Sementara itu, orang yang dijadikan tumbal, meronta kesakitan. Jeritannya menyayat hati. Darah masih mengucur dari luka tusuk di kaki mereka.
Ketika gerhana hampir sempurna, Tarjo memulai ritualnya. Mantra-pemanggil ia rapal bersama menyalanya dupa dan taburan bunga setaman. Darah perjaka dan perawan ia minum seteguk, dan sisanya ia jadikan dalam satu cawang.
Begitu darah tercampur, tiba-tiba angin kencang berhembus disekitar altar. Pepohonan terombang ambing seakan tidak menyetujui upacara tersebut.
Begitu gerhana sempurna, mantra-pemanggil semakin keras ia rapal. Suasana mencekam. Anging pun semakin kencang.
Dalam gelap, tampak langit seakan terbelah. Dari celah itu munculah Raja Kegelapan. Wajahnya sangat seram, bermata satu, tapi sangat besar pas diatas hidung yang panjang. Mulutnya lebar, gigi bertaring panjang menyilang dari atas dan bawah. Rambutnya panjang menyala seperti api.
Begitu Raja Kegelapan muncul, Tarjo dan Adi sujud menyembahnya.
"Hai..., manusia, apa yang kalian minta dengan memanggilku?" tanya Raja Kegelapan.
Sebelum Tarjo menjawab, tumbal lelaki berteriak.
"Hai...! Iblis! Kembalilah ke tempatmu!"
Tarjo dan Adi terkejut. Tak menyangka bila tumbal lelaki itu bisa melepaskan ikatannya. Dan Raja Kegelapan menatap Tarjo dan Adi dengan amarahnya.
"Kenapa kau permainkan Raja Kegelapan?"