Â
Â
Â
Besok pagi, Jumat 17 Juli 2015 insyaallah seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama melaksanakan shalat Ied. Secara ilmiah didapatkan data, antara metoda hitungan ilmu hisab dengan metode ru’yatul hilal bil fi’li akan mendapatkan hasil yang bersesuaian untuk Iedul Fithri 1436 H ini. Kemungkinan besar Pemerintah beserta NU dan ormas Islam lain yang meyakini metode ru’yatul hilal akan menetapkan 1 Syawal jatuh pada hari Jumat 17 Juli 2015, sebagaimana keputusan Muhammadiyah.
Salah satu tradisi masyarakat kita dalam menyambut Hari Raya Iedul Fithri adalah silaturahim dan saling maaf memaafkan. Setelah shalat Ied masyarakat bersilaturahim ke rumah tetangga, saudara, kerabat dan orang tua atau mertua. Lebaran Iedul Fithri juga menjadi momentum reuni serta pertemuan rutin trah keluarga besar, sebagai ajang menyambung tali persaudaraan setelah setahun tidak saling bertemu.
Tradisi itu sangat baik dan positif apabila mampu diaplikasikan dengan penuh penghayatan, bukan semata-mata formalitas dan ikut-ikutan. Karena silaturahim merupakan bagian dari ajaran agama yang sangat ditekankan dan dianjurkan. Demikian pula saling meminta maaf dan saling memaafkan, merupakan bagian dari ajaran agama sekaligus menjadi pengikat serta perekat hubungan sosial antar individu dan antar komunitas. Walaupun tentu saja untuk meminta maaf dan memaafkan tidak perlu menunggu momentum Iedul Fithri.
Iedul Fithri Bersama Keluarga
Suasana Iedul Fithri juga sangat hangat dirasakan oleh semua anggota keluarga, mengingat hal ini merupakan peristiwa yang sangat berkesan. Setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa, taraweh, tekun tadarus, mengaji dan berbagai kegiatan ibadah lainnya, maka Iedul Fithri merupakan momentum istimewa yang menandakan telah berakhirnya madrasah Ramadhan. Semacam wisuda dalam sebuah pendadaran.
Hendaknya Iedul Fithri dimaknai secara lebih dalam oleh semua anggota keluarga, dengan cara:
- Membayarkan Zakat Fitrah Keluarga sebelum Melaksanakan Shalat Ied
Salah satu tuntunan untuk menyempurnakan ibadah Ramadhan adalah dengan membayarkan zakat fitrah pada akhir Ramadhan. Zakat fitrah bisa diserahkan kepada panitia sampai dengan sebelum pelaksanaan Shalat Iedul Fithri. Selain aspek tuntunan agama, zakat fitrah ini juga terkait dengan aspek sosial kemasyarakatan. Jangan sampai ada warga masyarakat yang tidak bisa makan dan merasakan kebahagiaan saat Hari Raya Iedul Fithri.
Pastikan bahwa semua anggota keluarga sudah dibayarkan zakat fitrahnya, termasuk janin dalam kandungan. Jangan sampai terlupakan karena kesibukan mudik dan menyiapkan pesta lebaran.
- Berangkat dan Pulang Shalat Ied Bersama Keluarga
Shalat Iedul Fithri adalah salah satu syi’ar agama. Maka tempat pelaksanaannya dianjurkan di tempat terbuka yang mudah diakses dan dilihat oleh masyarakat luas. Semua anggota keluarga hendaknya sudah siap berangkat menuju tempat penunaian shalat Ied sejak pagi usai shalat Subuh. Persiapkan perbekalan yang diperlukan untuk shalat Ied, seperti alas untuk shalat jika tempatnya di tanah lapang, juga perbekalan untuk mengisi kotak infak.
Hendaknya semua anggota keluarga berangkat menuju tempat shalat Ied, termasuk jika ada yang tengah haid. Demikian pula pulangnya hendaknya tetap bersama-sama. Jangan membiasakan berangkat sendiri-sendiri dan pulangnya pun sendiri-sendiri. Hal ini untuk menambah suasana kehangatan bersama keluarga.
Ingat, prosesi ibadah Iedul Fithri bukan hanya shalat Ied, namun juga mendengarkan khutbah Ied. Jangan sampai meninggalkan tempat shalat Ied sebelum khatib selesai berkhutbah dan berdoa.
- Bertakbir Bersama Keluarga
Di antara tuntunan saat Iedul Fithri adalah memperbanyak kalimat takbir. Hendaknya semua anggota keluarga diajak mengumandangkan takbir bersama-sama, agar keagungan Allah terkumandangkan di dalam rumah. Demikian pula saat berangkat menuju tempat shalat Ied hendaknya semua anggota keluarga diajak mengumandangkan takbir, baik di dalam mobil, motor ataupun berjalan kaki. Sesampai tempat shalat Ied juga tetap mengumandangkan takbir bersama jama’ah shalat Ied.
Hal ini akan menjadi satu nilai ibadah tersendiri bagi semua anggota keluarga, yang diharapkan akan menambah kehangatan dan kebahagiaan dalam rumah tangga.
- Saling Memaafkan Sesama Anggota Keluarga
Hendaknya suami dan istri saling meminta maaf dan saling memaafkan pada momentum Iedul Fithri ini. Manfaatkan suasana spiritual yang sangat kondusif pada Iedul Fithri untuk membangun kebaikan hubungan bersama pasangan. Jangan sampai sudah jauh bersilaturahim ke rumah keluarga dan kerabat, namun justru tidak saling memaafkan di dalam rumah sendiri.
Demikian pula antara orang tua dan anak, agar saling meminta maaf dan saling memaafkan. Sesungguhnya dosa dan kesalahan terbanyak yang kita lakukan adalah kepada orang-orang terdekat kita, yang setiap hari berinteraksi dengan kita. Bukan kepada orang-orang jauh yang jarang berinteraksi dengan kita.
- Menjaga Ibadah Usai Ramadhan
Setelah Ramadhan, bukan berarti selesai dari aktivitas ibadah. Shalat tarawih memang sudah selesai dengan berakhirnya Ramadhan, namun ada tuntunan shalat malam atau shalat tahajud di luar bulan Ramadhan. Membaca Al Qur’an jangan hanya dilakukan ketika Ramadhan, hendaknya tetap dijaga rutinitasnya di luar Ramadhan. Demikian pula ibadah puasa, ada sangat banyak puasa sunnah di luar Ramadhan.
Pada intinya ajak keluarga untuk tetap menjaga ibadah usai Ramadhan, agar peningkatan ketakwaan sebagai hasil ibadah Ramadhan tetap bisa dipertahankan. Keluarga yang selalu berada dalam ibadah dan ketaatan kepada Allah, telah menyiapkan pondasi sangat kokoh untuk hadirnya keharmonisan dan kebahagiaan mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI