Mohon tunggu...
Rival Pahrijal
Rival Pahrijal Mohon Tunggu... Lainnya - Masih Pelajar

Long life learning

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pengalaman Masuk dan Lolos Pelatihannya OPPO

28 Juni 2021   10:20 Diperbarui: 28 Juni 2021   10:26 18765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebulan yang lalu aku mengikuti seleksi masuk untuk menjadi promotor di salah satu brand HP terkenal di Indonesia. OPPO. Siapa sih yang tidak tahu brand HP satu ini?

Jika kita jalan-jalan ke toko HP untuk sekedar melihat-lihat atau untuk upgrade HP lama kita dengan HP keluaran terbaru, kita pasti dilayani oleh petugas yang mengenakan pakaian dengan logo atau merk salah satu brand HP yang dijual di toko itu. Entah itu Vivo, Samsung, Oppo, Xiaomi, atau brand HP lain yang ada di toko itu.

Meski memang tidak semua toko HP memiliki petugas khusus tiap brandnya, selanjutnya aku sebut petugas itu promotor. Secara umum, toko-toko yang sudah memenuhi syarat saja yang akan dipinjami promotor. Sedangkan untuk toko-toko yang tidak memenuhi syarat (penjualan per bulannya masih minim) tidak akan dipinjami promotor oleh perusahaan dimana owner toko membeli ponsel tersebut.

Promotor adalah orang yang telah dibekali berbagai macam pengetahuan tentang produk (product knowledge) dan teknik-teknik selling oleh perusahaan HP. Ia bertugas mendobrak penjualan di toko yang bermitra dengan perusahaan. Jika penjualan di lapangan meningkat, otomatis owner toko akan membeli produk lagi ke perusahaan. Sehingga perusahaan untung.

Nah, kebetulan aku punya saudara yang bekerja sebagai promotor di brand OPPO. Katanya, setiap bulan OPPO selalu membuka lowongan pekerjaan untuk posisi promotor ini. Aku yang tengah ingin untuk mencoba bekerja saat itu tertarik dan meminta agar ia memberitahu jikalau OPPO membuka kembali loker tersebut.

Akhir bulan Mei lalu aku diberi informasi loker tersebut. Di sana terpampang syarat-syarat untuk mengikuti seleksi dan juga kontak-kontak yang harus calon pelamar hubungi jiak ia tertarik dengan lowongan itu.

Untuk daerah regional Sukabumi, ada empat area yang mana masing-masing area dipimpin oleh seorang trainer. Saat itu aku belum tahu istilah-istilah ini :D

Aku menghubungi salah satu kontak yang sesuai dengan daerah tempat tinggalku. Responnya cepat sekali! Lantas aku diarahkan untuk mengirimkan berkas lamaranku via email.

Beberapa hari kemudian, sebuah email balasan dari OPPO aku terima. Sebuah undangan untuk menghadiri tes tahap pertama. Psikotes dan interview.

Aku hadir di lokasi yang telah disebutkan di email pagi-pagi betul. Di jadwal tertera bahwa tes akan dimulai pukul 10 pagi. Sedangkan aku sudah tiba di lokasi pukul delapan pagi. Bayangkan dua jam menunggu! Lagi-lagi, bagiku itu tak masalah, kesan pertama harus selalu baik.

Psikotes berupa tes kepemimpinan aku ikuti bersama dengan puluhan peserta lainnya. Hasil tes langsung diumumkan di hari yang sama dan aku mendapatkan nilai sangat kurang. Satu.

Itu artinya di interview aku harus berusaha ekstra meyakinkan pewawancara. Dengan kapasitas dan pengalaman kerja yang minim aku berusaha keras untuk memperoleh nilai maksimal (tiga). Aku menjawab setiap pertanyaan dengan penuh percaya diri. Mempromosikan diri sendiri agar pewawancara tertarik untuk merekrutku.

Pengumuman siapa saja yang lolos ke tahap berikutnya diumumkan dua hari setelahnya pada malam hari. HRD mengumumkan siapa-siapa saja yang lolos ke tahap training. Total dari 40 orang yang mengikuti seleksi, 21 orang lolos dan sisanya ditandai dengan warna merah (tidak lolos).

Dari 21 orang itu, aku salah satunya. Bahagia betul aku saat itu. Tak terbayang aku yang minim pengalaman berhasil meyakinkan calon atasanku kemarin. Dengan itu aku semakin percaya diri. Meski pengalaman kerjaku belum ada, aku percaya mampu melalui tahap selanjutnya yaitu training promotor dengan baik.

Training dibagi dalam tiga tahap yang dibagi dalam tiga hari. Materi training yang diberikan di hari pertama adalah mengenai budaya perusahaan dan basic smartphone. Untuk budaya perusahaan, isinya cukup mudah dipahami karena berkaitan dengan nilai-nilai kerja dan produktivitas yang sudah tak asing di telingaku. Namun untuk materi basic smartphone aku sedikit gelagapan. Aku yang agak "kudet" dengan perkembangan dunia gadget ini sempat merasa down saat itu.

Bahasannya seputar hardware dan software yang ada pada smartphone. Meski pembahasannya masih secara umum dan sekilas saja, namun tetap membuat pikiran dan hati menjadi kalut. Jangankan mengetahui jenis-jenis chipset, panel layar atau baterai. Bedanya RAM dan ROM pun aku baru ingat lagi saat itu. Terakhir belajar RAM ROM itu kelas satu SMP. Wajar lupa, hehe.

Kelas hari itu diakhiri dengan tes. Aku finish di angka 85. Melihat peserta lain yang finish di bawah capaianku, semangat dan kepercayaan diriku kembali. Hanya satu yang nilainya di atasku. Besok-besok, aku harus maksimal, tanpa salah.

Hari kedua membahas tanggung jawab promotor, grooming, dan Appmarket punyanya OPPO. Materi kali ini cukup mudah jika dibandingkan dengan materi sebelumnya. Aku yakin dapat meraih poin penuh di pertemuan kedua ini. Buktinya, aku finish di nilai 97 untuk hari kedua ini. Meski masih berada di posisi kedua, aku cukup yakin dengan raihan nilai ini.

Hari ketiga, roleplay. Tahap yang konon merupakan tahap terberat. Tahap yang paling banyak menumbangkan peserta. Tahap seleksi terakhir. Aku bertekad harus mendobrak poin penuh.

Berbekal hapalan fitur-fitur dan nilai jual OPPO Reno 5, aku percaya diri lolos. Praktek menawarkan produk ke pembeli ini telah tuntas kujalani. Tak hanya menawarkan, kita harus mampu menerapkan teknik-teknik selling secara tepat. Roleplay memang menjadi momok menakutkan bagi kami para peserta. Namun ini harus tetap dijalani.

Esok harinya, pengumuman pun tiba. Dari 21 orang yang lolos tahap training, hanya 12 orang yang akan secara resmi dapat bergabung dengan perusahaan. Setengah tidak percaya, dari 12 orang itu aku salah satunya! Finish di urutan kedua dengan rerata nilai 282 dan nilai roleplay 100.

Akhirnya, aku pun segera mengurus berkas-berkas yang diperlukan untuk melengkapi data-data yang diminta oleh HRD. Sayang, aku harus dihold selama dua bulan. Menunggu usiaku genap 18 tahun

Memang salah dari awal, aku mengaku berusia 18 tahun padahal sebetulnya masih kurang dua bulan. Nanggung, pikirku. Jika saat itu aku mengaku masih 17 tahun, aku tidak akan lolos ke tahap training. Dan aku tak akan pernah tahu alasannya.

Hari-hari selanjutnya aku menimbang-nimbang, sembari menunggu usiaku genap 18 tahun, menimbang antara kuliah atau kerja. Karena untuk kuliah pun sebetulnya aku sudah diberi beasiswa, hanya masih ada beberapa hal yang mesti dibayar secara mandiri. Di sisi lain, keadaan ekonomi keluarga kurang meyakinkan untuk melanjutkan studi itu. Aku ingin setidaknya dengan bekerja dapat meringankan beban ekonomi itu. Meski tidak seberapa.

Beberapa teman, saudara, dan tetangga memberikan masukan agar aku tetap konsisten melanjutkan studi. Insya Allah ada rejekinya, kata mereka. Orang tuaku membebaskan aku memilih. Toh aku yang menjalani, susah atau senang nanti ditanggung sendiri juga, kata mereka.

Akhirnya, setelah memantapkan hati, aku memilih meninggalkan kesempatanku bekerja di OPPO. Harap-harap di kemudian hari aku mendapat nasib yang lebih baik.

Setelah itu, aku mengabari pihak perusahaan atas keputusanku ini. Juga mengabari seluruh teman seperjuangan selama masa training.

Meski terkesan sia-sia, aku tak menganggapnya demikian. Aku sangat bersyukur dan berterima kasih atas kesempatan, ilmu, pengalaman, dan relasi yang terjalin selama masa training. Semua yang kukorbankan baik tenaga, pikiran, uang, dan waktu tak pernah aku sesali. Itu sangat bermanfaat bagiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun