Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ngaji Kultural ala Pak Syam Tukang Burung Jalak Bali

9 Maret 2016   13:38 Diperbarui: 9 Maret 2016   14:16 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menanggapi hal ini, dengan Allah meyarankan kita untuk tidur dengan bener.“Dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat (  QS an Naba’ (79) : 9 ).

Tidurlah dengan cukup, jangan banyak begadang, agar waktumu bisa di tata secara benar . . .kecapekan siang hari, itu biasanya karena imbas dari kelamaan begadang di malam hari . . .

Ke empat. Pas kita mengeluh dan merasa sia-sia karena telah memberikan jangkrik dan kroto tambahan, indukannya tetap tidak mau bertelur. Mengeluh seperti itu menunjukkan adanya kesalahan niat kita dalam menangkarkan burung. Niat kita terlalu sempit, yaitu hanya untuk mencari duit. Padahal dalam aktivitas menangkarkan burung itu ada banyak persoalan yang terkait. Ada ekonomi, sosial, penyelamatan lingkungan, kasih sayang pada satwa bahkan masalah tauhid lo. Gak percaya ?

Coba cari korelasi antara kesungguhan merawat burung dengan firman Allah “Siapa yang mengerjakan amal kebaikan sebesar biji dzarohpun, niscaya ia akan melihat hasilnya. (QS al Zalzalah : 7 ). Korelasi itu hanya bisa kita temukan jika dan hanya jika kita berfikir dalam kontek tauhid. Percaya saja deh . . . ini ilmu tuwo . . . maqom-nya tingkat tinggi . . .he he he . .

Intinya rawat burungmu dengan baik, perbaiki menu pakannya, maka Allah akan mengirimkan banyak anak burung kepadamu. Jikapun tidak, maka hal itu akan menjadi amal sholih yang bisa kau unduh saat nanti di akhirat. Percaya deh sama saya . . .

Ke lima. Ini soal beratnya menjadi penangkar burung jalak bali, yaitu saat burung-burung jalak bali kita mengalami penurunan produktivitas. Kadang-kadang hal ini bisa menjadikan semangat kita turut melemah, hidup tidak bergairah, badan jadi lungrah, bawaannya suka marah-marah. Tentu saja ini sikap yang salah. Mestinya ?

Karena tugas kita dalam menangkar burung jalak bali hanyalah merawat dengan sebaik-baiknya, soal hasilnya bukan menjadi wilayah kita. Kalau kata orang-orang pinter di tipi itu, tugas kita adalah di wilayah proses, sedangkan hasilnya bukan  menjadi wewenang kita. Setelah kita menjalani prosesnya dengan sebaik-baiknya, selebihnya kita tawakal kepada yang di atas yaitu Allah sang pemberi rejeki. Tentu saja sambil terus ndremimil meminta kepada Allah agar kita diberi anakan burung jalak bali yang banyak. “Berdoalah kepadaku niscaya akau akan mengabulkannya untukmu. (QS al Mu’min : 60)

Ke enam, tentang menghilangkan kesedihan karena burung kita tiba-tiba mati. “Sedih sekali rasanya, burung mati, kok ndilalah yang mati kok burung-burung saya. Penangkar lain itu kok burungnya sehat-sehat semua”.

Saat burung-jalak bali kita mati, bolehlah bersedih sebentar. Ingat bahwa semua makhluk bernyawa itu memiliki batas umur. Ingat burung jalak bali kita mati karena sudah sampai pada batas umurnya, jadi tidak ada yang perlu disesalkan. Burung jalak bali itu juga kayak kita maka “Kullu nafsin dzaiqotul maut (setiap yang bernyawa pasti akan mati)“ juga berlaku untuk burung jalak bali kita. Maknaya jangan sedih, atau bolehlah sedih tapi dikit saja. Sebab jika sedihnya berkepanjangan . . .berarti hati kita masih belum sembuh.

Kita merasa sendirian mengalami nasib seperti ini ? oohhh . . . tidak penangkar lainpun juga mengalami hal yang sama. Tenang banyak temannya kok terlebih lagi Allah juga bersedia menemani kita lo “La tahzan innallaha ma’ana (tenang jangan galau, Allah bersama kita ) QS at Taubah : 40

Ke tujuh . . .ini gongnya “Sesungguhnya bersama kesulitan akan ada kemudahan. ( QS al Inshiroh :6 ). Pegang prinsip ini baik-baik . . . segala kendala yang menghadang penangkar, itu artinya isyarat dar yang di atas bahwa penangkaran burung jalak bali kita akan membesar. Aamiin . . .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun