Mohon tunggu...
Rival Pahrijal
Rival Pahrijal Mohon Tunggu... Lainnya - Masih Pelajar

Long life learning

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membait Hari #2

5 Februari 2021   07:12 Diperbarui: 5 Februari 2021   07:30 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menarik diulas
Dari mana hitam yang memulas malam
Dari mana kotor yang melekat pada tanah
Dari mana dingin yang membeku pada es batu
Dan, dari mana panas yang menggeliat pada api yang menjilat
Pun, dari mana sakit yang membekas pada hati yang mengelupas
Ia kehilangan akar tunggal
Yang biasa menghujam, membuatnya bertahan
Hingga layu, luruh bersama angin takdir Tuhan
Hati itu sudah mati, membusuk, tak bisa diobati
Harap-harap lahir hati baru yang lebih kokoh menerima badai

Sukabumi, 2 Februari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun