Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ngaji Kultural ala Pak Syam Tukang Burung Jalak Bali

9 Maret 2016   13:38 Diperbarui: 9 Maret 2016   14:16 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Eh dibilangin kok malah ngeyel. Ini tata krama yang di ajarkan dalam agama kita. Sebagai muslim kita harus mematuhi adab ini,” kata pak Syam menjelaskan.

“Iya deh maaf. Lain kali saya mau ijin dulu sebelum masuk,” kata kang Gino mengalah.

Pak Syam masuk ke ruang dalam untuk berganti pakaian. Dia memakai uniform yang biasa dia gunakan untuk ngurus kandang-kandang burung jalak balinya. Karena tadi dia belum selesai membersihkan kandang-kandang burung jalak balinya, tapi keburu kepotong kumandang adzan ashar, kini dia balik lagi membersihkan kandang-kandang burung jalak balinya tersebut.

“Ayo masuk  . . . mau bantuin bersih-bersih kandang burung jalak bali, apa mau jadi patung penunggu ruang tamu, terserah kamu,” kata pak Syam sambil ngeloyor pergi menuju kandang burung jalak bali yang terletak di bagian belakang rumahnya.

“Ya ikutlah pak Syam dari pada di ruang tamu juga dianggurin,” jawab kang Gino.

“Eh . . .dianggurin gimana, orang sudah disuguh segelas jus jerus sunkis sama semangka gitu,” kata pak Syam.

“Iya tapi kan cuma dikit. Semangka cuma lima potong,” kata kang Gino.

“Eee . . .eee . . .Komentarmu itu menunjukkan kebiasaanmu yang jelek. Kamu itu kurang bersyukur. Orang model kayak kamu ini biasanya gampang sekali mengeluh. Itu sudah rumus, koyo tumbu ketemu tutup. Orang yang kurang bersyukur pasti sukanya mengeluh. Ya kayak kamu ini,” kata pak Syam agak emosi.

“Suka mengeluh gimana . . .pak Syam ini sukanya su’udzon lo. Orang saya ini tidak suka mengeluh kok,” protes kang Gino.

“Lah kemarin itu ngedumel soal burung jalak balimu yang macet ndak mau nelur, badanmu yang capek kurang tidur, beban biaya sekolah anak-anak yang katamu makin berat tak terukur. Iya to ?” kata pak Syam mengingatkan.

“Itu saya tidak mengeluh pak Syam. Itu memang kenyataan . . . aslinya memang begitu.. Burung jalak bali dan cucak rawa saya macet tidak mau bertelur, badan saya kemarin memang capek karena habis kerja bakti sampai gak bisa tidur siang. Itu bukan mengeluh, tapi kenyataan,” kata kang Gino bersungut-sungut, tidak terima kalau dikatakan suka mengeluh dan kurang bersyukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun