Mohon tunggu...
Pairunn Adi
Pairunn Adi Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka fiksi

Seorang Kuli Bangunan yang sangat suka menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Flamboyan di Taman Kota

18 November 2016   19:08 Diperbarui: 18 November 2016   19:43 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pixabay.com

"Aku tidak berani bilang, Mas."

El menundukkan mukanya. Air matanya jatuh lagi di atas meja.

"Sudahlah El, tak perlu menangis lagi. Biarlah aku mengantikannya," aku berucap sambil menghapus lelehan bening di pipinya.

"Apa, Mas?! Jangan! Aku nggak perlu dikasihani!"

"Sebenarnya..., Sebenarnya, aku mencintaimu sejak dulu, El. Tapi..., Aku nggak berani bilang, aku..., aku takut kamu menjauhiku," kataku lirih.

"Tapi, Mas...."

"Sudahlah, El, nggak ada tapi-tapian. Besok aku akan menemui orang tuamu."

"Mas nanti tidak menyesal?"

"Tidak, asal kamu mau membuka hatimu untukku. Aku mencintaimu apa adanya."

Mendengar ucapanku, air mata El semakin deras. Aku pindah duduk di sebelahnya dan merengkuh pundaknya dengan segenap rasa yang selama ini aku pendam. El menyandarkan kepalalnya di bahuku. Ada perasaan damai menyusup dalam dadaku.

"Andai saja...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun