"Maafkan Marni, Bu, maaf ...."
Marni berbalik hendak melangkah keluar, entah apa yang dipikirkannya.
"Marni ...!" serumu, mungkin kamu hendak mencegahnya pergi. Marni tak mengindahkan panggilanmu, langkahnya bergegas.
Sesaat kamu terpaku, entah apa yang kau pikirkan, mungkin kau tak percaya bila Marni akan tega meninggalkan kamu dan jasad ibumu.
Kemudian kau menutupi tubuh ibumu dengan selimutnya, ketika kamu melakukan itu, kamu melihat tas warna hitam yang dibawa Marni tadi. Beberapa saat kau hanya membolak-baliknya, mungkin kau ragu akan membukanya.
Setelah beberapa saat, kau tampak sangat terkejut sekali, raut mukamu menunjukan hal itu.
"Marni ...." Sepertinya kamu tak percaya dengan apa yang kamu lihat dalam tas tersebut.
Kau mengeluarkan sebuah boneka jerami dari dalam tas Marni, ya, boneka yang ada sebuah paku besar menancap di perutnya.
Malang, 10 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H