Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ngopi di Bukit Menoreh

22 Januari 2016   05:57 Diperbarui: 22 Januari 2016   19:23 2107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puas menikmati kopi panas dan aneka jajanan kampung, adzan duhur pun berkumandang. Kami segera mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat duhur berjama'ah di rumah Pak Rohmat. Usai sholat kami kembali ke gazebo. Sebagian rekan kami berjalan mengelilingi kebun dan menyusuri lembah yang ada di sebelahnya sembari menikmati pemandangan air terjun kecil yang sejuk dan segar.

[caption caption="kedai kopi menoreh Pak Rohmat"]

[/caption]Setelah kembali ke gazebo, kami disuguhi makan siang berupa nasi putih dengan pilihan lauk rica-rica ayam, rica-rica menthok (itik), ayam kukus, sayur lodeh lompong dan lain-lain. Usai makan siang, Pak Rohmat membawakan buah rambutan segar yang baru saja dipetik dari kebun sendiri. Lengkap sudah kenikmatan ini.

Di KKM ini, kita juga boleh ikut menanam pohon kopi di lahan Pak Rohmat, atau ikut memetik dan mengolah biji kopi, bahkan menyeduh kopi sendiri. Sebuah kehormatan bagi saya saat diminta oleh Pak Rohmat untuk menanam satu pohon kopi di samping gazebo. Jika anda berkunjung ke KKM anda akan menemukan satu pohon kopi yang saya tanam, ada tulisan "Pak Cah 19 Januari 2016".

[caption caption="kedai kopi menoreh Pak Rohmat"]

[/caption]Kami juga diminta untuk mengisi buku tamu yang disediakan sembari menuliskan pesan dan kesan. Saya pun menulis beberapa pesan di buku tersebut. Sudah cukup banyak tamu yang menuliskan pesan di buku itu, namun ada satu pesan yang paling menggelitik dari seorang tamu. Ia menulis pesan seperti ini: "Sesungguhnya merugilah umat Allah yang di kedai kopi pesennya mie rebus dan teh gulo batu. Ra sah dolan ning kopian maneh !" Sebuah pesan yang lugas dan jelas. Saya tersenyum geli membacanya.... :)

Sebelum pulang acara kami tutup dengan berdoa bersama yang dipimpin ustadz Khudori Lc. Kami mendoakan agar KKM Pak Rohmat bertambah besar, laris, sukses, lancar, penuh berkah, dan memberi manfaat kebaikan bagi warga sekitar. Pak Rohmat juga berpesan agar didoakan segera punya musholla untuk tempat sholat berjama'ah bagi para tamu maupun warga sekitar. Kami pun mendoakan untuk maksud baik tersebut, dan semoga Allah berikan kemudahan bagi Pak Rohmat yang ingin mengembangkan usahanya. Aamiin.

[caption caption="kedai kopi menoreh Pak Rohmat"]

[/caption]Tepat jam satu siang kami pulang kembali ke Kota Jogja. Sebelum berjalan menuju mobil, Pak Rohmat hadiahkan sebungkus kopi bubuk untuk saya bawa. Kami dilepas dengan senyum ramah Pak Rohmat yang kembali mengulang pesan, "Tolong ya Pak, bantu untuk bikin musholla di kedai kami".

Semoga segera bisa terwujud.

[caption caption="kedai kopi menoreh Pak Rohmat"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun