“Oke mas, aku mau yang Senggani saja”, jawab saya.
Teman-teman saya segera memilih jenis kopi yang berbeda. “Biar nanti kita bisa saling merasakannya”, itu mengapa kami berlima pilihan kopinya sengaja dibuat berbeda.
Dengan cekatan Mas Pepeng menuangkan air panas ke serbuk kopi. “Airnya 84 derajat saja”, kata Mas Pepeng.
“Bukan air mendidih mas?” tanya kami.
“Nanti kopinya gosong kalau disiram air mendidih”, jawab mas Pepeng sambil bekerja menyeduh kopi.
“Berapa lama menyeduh mas?”
“Tiga menit saja. Tidak boleh lebih dari tiga menit”, jawabnya.
Sambil menyeduh kopi, mas Pepeng selalu mengajak kami bercerita.
“Kopi itu komunikasi”.
“Kopi itu karya seni”.