Wajah Han tampak semakin murung. Ia mengambil sebuah kotak kecil dari dalam saku bajunya.
"Aku tahu, kita sudah berusaha semaksimal mungkin, Nak. Tapi...," Han berhenti berucap, ia memandangi kotak yang dipegangnya.
"Tapi apa, Yah?"
"Kotak ini akan menjadi milik orang lain," jawab Han lirih sambil menundukan muka.
"Ayah mau meninggalkan kami?"
"Sebuah keterpaksaan, Nak. Kalian bisa mencari ayah baru, masih banyak di luar sana yang lebih piawai dari ayah."
Sudut kedua mata Han menitikkan butiran bening, berkilau memantulkan cahaya bulan yang sedikit redup. Ia masih mengenggam kotak itu, keraguan menyergap hatinya.
Lama Ham terdiam sambil menimbang keputusan yang sangat berat ia laksanakan.
Akhirnya, setelah bulat kata hatinya, ia berdiri dan melangkah pergi.
Tuuut tuuut tuuut
Seorang perempuan paruh baya yang sejak tadi duduk di sebelah ranjang sambil membaca sebuah kitab, terkejut mendengar kotak putih di pojok ruangan berbunyi.