Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Para Suami, Jangan Pernah Membentak Istri

15 Juni 2016   10:42 Diperbarui: 4 April 2017   18:24 9242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi :www.ultraupdates.com

“Hal yang paling menyakitkan hati saya sepanjang sepuluh tahun pernikahan adalah, kebiasaan suami membentak saya. Untuk kekurangan dan kesalahan kecil yang saya lakukan, dia langsung marah dan membentak saya. Akhirnya saya menjadi ketakutan setiap bersama suami. Saya merasa lega jika jauh dari suami”, ujar Mawar, seorang istri, di ruang konseling.

Lihatlah, bentakan yang dilakukan suami ternyata telah membuat Mawar menjadi ketakutan dan sekarang mengalami depresi. Dia membayangkan hal-hal buruk akan terjadi terhadap dirinya setiap kali bertemu suami. Bahkan kondisinya semakin memburuk. Karena ketakutan kepada suami, maka situasi mencekam ini membuat Mawar lebih sering melakukan kesalahan. Dampaknya ia lebih sering mendapat bentakan kemarahan suami.

Peristiwa suami marah dan membentak istri, ternyata bukan hanya fenomena di Indonesia saja. Perilaku suami suka memarahi istri ternyata menjadi perilaku banyak masyarakan dunia, termasuk di Amerika. Bahkan di Amerika telah dilakukan sejumlah studi ilmiah untuk meneliti hubungan antara sikap emosional suami dengan kondisi kejiwaan istri. Hasilnya, sangat buruk.

National Institute of Mental Health (NIMH) mencatat, hampir 10 % penduduk Amerika menderita depresi. Salah satu penyebab depresi adalah perilaku kemarahan suami kepada istri. Hal ini lebih diperjelas dengan hasil dari sebuah penelitian di University of Missouri, yang mempelajari hubungan suami pemarah dengan tingkat depresi istri. Para peneliti mengamati interaksi kegiatan kehidupan 416 pasangan suami istri melalui sebuah video berdurasi 20 menit.

Menurut Christine Proulx, seorang peneliti dari University of Missouri, studi itu menunjukkan permusuhan suami berkaitan langsung dengan kenaikan gejala depresi istri. Semakin besar sikap permusuhan dan perilaku antisosial yang ditunjukkan suami akan membuat istri merasa lebih tertekan dalam rentang waktu tiga tahun. Hal ini menandakan, pengaruh kemarahan suami sangat buruk dan negatif bagi istri. Apalagi ketika kemarahan itu bercorak permanen dan terjadi dalam waktu yang panjang.

Sebaliknya, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara kemarahan istri dengan tingkat depresi suami, kecuali ketika tengah ada peristiwa besar pada waktu itu, seperti kematian dalam keluarga atau kehilangan pekerjaan. Menurut Prolux, perempuan tampak lebih rentan dibanding laki-laki ketika ada permusuhan dalam perkawinan. Bisa jadi hal ini terkait pula dengan cara suami dan istri yang sangat berbeda dalam mengapresiasi dan mensikapi kemarahan pasangan.

Jadilah Suami yang Lembut dan Penuh Pengertian

Setelah memahami betapa besar dampak negatif dari sikap marah suami terhadap istri, hendaklah para suami tidak membentak istri. Ya benar, jangan pernah membentak istri. Walaupun ada sikap istri yang tidak disukai suami, atau bahkan ada kekurangan dan kesalahan istri, sampaikan serta bicarakan semua dengan cara yang baik-baik. Nasihati istri dengan ungkapan yang halus dan lembut serta penuh kasih sayang. Ingat, perempuan adalah makhluk yang sangat halus hatinya. Sangat peka perasaannya.

Sekali saja anda membentak istri, itu akan menorehkan puluhan luka. Bukan satu luka. Tapi puluhan luka di hatinya. Istri anda akan merasa terhina, dilecehkan, disepelakan, dibenci dan dijauhi. Ia akan sakit hati dan merasa tidak dimengerti. Ia bisa mengalami rasa sedih yang berkepanjangan, membuat dirinya tidak bersemangat dan tidak berseri-seri. Wajahnya mendung, hatinya murung. Dampaknya akan cenderung negatif bagi dirinya dan diri anda.

Memangnya, apa yang akan didapatkan suami yang suka membentak dan memarahi istri? Apakah semua akan menjadi lebih baik sesuai harapannya? Tentu tidak. Kemarahan tidak mengubah apapun, tidak memperbaiki apapun. Demikian pula bentakan, tidak akan mengubah dan memperbaiki apapun. Nyatanya, yang terjadi justru sebaliknya. Alih-alih mendapatkan perbaikan, yang terjadi justru menimbulkan depresi berkepanjangan.

Jadilah suami yang pemaaf dan penuh pengertian, agar istri nyaman berada di samping anda. Jika dirinya bahagia, ia akan bisa memberikan apa yang anda minta, bahkan lebih dari itu. Bentakan kemarahan menandakan kurangnya pengertian suami terhadap kekurangan dan kelemahan istri. Ingatlah para suami juga memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, maka jangan mudah memarahi istri hanya karena ada sisi yang tidak anda senangi dari dirinya.

Sebaliknya, walau penelitian tersebut menunjukkan kemarahan istri tidak berdampak terhadap gejala depresi suami, bukan berarti istri boleh membentak dan memarahi suami. Istri yang suka memarahi dan membentak suami adalah istri yang tidak bisa memposisikan diri dan menandakan kelemahannya dalam mengendalikan emosi. Semestinya istri menghormati dan menghargai suami walaupun ada kekurangan dan kelemahan suami, karena memang tidak ada suami sempurna. Jangan pernah membentak suami, bicarakan semuanya dengan baik-baik dan penuh kelembutan kepada suami.

Ramadhan Bulan Pengendalian

Bagi para suami yang masih suka marah dan membentak istri, mumpung sekarang bulan Ramadhan, manfaatkan untuk berlatih mengendalikan emosi. Latih emosi anda, olah jiwa anda, normalkan nafas anda, relaksasikan suasana pikiran dan hati anda, agar tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah, tidak mudah emosi. Ramadhan adalah sarana yang sangat tepat untuk melatih pengendalian emosi, dengan pendekatan yang sangat komprehensif.

Ramadhan bukan hanya mengajarkan kita menahan lapar dan dahaga, namun juga menahan nafsu secara keseluruhan, menahan mulut, menahan mata, menahan telinga, menahan kaki, menahan tangan, dari segal hal yang tercela dan tidak bermakna. Ramadhan adalah madrasah pembinaan diri yang sempurna, membuat setiap pribadi mampu melakukan hal-hal terbaik bagi diri, keluarga dan masyarakatnya.

Ramadhan mengingatkan kita semua tentang pintu surga. Salah satu pintu surga didapatkan dari menahan marah, sebagaimana sabda baginda Nabi Saw, “La taghdhab walakal jannah. Jangan marah bagimu surga”. Maka jika ada suami yang masih suka marah dan emosi, masih suka membentak dan mengkasari istri, berhentilah mulai bulan Ramadhan ini. Berhentilah dua detik saja setiap merasa hendak marah. Detik pertama gunakan untuk bertanya kepada diri sendiri, “pengen surga apa tidak?” Detik kedua gunakan untuk menjawab segera.

Jika jawabannya “pengen surga”, maka jangan marah, karena pesan Nabi Saw “jangan marah bagimu surga”. Namun jika jawabannya “tidak pengen surga”, ya sudah terserah saja. Mau marah-marah terus, mau emosi, mau memaki, membentak dan mengkasari istri, toh memang tidak pengen surga. Sepanjang anda mengharap surga, ketahuilah, surga dicapai oleh orang yang mampu menahan marahnya.

Jika usai Ramadhan masih saja suka marah dan suka membentak istri, harus rela untuk datang kepada psikolog atau psikiater untuk memeriksakan diri dan menterapi sifat pemarah tersebut.

Bahan Bacaan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun