Mohon tunggu...
Pahmi Labib Mubarok
Pahmi Labib Mubarok Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Administrasi Publik

Terimakasih atas apresiasinya. Tuliskan koreksi sebelum meninggalkan laman ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Cara Menghadapi Quarter Life Crisis, Tips Hidup Bermakna di Usia Muda

24 November 2022   17:30 Diperbarui: 24 November 2022   18:50 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam masa itu, seorang remaja akan menemukan dirinya dalam " dunia lain". Dalam artian dunia yang tidak ia kenal sebelumnya. Ketika dunia bukan lagi tempat bermain, imajinasi dan khayalan melainkan dunia yang penuh dengan pikiran kusut yang sulit diurai, dan beberapa keinginan tidak mudah lagi didapatkan. 

Berbicara tentang kehidupan manusia memang tidak akan ada habisnya. Tak terkecuali kehidupan remaja menuju dewasa atau biasa disebut dengan masa remaja akhir. Masa remaja akhir terjadi dalam rentang usia 18 -- 30 tahun. Usia yang bukan lagi anak -- anak dan belum sempurna dewasa.

Berbagai pertanyaan hidup akan datang  mengisi ruang -- ruang pada pikiran.  Kecemasan, keraguan, dan ketakutan akan masa depan menempati sisi lain di hati seorang remaja. Kemelut yang seperti itu membuat kegalauan yang tidak sebentar. Ia kebingungan tentang tujuan hidup dan bagaimana cara menjalaninya. Kegalauan tersebut dikenal dengan istilah Quarter Life Crisis. 

Mengenal Quarter Life Crisis.

 

Quarter life crisis adalah krisis yang melibatkan kecemasan atas arah dan kualitas hidup seseorang yang paling sering di alami dalam rentang usia 20 -- 30 tahun. Dalam rentang usia tersebut , seorang remaja akan mengambil keputusan -- keputusan besar yang akan mempengaruhi masa depannya. Dimulai dari keputusan berkuliah , karier, sampai jodoh. 

Pengambilan keputusan itu akan membuat pertimbangan panjang yang cukup membingungkan. Karena banyaknya pilihan dan keinginan tapi tidak diimbangi dengan kemampuan dan keadaan. Mereka yang mengalaminya akan merasa kehilangan arah, khawatir, dan galau akan ketidakpastian hidup di masa depan.

Dilansir dari laman YaleMedicine, menyebutkan bahwa 70 persen anak muda mengalami quarter life crisis. Ini menunjukan bahwa krisis ini merupakan sesuatu yang umum terjadi. Tapi tidak dapat disepelekan, karena merupakan suatu proses pendewasaan yang harus dihadapi bukan hanya diratapi.

Menurut peneliti dan pengajar dari University of Greenwich, London, Dr. Oliver Robinson, ada empat tahapan ketika seseorang mengalami quarter life crisis, yaitu :

 1. Merasa terjebak

Pada tahap pertama ini , remaja yang mengalami quarter life crisis akan merasa terjebak dalam keadaan yang sebenarnya tidak diinginkan atau tidak sesuai harapan. Perasaan seperti ini akan membuat galau dan tidak nyaman. Seperti dalam kasus salah jurusan. Tidak sedikit mahasiswa yang merasakan hal seperti itu, dengan dalih tidak sesuai passion dan sebagainya.

 2. Munculnya kesadaran

Setelah merasa terjebak dalam keadaan yang tidak diinginkan maka akan timbul kesadaran. Kesadaran untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Disinilah tahap yang paling penting, berawal dari sadar akan membuka jalan baru kehidupan.

 3. Mulai kehidupan baru

Kehidupan baru yang dimaksud adalah kehidupan yang sesuai dengan keinginan. Remaja yang telah sadar dengan keadaanya dan merasa terjebak akan mencoba merubah pola hidupnya.

 4. Timbul komitmen

Tahap ini adalah tahap terkahir dalam quarter life crisis. Ketika memutuskan untuk memulai hidup yang baru itu merupakan suatu komitmen yang akan mengantarkannya pada kehidupan yang diinginkan.

Kemudian timbul pertanyaan. Kenapa quarter life crisis bisa terjadi ?

Perlu diketahui sebelumnya, bahwa quarter life crisis itu bersifat subyektif. Setiap orang mempunyai jalan hidup dan pengalaman  yang berbeda. Maka faktor penyebabnya juga akan berbeda. Tetapi ada beberapa hal umum yang mendasari krisis ini, diantaranya adalah :

 1. Kecemasan akan masa depan

Ketika seseorang mulai memikirkan masa depannya, kemudia cemas akan sesuatu yang belum terjadi. Itu akan membuat ia galau. Maka timbul ketidak stabilan dalam hidupnya.

 2. Kurang mengenal diri sendiri ( krisis identitas )

Identitas disini bukan hanya berisikan data pribadi berupa nama, tempat tanggal lahir dan sebagainya. Lebih dari itu identitas yang sebenarnya adalah identitas yang dapat merepresentasikan impian, kelebihan, kekurangan, dan karakter. Dengan kurangnya mengenal diri sendiri  akan membuat kita bingung. Mana jalan yang harus kita tempuh.

 3. Adanya tekanan dari dalam dan luar

Tekanan dari dalam yaitu adanya keinginan dari dalam diri untuk menemukan tujuan dan makna hidup. Adapun tekanan dari luar yaitu tekanan lingkungan yang membuat ia harus memikirkan hidupnya dengan serius. Seperti melihat teman yang sudah sukses. Terlebih lagi dengan adanya sosial media, membuat perasan ingin seperti yang lain juga akan mucul.

Perbincangan tentang krisis ini sering kali kita temui dalam obrolan anak muda di tempat-tempat nongkrong. Mereka berbagi pengalaman bagaimana kebingungan mereka dan di tanggapi oleh temannya. Obrolan ini berlangsung cukup lama dan menjadi perbincangan favorit. Dan sampai juga pada pertanyaan

           

Bagaimana cara menghadapi quarter life crisis?

 1. Stop Overthingking

Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk dalam berpikir. Memikirkan masa depan merupakan suatu keharusan sebagai persiapan diri, tetapi ketika memikirkan masa depan sampai membuat cemas tanpa ada pergerakan itu tidak ada artinya. Jangan berspekulasi terlebih dahulu, jalani saja dan berharap apa yang kita inginkan akan terwujud.

 2. Jangan membanding bandingkan

Dengan membanding bandingkan diri kita dengan orang lain akan membuat kita tidak percaya diri, depresi. Ingat titik awal kita berbeda , semua orang akan menemukan momennya. Cukup jalani apa yang kamu yakini.

 3. Kenali diri lebih dalam

Mengenal diri bisa di awali dengan menemukan apa yang kita sukai. Temukan kelebihan dan kekurangan kita. Kelebihan kita dapat diketahui dari apa yang kita suka dan apa yang kita bisa. Hobi kita juga bisa menjadi kelebihan kita. Dengan begitu kita dapat mudah menentukan arah hidup kita kedepannya.

 4. Harus punya mimpi

There is a will there is a way, kita akan terdorong untuk melakukan sesuatu ketika ada impian yang ingin kita capai.

 5. Mulai kebiasaan baru

Membangun kebiasaan baru yang produktif akan membuat kita dapat menghadapi krisis ini.

Pada dasarnya krisis ini merupakan suatu fase yang memang harus dihadapi, bukan dihindari. Ini merupakan proses pendewasaan yang akan membuat kita lebih mengerti tentang makna hidup yang sebenarnya. Jadi jangan terlalu berlarut -larut memikirkannya, take action  untuk menjadi lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun