Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sepuluh Pertanyaan Fundamental dalam Proses Pernikahan

3 Maret 2016   06:07 Diperbarui: 4 Maret 2016   04:33 9986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanyakan kepada diri anda sendiri, apakah anda siap menjadi bagian dari keluarga besar pasangan hidup anda? Menikah itu bukan hanya bertemunya seorang lelaki dan seorang perempuan yang disahkan oleh agama dan negara, namun menikah sekaligus akan menyatukan dua keluarga besar. Anda tidak akan bisa bahagia jika hanya menerima si dia tetapi menolak orang tuanya. Anda tidak akan bisa bahagia jika si dia hanya menerima anda tetapi menolak orang tua anda.

Menikah itu menyatukan pula dua keluarga besar dalam satu ikatan kekeluargaan. Jangan hanya berpikir sempait, bertemunya anda dengan sia dia. Anda harus sadar sepenuhnya, setelah menikah anda akan menjadi bagian utuh dari keluarga besar pasangan anda. Demikian pula pasangan anda akan menjadi bagian utuh dari keluarga besar anda. Dengan menikah anda memiliki orang tua baru yang anda sebut mertua. Anda harus menerima dan menghormati serta memperlakukan mertua seperti orang tua sendiri.

Anda tidak boleh menolak berinteraksi dengan keluarga besar pasangan. Anda juga tidak boleh membatasi hanya berinteraksi dengan keluarga besar anda sendiri, tanpa melibatkan pasanan anda di dalamnya. Anda dan pasangan anda harus saling belajar dan mendukung untuk berinteraksi dengan kedua pihak keluarga besar secara adil.

9.    Bagaimana aku mengelola rumah tangga bersamanya?

Mengelola rumah tangga itu perpaduan antara teori, seni dan pengalaman. Tentu saja ada sejumlah teori pengelolaan rumah tangga, namun ia bukan sekedar teori, namun suatu seni yang diperkaya dengan pengalaman. Pada kenyataannya kondisi hidup berumah tangga itu selalu penuh dinamika, karena situasi yang dihadapi setiap hari selalu berbeda-beda. Keluarga yang baru saja dibentuk dengan pernikahan, situasinya berbeda dengan ketika mulai ada janin di perut istri. Keluarga dengan bayi kecil berbeda dengan saat anak sudah remaja dan dewasa.

Keluarga dengan satu anak berbeda dengan yang anaknya tiga atau lima. Keluarga yang anak-anaknya masih sekolah berbeda dengan keluarga yang anak-anaknya sudah lulus kuliah. Begitu seterusnya, tidak pernah menghadapi situasi yang sama. Setiap hari ada yang berubah dan berbeda. Siapkah anda mengelola rumah tangga bersamanya dalam rentang waktu panjang dan dengan suasana yang selalu berbeda-beda? Anda harus selalu berada dalam suasana belajar untuk menerima si dia secara apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Anda berdua harus terbuka tentang pengelolaan ekonomi keluarga. Jika anda berdua sama-sama bekerja dan produktif menghasilkan uang, bagaimana pola pengeluaran keuangan anda? Bagaimana cara anda berdua untuk mencukupi keperluan hidup berumah tangga? Jika yang bekerja hanya suami saja, bagaimana anda harus mengelola sumber keuangan dan menyalurkan untuk semua pos yang diperlukan dalam kehidupan keseharian? Hal-hal seperti ini harus anda pahami dari awal, agar muncul kecurigaan, kekecewaan dan tuduhan satu dengan yang lain.

Anda harus meneriuma realitas keterkejutan anda untuk melihat hal-hal dari pasangan yang belum pernah anda ketahui sebelumnya. Itulah dinamika hidup berumah tangga, dimana anda dan pasangan hidup anda harus selalu bersedia untuk saling menerima, saling memberi, saling menjaga, saling menghormati, saling mengahrgai dan saling menyesuaikan diri.

10. Siapkah aku memiliki anak?

Salah satu tujuan berumah tangga adalah memiliki anak keturunan. Apakah anda siap menerima kehadiran buah hati, kemudian mengurus, mendidik dan menghantarkannya hingga dewasa? Bahkan seandainya kehadiran janin ini di luar perencanaan anda berdua, atau tidak dikehendaki oleh anda berdua. Anda harus benar-benar siap secara mental spiritual, siap secara fisik dan finansial untuk menyambut kehadiran anak dalam kehidupan pernikahan.

Bagi anda calon istri, apakah anda siap hamil dan melahirkan dengan segala resiko dan penuh rasa cinta terhadap janin anda? Anda tahu ada sangat banyak kesibukan tambahan akibat kehamilan dan melahirkan. Anda harus lebih pandai dalam membagi waktu, perhatian, tenaga dan pikiran setelah kelahiran anak. Agar semua tetap seimbang dan tetap terkelola dengan sebaik-baiknya. Anak akan sangat lengket dengan anda, karena sejak dalam kandungan sudah bersama anda, setelah kelahiran langsung meminum air susu anda, dan anda selalu mengurus semua keperluan anak 24 jam sehari semalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun