baik dalam suasana normal, ketika suami dan istri hidup harmonis dan bahagia, maupun dalam suasana yang tidak normal, seperti kejadian keluarga Bang Toyib. Jangan sampai anak terlantar urusan pembinaan dan pendidikannya disebabkan persoalan yang tengah melanda orang tua mereka. Siapa pun yang mengasuhnya, baik ayah saja, ibu saja, atau ayah dan ibu, maka keterampilan mendidik anak sangat diperlukan dalam kehidupan berumah tangga.

  • Keterampilan Praktis Berumah Tangga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun