Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ngopi di Bukit Menoreh

22 Januari 2016   05:57 Diperbarui: 22 Januari 2016   19:23 2107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="kedai kopi menoreh pak rohmat"][/caption]Anda pernah membaca serial Api di Bukit Menoreh (ABM) karya SH. Mintardja? Bagi warga Yogyakarta, kisah ABM itu demikian terkenal dan melegenda. Kisah itu pula yang membuat perbukitan Menoreh menjadi terkenal.

Selasa (19 Januari 2016) siang saya bersama 22 sahabat dari komunitas Balai Budaya Gambiran (BBG) Yogyakarta mengadakan ekspedisi yang kami beri judul NGOPI DI BUKIT MENOREH. Perjalanan itu sendiri merupakan bagian dari program budaya BBG. Kami membiasakan untuk berinteraksi dengan kehidupan masyarakat desa untuk lebih mengenal dan memahami budaya mereka.

Kunjungan kali ini ke sebuah Kedai Kopi yang cukup jauh dari pusat kota Jogja. Namanya Kedai Kopi Menoreh (KKM) Pak Rohmat yang berlokasi di kampung Madugondo, Sidoharjo, Samigaluh, Kulonprogo, DI Yogyakarta. Perjalanan sekitar satu jam dari kota Jogja tidak membosankan karena melewati pemandangan alam yang indah. Keluar kota Jogja kita disambut pemandangan sawah, kebun, perkampungan penduduk dan perbukitan hijau.

Dengan menggunakan tiga mobil, kami tiba di Kedai Kopi Menoreh Pak Rohmat menjelang Duhur. Kedai sederhana ini terletak di pelosok kampung yang tampak sangat alami, di atas perbukitan Menoreh. Halaman KKM cukup sempit sehingga tiga mobil kami harus bergantian masuk untuk mencari posisi parkir.

"Sugeng rawuh Pak", sambut Pak Rohmat hangat dan menjabat tangan kami satu per satu.

Ia selalu menyambut semua tamunya, dan benar-benar diperlakukan sebagai tamu. Bukan sekedar sebagai pembeli atau pecinta kuliner. Pak Rohmat mengantar kami ke kebun belakang rumah. Di sana ada sebuah gazebo sederhana dari bambu. Cukup untuk menampung kami 23 orang.

Gazebo ini terletak di tengah perkebunan milik Pak Rohmat. Di sisi sebelah timur gazebo tampak jurang yang dipenuhi pepohonan rindang. Di seberang sana tampak perbukitan yang juga dipenuhi pepohonan. Benar-benar suasana asri alami. Udara terasa segar karena rindangnya pepohonan dan tingginya lokasi kedai di perbukitan Menoreh. Rasa lelah perjalanan dari kota Jogja segera hilang berganti kesegaran.

[caption caption="kedai kopi menoreh Pak Rohmat"]

[/caption]Layaknya tamu di kampung, Pak Rohmat mempersilakan kami duduk dan menanyakan kabar. Setelah cukup berbasa-basi, kami segera memesan kopi. Beberapa orang di antara kami yang tidak suka kopi memesan 'teh sangit' racikan khas KKM.

Tak lama kopi dihidangkan. Setiap gelas kopi diletakkan di atas nampan kayu yang dirancang sendiri oleh Pak Rohmat. Dalam setiap nampan berisi satu gelas kopi hitam, disertai aneka makanan kampung. Ini satu paket, sehingga setiap tamu mendapatkan satu paket nampan. Makanan ringan yang disajikan berupa kacang godog, tempe mendoan, bakwan dan geblek khas Kulonprogo lengkap dengan cocolannya. Pak Rohmat menceritakan, kita bisa memesan menu lain sehari sebelumnya agar bisa disiapkan.

Tidak sabar kami segera mencicipi kopi hitam panas yang sudah terhidang. Waw, segar dan mantap kopinya. Kopi hitam disajikan asli tanpa tambahan pemanis. Bagi yang ingin menambahkan gula, disediakan gula aren padat, gula pasir serta gula aren cair. KKM menyediakan dua jenis kopi yaitu arabika dan robusta. Keduanya dipetik dan diolah dari kebun Pak Rohmat sendiri.

Pak Rohmat adalah lelaki kampung yang sangat ramah dan bersahaja. Usianya sekarang sudah 52 tahun tapi masih tampak muda, gagah dan segar. Ia mulai usaha berjualan kopi sejak tahun 2010, saat masih menjadi buruh bangunan. Ia menawarkan kopi racikannya ke teman-teman sesama buruh bangunan, dan ternyata banyak yang suka. Akhirnya kopi racikan Pak Rohmat dikenal lebih luas dan mulai dipesan berbagai kafe serta hotel di Yogyakarta. KKM baru mulai beroperasi satu tahun yang lalu, setelah mendapat saran dan masukan dari berbagai pihak.

Puas menikmati kopi panas dan aneka jajanan kampung, adzan duhur pun berkumandang. Kami segera mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat duhur berjama'ah di rumah Pak Rohmat. Usai sholat kami kembali ke gazebo. Sebagian rekan kami berjalan mengelilingi kebun dan menyusuri lembah yang ada di sebelahnya sembari menikmati pemandangan air terjun kecil yang sejuk dan segar.

[caption caption="kedai kopi menoreh Pak Rohmat"]

[/caption]Setelah kembali ke gazebo, kami disuguhi makan siang berupa nasi putih dengan pilihan lauk rica-rica ayam, rica-rica menthok (itik), ayam kukus, sayur lodeh lompong dan lain-lain. Usai makan siang, Pak Rohmat membawakan buah rambutan segar yang baru saja dipetik dari kebun sendiri. Lengkap sudah kenikmatan ini.

Di KKM ini, kita juga boleh ikut menanam pohon kopi di lahan Pak Rohmat, atau ikut memetik dan mengolah biji kopi, bahkan menyeduh kopi sendiri. Sebuah kehormatan bagi saya saat diminta oleh Pak Rohmat untuk menanam satu pohon kopi di samping gazebo. Jika anda berkunjung ke KKM anda akan menemukan satu pohon kopi yang saya tanam, ada tulisan "Pak Cah 19 Januari 2016".

[caption caption="kedai kopi menoreh Pak Rohmat"]

[/caption]Kami juga diminta untuk mengisi buku tamu yang disediakan sembari menuliskan pesan dan kesan. Saya pun menulis beberapa pesan di buku tersebut. Sudah cukup banyak tamu yang menuliskan pesan di buku itu, namun ada satu pesan yang paling menggelitik dari seorang tamu. Ia menulis pesan seperti ini: "Sesungguhnya merugilah umat Allah yang di kedai kopi pesennya mie rebus dan teh gulo batu. Ra sah dolan ning kopian maneh !" Sebuah pesan yang lugas dan jelas. Saya tersenyum geli membacanya.... :)

Sebelum pulang acara kami tutup dengan berdoa bersama yang dipimpin ustadz Khudori Lc. Kami mendoakan agar KKM Pak Rohmat bertambah besar, laris, sukses, lancar, penuh berkah, dan memberi manfaat kebaikan bagi warga sekitar. Pak Rohmat juga berpesan agar didoakan segera punya musholla untuk tempat sholat berjama'ah bagi para tamu maupun warga sekitar. Kami pun mendoakan untuk maksud baik tersebut, dan semoga Allah berikan kemudahan bagi Pak Rohmat yang ingin mengembangkan usahanya. Aamiin.

[caption caption="kedai kopi menoreh Pak Rohmat"]

[/caption]Tepat jam satu siang kami pulang kembali ke Kota Jogja. Sebelum berjalan menuju mobil, Pak Rohmat hadiahkan sebungkus kopi bubuk untuk saya bawa. Kami dilepas dengan senyum ramah Pak Rohmat yang kembali mengulang pesan, "Tolong ya Pak, bantu untuk bikin musholla di kedai kami".

Semoga segera bisa terwujud.

[caption caption="kedai kopi menoreh Pak Rohmat"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun