Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Burung Jalak Bali, antara Penangkar 'Ndeso' dan Industri Penangkaran

5 Oktober 2016   16:27 Diperbarui: 5 Oktober 2016   18:39 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada setiap tahapan di atas burung jalak bali membutuhkan asupan gizi dan perawatan yang maksimal. Dengan asupan gizi dan perawatan yang maksimal maka akan bisa menghasilkan burung jalak bali yang berkualitas tinggi. Burung jalak bali yang sehat fisiknya, indah tampilannya, lincah gerakannya sekaligus subur organ reproduksinya. Cantik luar dalamlah pokoknya . . .

Kesuburan organ reproduksi ini sangat penting terutama bagi para kicau mania yang memelihara burung jalak bali dengan tujuan untuk ditangkarkan. Namun sayangnya kesuburan organ reproduksi ini tidak kasat mata. Dia hanya bisa dibuktikan saat dia sudah memasuki usia dewasa. Pada usia dewasa kesehatan alat-alat reproduksi ini bisa kita lihat dari tingkat produktivitas dan ketahanannya dalam menghasilkan telur dan mengeraminya sampai menetas.

Dari tingkat produktifitas dan ketahanannya dalam berproduksi ini, burung jalak bali bisa dibedakan ke dalam beberapa tingkatan. Ada burung jalak bali yang bisa menghasilkan telur dengan kualitas yang bagus, mengerami telurnya dengan baik sehingga bisa menghasilkan piyik jalak bali dengan banyak dan berkualitas bagus. Ada juga indukan burung jalak bali yang menghasilkan telur dengan kualitas yang kurang bagus sehingga tidak bisa menetas dengan baik. Bahkan ada juga calon indukan burung jalak bali yang tidak bertelur, padahal dari sisi usia dia sudah memasuki usia produksi.

Nah ketiga tingkatan burung jalak bali di atas muncul salah satunya disebabkan karena rendahnya kualitas bibit burung jalak balinya. Rendahnya kualitas bibit ini sangat dipengaruhi oleh riwayat hidupnya, terutama berkaitan dengan riwayat asupan gizinya dan perawatan sejak dia piyik sampai memasuki usia remaja. Jika asupan gizi saat masih piyik bagus dan perawatannya juga sampai memasuki usia remaja juga bagus, maka insya Allah akan menghasilkan bibit burung jalak bali yang bagus.

Dan jika bibit burung jalak balinya bagus maka kelak jika kita rawat dengan baik maka dia insya Allah akan menjadi indukan burung jalak bali yang juga bagus. Indukan yang bagus insya Allah akan produktif menghasilkan piyik dalam durasi yang lama. Ada riwayat yang menceritakan bahwa burung jalak balinya bisa tetap produkti pada usia delapan tahun . . . wessss luar biasa . . .

Pentingnya asupan gizi dan perawatan sejak piyik ini sebenarnya sudah menjadi rahasia umum. Semua penangkar burung jalak bali sudah mengetahuinya dengan baik. Tapiii . . . ternyata “kebanyakan” di antara mereka tidak begitu peduli.

Tidak sedikit di antara para penangkar malah tidak mengamalkan ilmu di atas. Mereka sudah terjangkit penyakit industri perburungan .  . .

Bha ha ha ha . . . kembali lagi ke industri perburungan . . . kembali ke catatan sejarah ha ha ha . . . kembali ke kualitas hidup yang menurun ha ha ha . . .

Bha ha ha ha . . . pak Syam ikut tertawa . . . bha ha ha . . . Puas . . .!!! Puas . . . !!!

Memang kenyataannya begitu kok. Banyak penangkar atau pedagang burung yang sering mengabaikan kualitas burungnya. Mereka hanya befikir tentang bagaimana caranya mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Mendapatkan keuntungan yang besar dari kandang penangkaran burung jalak bali sebenarnya syah-syah saja sih . . . cumaaa . . .Celakanya keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya ini dilakukan dengan cara menyunat anggaran pakan dan perawatan lainnya. Itu yang gak bagus . . .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun