Hari berganti, dan Azmi menjalani hari-harinya dengan lebih ikhlas. Ia mengaji lebih sering, berusaha menghafal Al-Qur'an lebih giat, seolah-olah itu adalah persembahan doanya untuk kesembuhan ibunya.
Dua bulan kemudian, sebuah kabar datang yang membuatnya terkejut. Pesantren menerima donasi dari seorang dermawan, dan Ustaz Fadhil memberi tahu bahwa sebagian dari donasi itu diperuntukkan bagi santri yang ingin pulang karena kondisi darurat. Dengan hati penuh syukur, Azmi akhirnya pulang ke kampungnya.
Saat tiba di rumah, Azmi terkejut melihat ibunya yang telah sembuh dari sakitnya. Sang ibu tersenyum menyambut kepulangannya. Mereka berdua menangis, berpelukan penuh haru. Azmi merasa begitu bersyukur atas segala ujian dan kesabaran yang telah ia jalani.
Di malam itu, Azmi berdoa di sisi ibunya. Ia tersadar bahwa segala ujian datang dengan tujuan. Allah mungkin tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan dengan segera, tetapi Dia selalu tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
Di pesantren, Azmi kembali dengan tekad baru, menjalani setiap hari dengan sabar dan penuh ikhlas. Ia mengerti bahwa setiap santri, seperti dirinya, sedang diuji untuk menjadi lebih baik, lebih kuat, dan lebih dekat kepada Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H