Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Panduan "Searching" dan "Googling" Calon Istri

1 Agustus 2016   08:17 Diperbarui: 2 Agustus 2016   01:40 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: www.ultraupdates.com

Orang-orang tua kita sejak zaman dulu telah sering memberikan nasihat, agar cermat dalam memilih calon istri. “Memilih istri itu tidak boleh seperti membeli kucing dalam karung”, itu istilah yang sering kita dengar. Sebuah nasihat yang muncul dari “zaman karung”, yang belum mengenal teknologi android dan blackberry. Menggambarkan agar memilih calon istri dengan teliti, mencermati berbagai kondisi, dan mempertimbangkan banyak aspek. Jangan asal pilih tanpa pertimbangan yang matang, bahkan tanpa melihat “barang”nya sama sekali. Belum pernah bertemu, belum pernah berkenalan langsung, belum pernah melihat seperti apa orangnya. Itu yang dimaksud “memilih kucing dalam karung”.

Sekarang sudah tidak ada orang menjual kucing dalam karung, karena dijual secara online. Lengkap dengan gambar dari berbagai sisi, keterangan profil, metoda pembayaran, pengantaran dan lain sebagainya. Maka problem orang di zaman sekarang, justru dibuat bingung oleh karena tidak ada karung. Tidak ada yang disembunyikan, semua bisa transparan dan terang-terangan. Manusia zaman cyber memilih istri melalui jejaring sosial, bisa memilih jutaan perempuan dengan sangat mudah melalui aktivitas di media sosial.

Foto profil di BBM, WA, Line, Telegram, Facebook, Twitter dan berbagai fitur komunikasi lainnya, bisa menjadi sarana untuk melihat, mencari dan mencermati penampilan wajah atau tubuh seseorang. Ada orang yang sengaja sering mengganti foto profilnya agar mudah dilihat, mudah dicermati dan dicari oleh orang-orang yang tengah mencari pasangan. Penggantian foto profil bisa merupakan “modus” agar orang lain mudah tertarik dengan dirinya, karena dipasang pose yang paling menarik bahkan paling menggoda.

Postingan foto di Facebook, Instagram, Twitter dan media sosial lainnya, juga bisa memudahkan “sosialisasi” diri, namun di saat lain juga sekaligus memudahkan bagi yang berkeinginan searching” istri. Manusia di zaman cyber dengan mudah melakukan aktivitas searching dan googling untuk mencari calon istri, karena di dunia maya telah tersebar jutaan profil perempuan, baik yang lajang maupun telah bersuami. Justru dengan tidak adanya “karung” di zaman ini, semua bisa diketahui, namun juga bisa dikelabuhi dengan teknologi. Photo editor mampu menyulap penampilan wajah menjadi bening kemilau serta memukau.

Banyak manusia di zaman sekarang menemukan jodoh melalui jejaring sosial di dunia cyber. Ini tentu gejala baru, yang tidak pernah dijumpai dan dibayangkan oleh nenek moyang kita di zaman karung. Kondisi ini sama membahayakannya, bahkan bisa jadi jauh lebih berbahaya, dibandingkan gejala “memilih kucing dalam karung”. Agar tidak salah dalam memilih calon istri, hendaknya para jomblowan memiliki dan konsisten memegangi kriteria. Tanpa kriteria yang jelas dan bertanggung jawab, proses searching dan googling istri bisa mendapatkan hasil yang salah dan mencelakakan kehidupannya, dunia maupun akhirat.

Panduan Memilih Calon Istri

Memilih calon istri adalah aktivitas “sesaat” yang berdampak sangat panjang, bahkan hingga ke akhirat. Untuk itu, harus memiliki kejelasan kriteria, calon istri seperti apa yang akan dipilih. Hal ini menjadi sangat penting, mengingat pernikahan harus diniatkan untuk selamanya, sepanjang hidup manusia. Menikah tidak boleh diniatkan untuk sementara waktu, atau untuk coba-coba, atau untuk menuruti rasa penasaran belaka, Menikah itu peristiwa sakral yang tidak boleh digunakan untuk permainan dan percobaan.

Bagi anda para lelaki jomblo yang akan atau tengah berproses mencari calon istri, hendaknya beberapa panduan berikut ini anda penuhi.

  • Calon Istri Anda Harus Perempuan Tulen

Sebagai lelaki, anda harus mencari calon istri yang berjenis perempuan tulen. Agama apapun melarang perilaku pernikahan sejenis, yang pada waktu akhir-akhir ini banyak dilegalkan di berbagai negara. Jika anda merasa tertarik dengan sesama jenis, segera lakukan penyembuhan diri dan pertaubatan, karena itu adalah sebuah penyimpangan. Perilaku gay, lesbi dan biseksual, adalah perbuatan yang terkutuk dalam pandangan agama, yang telah dicontohkan pembinasaan mereka sejak di zaman Nabi Luth.

Maka pastikan, bahwa yang anda pilih sebagai istri benar-benar perempuan. Karena diantara tujuan menikah adalah mengembangkan keturunan, maka tidak akan ada lagi kelahiran dan keturunan jika manusia menikah dengan sesama jenis.

  • Calon Istri Anda Masih Single

Pastikan bahwa calon istri anda belum memiliki suami (gadis), atau sudah tidak memiliki suami (janda). Statusnya harus single atau jomblo, karena anda tidak boleh menikahi perempuan yang sudah memiliki suami. Status “telah bersuami” atau “telah bercerai”, kadang-kadang menjadi persoalan rumit pada kasus mereka yang menikah secara siri. Karena nikahnya siri, jika terjadi perceraian juga bersifat siri. Tidak ada surat keterangan nikah maupun cerai.

Kadang status pernikahan mereka menjadi bahan perdebatan antara suami dan istri, karena istri merasa sudah dicerai dengan ucapan suami, sementara suami merasa tidak pernah menceraikan sang istri. Dalam situasi seperti ini, terjadi situasi “abu-abu” dimana status seorang perempuan tidak jelas. Ia mengaku janda, karena yakin sudah dicerai suami. Namun belakangan sang suami datang lagi merasa diri masih sebagai suami istri, karena belum pernah ada pernyataan cerai darinya. Nah, menikahi perempuan harus yakin seyakin-yakinnya, bahwa ia berstatus tidak bersuami.

Tidak cukup hanya dengan kriteria perempuan dan single, namun anda harus menetapkan kriteria yang sangat fundamental, yaitu kebaikan agama. Memilih calon istri karena landasan kebaikan agamanya, ini yang dimaksud calon istri salihah. Nabi Muhammad SAW telah bersabda :

“Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya atau karena agamanya. Pilihlah berdasarkan agamanya agar selamat dirimu” (riwayat Bukhari dan Muslim).

Dalam pengarahan Kanjeng Nabi, ada empat kepentingan saat pemilihan isteri. Pertama kepentingan ekonomi, yang diungkapkan dengan li maaliha, memilih calon istri karena hartanya. Bahwa seorang laki-laki memilih calon isteri yang memiliki harta sehingga bisa memberikan berbagai fasilitas kemudahan dalam kehidupan setelah berkeluarga nanti.

Kedua kepentingan sosial, yang diungkapkan dengan li hasabiha, karena keturunannya. Seorang laki-laki memilih perempuan dari keturunan yang baik-baik, dan memperhatikan kemampuan reproduksi agar kelak bisa memiliki keturunan yang baik pula. Nabi saw juga bersabda, “Menikahlah kamu dengan perempuan yang besar rasa cintanya lagi subur, karena aku akan membanggakan jumlah kamu yang banyak di hadapan para Nabi kelak pada hari kiamat” (riwayat Ahmad).

Ketiga, kepentingan fitrah kemanusiaan, yang diungkapkan dengan li jamaliha, karena kecantikannya. Seorang laki-laki menikahi perempuan karena faktor kecantikan, sebagai bagian dari pemenuhan kepentingan fitrah dan penguat kecenderungan dan ketertarikan kepada pasangannya. Banyak kaum laki-laki yang sangat memperhatikan kecantikan calon isteri, kendatipun kecantikan itu amat relatif dan bersifat sementara saja. Akan tetapi itulah fitrah kemanusiaan yang cenderung kepada keindahan.

Keempat, kepentingan agama, yang diungkapkan dengan li diniha, karena agamanya. Perempuan dinikahi karena kebaikan kondisi kebaikan agamanya, yang akan menjadi jaminan kebaikan kepribadian dan urusan keluarga nanti. Dengan kepentingan agama ini, seorang laki-laki telah meletakkan pondasi yang kokoh bagi kehidupan keluarga. Itulah sebabnya, Nabi saw menjelaskan dengan, “Pilihlah berdasarkan agamanya agar selamat dirimu”.

Kriteria utama yang harus ditetapkan oleh para lelaki dalam memilih calon isteri adalah agama, yaitu seorang perempuan yang shalihah, yang berakhlak mulia. Tentu saja kepentingan lain tidak diabaikan, hanya haruslah berlandaskan kebaikan agama, bukan yang lain. Dengan kriteria kebaikan agama ini diharapkan kaum laki-laki tidak terjebak hanya oleh faktor-faktor “casing” keduniaan yang justru akan bisa menghinakan dirinya. Kecantikan wajah itu hanya sementara, ada masa dimana kecantikan itu berkurang atau bahkan hilang. Kekayaan juga fana, demikian mudah harta itu binasa dalam waktu sekejap karena bencana sosial atau politik. Kedudukan juga tidak langgeng, betapa banyak orang-orang berada pada posisi terhormat harus turun atau jatuh oleh ketidakpercayaan publik kepada dirinya.

  • Jangan Terjebak Photo Editor

Perbuatan searching atau googling memudahkan terkena jebakan betmen. Foto-foto bertebaran yang tampak sangat cantik menarik, namun ternyata hasil olahan yang sangat canggil dari teknologi foto editor. Maka jangan sampai terjebak casing, jangan melakukan searching sembarangan dengan hanya mengandalkan teknologi. Pilihlah dengan hati, pilihlah dengan nurani, pilihlah dengan pikiran jernih. Jika anda memilih seorang perempuan hanya karena kecantikan, bisa jadi anda merasa sangat berbangga dengan itu. Akan tetapi, laki-laki lain yang melihat isteri anda bisa jadi akan terpikat pula oleh kecantikan itu. Jika banyak orang tertarik dengan penampilan isteri anda –apalagi jika isteri anda tampak amat ramah pada setiap laki-laki— bisa jadi kekhawatiran akan menjadi ritme rutin kehidupan anda.

Nabi Muhammad SAW telah bersabda :

“Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, karena boleh jadi kecantikan itu akan membinasakannya; dan janganlah kamu menikahi mereka karena hartanya, karena boleh jadi harta itu akan menjadikannya sombong. Tetapi nikahilah wanita karena agama.  Budak yang hitam kulitnya tetapi beragama itu adalah lebih utama” (riwayat Ibnu Majah).

Al Qurthubi berkata, “Makna hadits ini adalah, keempat hal (harta, kedudukan, kekayaan dan agama) yang dianjurkan menikahi wanita karenanya, yang demikian itu adalah sebaik-baik hal yang ada; bukannya itu terjadi secara keseluruhan. Bahkan menurut lahirnya, diperbolehkan menikah dengan tujuan tiap-tiap satu dari hal itu, namun tujuan agama adalah lebih utama. Dari hadits ini tidak boleh dimunculkan dugaan bahwa kafa’ah (kesetaraan) itu terbatas pada keempat hal itu saja. Sepengetahuan saya tidak ada seorangpun yang berpendapat begitu, meskipun mereka berbeda pendapat mengenai kafa’ah itu”.

  • Pilih Calon Istri Dengan Cara yang Bermartabat

Ini bukan lagi soal kriteria, namun soal cara memilih. Jangan sembarangan searching atau googling. Jangan semabrangan berselancar di dunia maya untuk mencari dan menemukan calon istri. Mestinya anda mencari di majelis taklim, di forum pengajian, di organisasi kebaikan, di lembaga-lembaga yang terpercaya. Kalau anda mencari di dunia maya, dikhawatirkan mendapatkan calon istri yang maya. Akun palsu, status palsu, foto palsu, kepribadian palsu, alamat palsu, keterangan palsu, kegiatan palsu. Semua serba mudah dipalsukan di dunia maya.

Seoarang klien kami di Jogja Family Center jatuh cinta kepada akun palsu. Seorang perempuan yang mambuat akun fesbuk lelaki, memasang foto macho, memasang kegiatan sebagai lelaki, berkomunikasi sebagai lelaki, hingga akhirnya ada perempuan yang tergila-gila kepada akun tersebut. Mereka berdua berkomunikasi secara japri, semakin intens dan dekat, menemukan kecocokan, dan si perempuan menjadi jatuh cinta kepada akun lelaki tersebut. Ia sama sekali tidak tahu bahwa pemilik dan pengelola akun itu juga seorang peremuan yang iseng dan kurang kerjaan. Mungkin juga kurang waras.

Maka, berhati-hatilah. Jangan sembarangan searching dan googling untuk urusan sepenting ini. Carilah di tempat-tempat yang terhormat. Carilah dengan cara yang bermartabat.

Mataram NTB, 1 Agustus 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun