Sebagai tukang burung jalak bali yang militan baik hati dan tidak sombong dia meyakini bahwa, agama islam itu berarti jaminan mutu. Byuh . . .byuh . . . apa maksudnya ini ?
Islam itu mutu, berislam artinya bermutu, begitu prinsip dia. . . . top tenan ya tukang burung jalak bali ini nek kadung ngoceh he he he . . .
Jangan heran, apa lagi kaget ya . . . Biasa saja, soalnya ini sudah menjelang Bulan Ramadhan. Gak usah kaget, kalau si tukang burung jalak bali ini mendadak sholih. Itu biasa, kalau sudah mendekati Bulan Ramadhan memang biasanya si tukang burung jalak bali ini sudah mulai agak-agak religius gitu.
Ini gejala normal saja. Tahun-tahun kemarin juga begitu. Kan umumnya orang Indonesia memang begono. Di bulan lain santai-santai, terus di bulan ramadhan mendadak sholih. Pakai sarung, baju koko dan kopiah. Begitulah penampakan baru si tukang burung jalak bali ini, Ramadhan adalah masa untuk bersholih-sholih ria. . . .
Makanya sekarang ini di penghujung Bulan Rajab ini, benih-benih kesadaran sudah mulai tumbuh di hamparan hati tukang burung jalak bali ini. Dugaan saya benih itu akan terus tumbuh memenuhi hatinya, sampai puncak kesolihannya di pekan pertama Bulan Ramadhan kelak. Setelah itu layu. Hadeuh sayang sekali ya . . . layu . . . semangat hanya sampai pekan pertama Ramadhan saja . . . setlah itu layu, bagai sekuntum bunga yang tidak disiram . . . sayang sekali ya . . .
Biasanya sih yang sudah-sudah begitu, di awal-awal semangatnya tinggi banget melebihi pucuk pohon kelapa samping masjid. Setelah melewati pekan pertama semangatnya terus layu, layaknya kuncup mawar yang tak pernah disiram. Dan pelan namun pasti mulai menghilang . . .hadeuh . . .
Awal-awalnya sih top banget. Sampai pekan pertama Bulan Ramadhan biasanya si tukang burung sangat religius. Siang harinya berpuasa sampai lemes, sholat berjamaahnya rajin banget, habis sholat berjamaah disambung sholat rowatib terus dilanjut tilawah al qur’an. Pokoknya sampai lemeesss . . .
Wah hebat dong ?
Di pekan pertama Bulan Ramadhan ini si tukang burung jalak bali juga sangat berkeinginan untuk menghindari kemaksiatan. Bukankah meski setan-setan sudah dibelenggu kemaksiatan di Bulan Ramadhan ini juga masih berseliweran di sekitar kita ? Maka untuk mensiasatinya si tukang burung jalak bali ini biasanya memperbanyak tidur. Katanya ini adalah strategi paling cocok buat dia buat menghindari maksiyat. Inilah ramuan resep yang dihasilkan dari mendengarkan ceramah para ustadz dadakan yang kultum di masjidnya . . .. . . weleh . . . weleh . . .jos tenan . . . solusi yang. Lanjutkan . . . !!!
Sudah cukup ? Oooo tentu saja masih belum cukup . . .
Malam harinya tukang burung jalak bali ini ke masjid paling duluan. Dia selalu ngincer shof pertama. Padahal di pekan pertama Bulan Ramadhan sholat tarowihnya selalu berjejal sampai masjid tidak mampu menampung jamaahnya. Di pekan pertama Bulan Ramadhan ini mesjid-mesjid seakan-akan pada mengecil semua. Ruangan di dalam masjid menjadi sesak, gak kayak biasanya. Tapi walaupun kondisinya sesak, masih bisa ditembusnya dengan gampang. Hanya dengan mengandalkan sedikit potensi militansinya si tukang burung jalak bali selalu mendapatkan tempat di shof pertama. Lengkap sudah religiusitas dirinya. Puasa sudah, terawih juga sudah . . . mantab !