Mohon tunggu...
Paidi Bengkulu
Paidi Bengkulu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah guru di jenjang SMK. Riwayat pekerjaan sy pertama menjadi honorer di SMEAN Bengkulu, dan pada tahun 1999 mengikuti seleksi menjadi PNS Guru dan ditempatkan di SMAN 2 Talo Bengkulu Selatan. Setelah 5 tahun melaksanakan tugas di sana, selanjutnya pada tahun 2004 pindah tugas ke SMKN 1 Kota Bengkulu hingga bulan Desember 2019. Guna peningkatakan karis sebagai guru, selanjutnya mendapatkan amanah dari pemerintah provinsi Bengkulu menjadi Kepala Sekolah di SMKN 4 Kota Bengkulu hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

TEFA Membentuk Generasi Z yang Tangguh

3 Agustus 2024   17:21 Diperbarui: 3 Agustus 2024   17:45 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar : dari https://www.ruangguru.com/blog/perbedaan-gaya-belajar-antar-generasi

6. Pembelajaran Fleksibel dan Mandiri:

  • Pembelajaran Online dan Blended Learning: Menggunakan pembelajaran online atau blended learning (campuran online dan tatap muka) untuk memberikan fleksibilitas kepada peserta didik dalam mengatur waktu dan tempat belajar mereka.
  • Pembelajaran Berbasis Minat: Mendorong peserta didik untuk mengejar proyek atau topik yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, sehingga meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka.

7. Evaluasi dan Umpan Balik Berkelanjutan:

  • Umpan Balik Real-Time: Memberikan umpan balik secara real-time melalui platform digital atau sesi tatap muka untuk membantu peserta didik terus memperbaiki keterampilan mereka.
  • Penilaian Otentik: Menggunakan penilaian otentik yang mencerminkan situasi nyata di tempat kerja, seperti presentasi proyek, laporan teknis, dan demonstrasi keterampilan praktis.

Berikut adalah tahapan pelaksanaan TEFA di SMK:

1. Tahap Perencanaan:

  • Identifikasi Kebutuhan: Tentukan kebutuhan industri dan keterampilan yang relevan untuk peserta didik sesuai dengan program keahlian di SMK.
  • Studi Kelayakan: Lakukan studi kelayakan untuk menentukan potensi keberhasilan TEFA, termasuk analisis sumber daya yang diperlukan, seperti fasilitas, peralatan, dan tenaga pengajar.
  • Kerja Sama dengan Industri: Jalin kemitraan dengan industri terkait untuk memastikan relevansi kurikulum dan peluang magang atau proyek kolaboratif.

2. Pengembangan Kurikulum:

  • Integrasi Kurikulum: Integrasikan elemen TEFA ke dalam kurikulum yang ada, dengan penekanan pada pembelajaran berbasis proyek dan pengalaman praktis.
  • Modul Pembelajaran: Kembangkan modul pembelajaran yang mencakup teori dan praktik sesuai dengan standar industri.
  • Kurikulum Fleksibel: Buat kurikulum yang fleksibel untuk memungkinkan adaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri.

3. Persiapan Fasilitas dan Sumber Daya:

  • Laboratorium dan Workshop: Siapkan laboratorium atau workshop yang dilengkapi dengan peralatan dan teknologi sesuai dengan standar industri.
  • Peralatan dan Bahan: Pastikan ketersediaan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek-proyek praktis.
  • Pelatihan Guru: Berikan pelatihan kepada guru untuk memastikan mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengajar dalam konteks TEFA.

4. Pelaksanaan Pembelajaran:

  • Pembelajaran Berbasis Proyek: Laksanakan pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan peserta didik dalam produksi nyata atau simulasi industri. Untuk tahap pembelajaran dapat menggunakan model 6M yaitu (1) Menerima Order, (2) Menganalisis Order, (3) Menyatakan Kesiapan Mengerjakan Order Mengerjakan Order, (4) Melakukan Quality Control dan (5) Menyerahkan Order
  • Keterlibatan Industri: Libatkan praktisi industri sebagai mentor atau pembicara tamu untuk memberikan wawasan praktis kepada peserta didik.
  • Magang dan Praktik Kerja: Fasilitasi program magang atau praktik kerja di perusahaan mitra untuk memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik.

5. Evaluasi dan Umpan Balik:

  • Penilaian Berkelanjutan: Lakukan penilaian berkelanjutan terhadap kinerja peserta didik melalui proyek-proyek praktis, presentasi, dan laporan.
  • Umpan Balik Industri: Dapatkan umpan balik dari mitra industri tentang kinerja peserta didik dan relevansi kurikulum.
  • Refleksi dan Penyesuaian: Refleksikan hasil evaluasi dan umpan balik untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan pada program TEFA.

6. Pengembangan Berkelanjutan:

  • Peningkatan Fasilitas: Terus tingkatkan fasilitas dan peralatan sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri.
  • Pengembangan Kompetensi Guru: Lakukan pengembangan kompetensi guru secara berkelanjutan melalui pelatihan, workshop, dan sertifikasi.
  • Ekspansi Kerja Sama: Perluas kerja sama dengan lebih banyak perusahaan dan industri untuk meningkatkan peluang bagi peserta didik.

Bapak/Ibu guru dapat  silahkan untuk mengipmplementasikan tahapan pembelajaran TEFA sebagaimana tersebut di atas  di sekolahnya secara efektif, karena TEFA  dapat digunakan untuk  meningkatkan keterampilan teknis peserta didik tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di dunia kerja nyata. Selamat mencoba semoga berhasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun