"Bangkitlah, lihat dirimu dalam cermin."
Dea yang sedari tadi berbaring perlahan bangkit. Ia menatap cermin di atas meja riasnya.
"Kenapa wajahmu sama denganku?"
"Aku adalah dirimu, Dea. Kembalilah, jangan berjalan dalam kegelapan yang sunyi tanpa ujung."
Dea menatap lekat perempuan yang mengaku dirinya itu.
"Apa pedulimu?"
"Aku adalah hati kecilmu, dengarlah, aku masih ingin menikmati kehangatan matahari. Ingin menghapus luka dan menyulam cinta yang lain lagi. Lihatlah kecantikanku, pasti masih banyak yang mengharapkan cintaku."
Bimbang menyusup dalam hati Dea.
"Benarkah?"
"Percayalah, Dea."
Dea melihat cermin lagi, ia melihat lebih seksama wajah ayunya. Ketika berpaling, perempuan itu sudah tak ada di sudut ruangan itu.