Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Panduan "Searching" dan "Googling" Calon Istri

1 Agustus 2016   08:17 Diperbarui: 2 Agustus 2016   01:40 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: www.ultraupdates.com

Al Qurthubi berkata, “Makna hadits ini adalah, keempat hal (harta, kedudukan, kekayaan dan agama) yang dianjurkan menikahi wanita karenanya, yang demikian itu adalah sebaik-baik hal yang ada; bukannya itu terjadi secara keseluruhan. Bahkan menurut lahirnya, diperbolehkan menikah dengan tujuan tiap-tiap satu dari hal itu, namun tujuan agama adalah lebih utama. Dari hadits ini tidak boleh dimunculkan dugaan bahwa kafa’ah (kesetaraan) itu terbatas pada keempat hal itu saja. Sepengetahuan saya tidak ada seorangpun yang berpendapat begitu, meskipun mereka berbeda pendapat mengenai kafa’ah itu”.

  • Pilih Calon Istri Dengan Cara yang Bermartabat

Ini bukan lagi soal kriteria, namun soal cara memilih. Jangan sembarangan searching atau googling. Jangan semabrangan berselancar di dunia maya untuk mencari dan menemukan calon istri. Mestinya anda mencari di majelis taklim, di forum pengajian, di organisasi kebaikan, di lembaga-lembaga yang terpercaya. Kalau anda mencari di dunia maya, dikhawatirkan mendapatkan calon istri yang maya. Akun palsu, status palsu, foto palsu, kepribadian palsu, alamat palsu, keterangan palsu, kegiatan palsu. Semua serba mudah dipalsukan di dunia maya.

Seoarang klien kami di Jogja Family Center jatuh cinta kepada akun palsu. Seorang perempuan yang mambuat akun fesbuk lelaki, memasang foto macho, memasang kegiatan sebagai lelaki, berkomunikasi sebagai lelaki, hingga akhirnya ada perempuan yang tergila-gila kepada akun tersebut. Mereka berdua berkomunikasi secara japri, semakin intens dan dekat, menemukan kecocokan, dan si perempuan menjadi jatuh cinta kepada akun lelaki tersebut. Ia sama sekali tidak tahu bahwa pemilik dan pengelola akun itu juga seorang peremuan yang iseng dan kurang kerjaan. Mungkin juga kurang waras.

Maka, berhati-hatilah. Jangan sembarangan searching dan googling untuk urusan sepenting ini. Carilah di tempat-tempat yang terhormat. Carilah dengan cara yang bermartabat.

Mataram NTB, 1 Agustus 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun