Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Menangkar Burung Jalak Bali dengan Instan, Maunya Tiga Bulan Menjadi Jutawan

28 Januari 2017   14:09 Diperbarui: 28 Januari 2017   18:19 2568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemiripan kandang menyangkut beberapa hal, seperti ukuran, bentuk, suhu ruangan, sirkulasi udara, dan pencahayaan. Adapun perawatan harian berkaitan dengan pakan, minum, dan jadwal pemberian pakan dan air mandinya. Terus yang ketiga berkaitan dengan lingkungan ini menyangkut tingkat kebisingan, ada tidaknya orang lalu lalang di depan kandang, adanya predator semacam ular, tikus, atau kucing.

Semakin mirip faktor-faktor tersebut dengan tempat yang lama, maka biasanya penyesuaian di tempat yang baru semakin baik. Namun, jika pemilik baru tidak bisa mengondisikan kemiripan kandang, kebiasaan perawatan maupun keadaan lokasi dengan segenap faktor-faktornya tersebut maka kegagalan penangkaran sangat potensial untuk muncul.

Makanya sering kali saya sarankan kepada calon penangkar burung jalak bali yang menghubungi saya adalah hendaknya mereka membeli bibit burung jalak bali yang berusia muda. Bibit burung jalak bali yang kita tangkarkan sejak usia muda biasanya relatif lebih bagus dibandingkan dengan membeli burung yang sudah dewasa. Hal ini bisa dinalar dengan beberapa alasan.

Pertama karena bibit burung yang masih muda, dia memiliki tenggang waktu yang relatif cukup untuk beradaptasi dengan kandang dan lingkungan yang baru. Dan dalam hal menangkarkan burung, adaptasi adalah kunci.

Kedua, dengan membeli bibit yang masih berusia muda, kita bisa merawat burung dengan sebaik-baiknya. Rawatan berupa pemberian makan, minum, kebersihan kandang, dan lain-lain bisa kita berikan secara maksimal. Jika perawatan kita baik, burung akan sehat dan bisa berproduksi dalam waktu yang lebih lama dibandingkan dengan burung yang dirawat dengan asal-asalan.

Ketiga membentuk mental wirausaha perburungan. Dalam dunia wirausaha mental serbainstan itu tidak baik, apalagi wirausaha perburungan di mana tingkat kegagalannya lumayan tinggi. Jika kita bermental instan, akan sangat gampang untuk menyerah sebelum burung bertelur.

Faktor mental ini sama sekali tidak boleh dipandang remeh. Mental wirausaha sangat berpengaruh terhadap keberhasilan menangkarkan burung. Coba perhatikan mereka yang sudah berhasil menangkarkan burung, mayoritas mereka telah mengalami jatuh bangun di dunia penangkaran burung. Hanya mereka yang bermental tangguh, ulet, dan tak kenal menyerah yang akan mampu bertahan dalam wirausaha perburungan ini. Jika mental mereka lembek, maunya instan dan cepat berhasil maka dia rentan dengan rintangan.

Dan di lapangan burung lepas kandang, tidak mau bertelur, telurnya dibuang yang jantan itu adalah hal yang sangat biasa. Jika mental kita pinginnya yang serbainstan, rintangan-rintangan semacam ini akan memupus keberhasilan penangkaran kita.

Terus yang juga penting dimiliki oleh seorang penangkar burung, adalah mental otak kanan. Maksudnya? Jadikan diri Anda seorang penangkar burung yang tidak terlalu mengandalkan hitung-hitungan matematika. Karena kita tidak sedang berhadapan dengan benda mati. Kita memiliki empati terhadap burung, maka memiliki kepekaan sebagaimana seorang seniman, harus kita miliki. Singkatnya jadilah manusia otak kanan. Dan tampaknya memang dunia wirausaha perburungan tidak cocok ditekuni oleh mereka yang berotak kiri, yang serba hitungan-hitungan dan bersifat pasti, harus begini harus begitu.

Sebaliknya, dunia perburungan paling cocok didekati dengan model otak kanan, yang sifatnya spekulatif, tidak rigid dalam berhitung dan bertindak, easy going, tidak gampang panik, santai dan enjoy. Tampaknya model pendekatan semacam inilah yang disukai oleh burung dalam kandang. Jika antara penangkar dan burungnya sudah saling menyukai, menemukan kesamaan, maka burung akan merasa betah di kandang. Jika mereka betah, maka mereka akan bisa bertelur dengan tenang, mengerami telur dengan betah sampai menetas dan kelak dia juga akan telaten memelihara anaknya sampai siap untuk kita panen. Asyiikk.... Begitu kira-kira.... 

(Pak Syam Penangkar Burung Jalak Bali Klaten)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun