Mohon tunggu...
Pahliyani
Pahliyani Mohon Tunggu... Freelancer - Hamba Tuhan

Menyukai melamun yang ditemani kopi dan musik, lalu tidak memikirkan apa-apa tentang dunia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Kuasa Menolak Ajakan Pria Tampan Ini

9 Juni 2022   09:47 Diperbarui: 9 Juni 2022   10:13 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Luca Gl on Unsplash   

Sebut saja namaku Jasmine. Seorang gadis imut berusia 23 tahun yang bekerja sebagai guru di sebuah SD negeri. Kegiatanku sehari-hari hanya fokus menjadi guru yang baik. Tidak memiliki pekerjaan sampingan. Gajiku sebagai guru cukup untuk kebutuhanku yang masih gadis.

Lokasi sekolahku bersebelahan dengan sebuah SMP swasta. Bahkan parkiran motor sekolah kami bersatu. Karena lahannya memang terbatas. Jadi, meskipun kami beda sekolah, kami guru-guru SD sangat akrab dengan guru-guru di SMP swasta tersebut. Terkadang sekolah kami bersatu hanya untuk mengadakan makan rujak bareng.

Satu ketika. Aku berangkat kerja. Mengenakan baju waskat, khas guru di hari Senin. Aku memarkirkan motorku yang imut di paling depan parkiran, karena datangnya sangat pagi. Sepeda motorku sangat imut, berwarna biru bergambar tokoh kartun favoritku, Doraemon. 

Saat aku sedang memarkirkan sepeda motorku, aku berkata dalam hati "Lha ini motor Vespa hitam bersih sekali yaa dan anehnya helmnya pun wangi sekali, rasanya aku baru melihatnya, siapa yah pemilik motor ini" Sepeda motorku dan Vespa tersebut bersebelahan. Selanjutnya, akupun bergegas pergi ke kantor dan ke kelas untuk mengajar anak-anak SD yang lucu seperti biasanya.

Selepas bel pulang berbunyi. Aku pulang duluan. Guru-guru yang lain masih asyik nonton drakor bareng di kantor menggunakan layar proyektor. Aneh-aneh memang kelakuan guru-guru di SDku ini. Kalau di SMP sebelah, biasanya guru-gurunya juga suka nonton bareng setelah selesai ngajar, tapi bukan nonton drakor, mereka nonton anime One Piece bareng.

Saat aku hendak mengambil motorku. Aku terkejut "Aduh parkiran penuh lagi, motorku ada di tengah-tengah motor yang lain pula, gimana caranya ngeluarin motorku ya, masa iya aku harus menggeser begitu banyak motor orang sih" Aku mulai bete dengan memanyunkan bibirku.

Aku duduk dengan perasaan bete di hadapan motor-motor yang menghalangi motorku untuk keluar. Tiba-tiba ada cowok kira-kira berusia 25 tahun mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Tingginya kira-kira 170 cm dan sedikit kurus. Dia datang menghampiriku berkata "Nungguin siapa bu? (seluruh guru dipanggil pak/bu)"

"Itu loh aku kesel motorku gak bisa keluar" ucapku dengan wajah kesal nan manja. Langsung tanpa basa-basi si cowok itu membantu mengeluarkan motorku. Aku melihatnya berusaha menggeser-geser motor yang lain, kuperhatikan wajahnya yang tampan dan rambutnya yang berguguran di matanya, dia begitu menawan walau hanya menggeser-geser motor saja. 

Aku tanpa sadar ternyata memperhatikannya sambil melamun. Hingga si cowok bilang "Ini bu motornya udah saya bantu hingga keluar, tinggal dihidupkan lalu pulang deh. Jangan lupa baca basmalah sebelum jalan" Lalu aku terkejut dan tersipu malu karena udah bengong ngeliatin dia "Eh eh ehh, oh iya mas... pak... om... (aku gugup dan bingung harus memanggilnya apa) terima kasih ya" ujarku sambil merapikan jilbab dan menggigit bibirku yang imut.

Selepasnya aku jalan pulang terlebih dahulu dari si cowok tadi. Aku gugup dan panik hingga lupa menanyakan namanya dan dia mau apa di sekolah kami. 

Saat di jalan aku terus kepikiran dan melamun "Ah bodohnya aku, si cowok tadi siapa ya. Kenapa aku tak menanyakan sesuatu kepadanya" Di rumah pun aku terus kepikiran wajahnya yang cool banget saat membantu motorku keluar dari parkiran. Dia datang seperti ksatria yang menyelamatkan tuan putri dari tawanan sekumpulan raja-raja dinosaurus.

Keesokan harinya aku kembali seperti rutinitas biasa. Pagi-pagi berangkat ke sekolah untuk mengajar anak-anak SD yang lucu-lucu itu. Saat tiba di parkiran sekolah, belum juga aku melepas helm dan keluar dari motorku. Tiba-tiba si cowok kemarin datang dan memarkirkan motornya tepat di sampingku. "Oh ternyata dia si pemilik Vespa itu" ucapku dalam hati.

"Pagi bu" ucap si cowok itu kepadaku "Eh iyaa. eh.. pagi pak" jawabku tersipu malu sekaligus kaget. Lalu si cowok tersebut bergegas mengarah ke kantor SMP swasta yang berada di sebelah sekolah kami. Saat dia berjalan sudah sekitar 3 meter dariku aku tiba-tiba bertanya "Pak, ngajar di SMP ya???" Akupun gak sadar kenapa aku bisa tiba-tiba nanya seperti itu.

"Iya bu, saya guru baru. Saya duluan ya" ucap si cowok itu. Tiba-tiba si cowok itu bukannya masuk ke kantornya eh malah balik berjalan mengarah kepadaku dan berkata "Namaku Adam Lefin bu" akupun terkejut dan menjawab "Oh oh iya iya, namaku Jasmine. Salam kenal ya pak" lalu kami pun masuk ke kantor masing-masing.

Saat jam istirahat, aku membuka Instagram. Tiba-tiba ada Adam Lefin follow aku. Dengan semangat langsung aku follow balik. Dan aku stalking akun Instagramnya. "Wow cowok ini cool banget, hobinya Vespa, membaca buku Khalil Gibran dan mendengarkan lagu-lagu The Beatles" ucapku dalam hati dan aku sadar sekarang bahwa aku jatuh cinta pandangan pertama terhadapnya.

Lalu pada sore hari. Notifikasi hpku berbunyi. Kucek "Oh my God, Adam Lefin tanpa basa-basi ngeDM aku di Instagram ngajak dinner malam ini, aduh bagaimana yah apakah harus kuterima atau gak nih ajakannya?" ucapku dalam hati sambil memeluk guling Doraemonku di kamar. Aku sih ingin sekali makan malam berdua Adam Lefin tapi aku bingung apakah aku mendapatkan izin keluar dari ibuku.

Lalu aku pergi ke dapur. Menanyakan kepada ibuku "Bu malam ini aku boleh keluar sama cowok? dinner aja kok, dia baik kok, temenku yang ngajar di SMP samping sekolahku itu loh bu" Ibu menjawab "Gak boleh, nurut kata mama titik"

Aku langsung berkaca-kaca di depan ibuku "Oh ya bu" lalu pergi ke kamar. Aku tak bisa bernegosiasi tentang keputusan ibu. Dia sangat teguh memegang keputusannya apalagi jika dia merasa benar.

Aku menangis di kamar sambil memeluk guling Doraemonku. Pipiku yang lembut dilanda air mataku yang tak berhenti menangis. Aku sedih gak bisa jalan sama Adam Lefin. Sosok yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku sudah 2 tahun tak merasakan jatuh cinta. Aku kesal dengan ibuku tapi aku gak bisa membantahnya. 

Tisu di kamarku berserakan. Aku sangat bersedih. Lagu-lagu galaupun menemaniku dan malah membuatku makin meneteskan air mata. Momen langka di depan mata yang harusnya bisa membuatku merasakan indahnya jatuh cinta masa muda malah hilang begitu saja. Aku tak mau keluar kamar malam ini. Aku masih bersedih hingga tak sadar aku ketiduran dengan hp sebagai bantal tidurku.

Pagi harinya. Kembali aku berangkat pergi ke sekolah dengan motor Doraemonku. Aku berharap bertemu dengan Adam Lefin untuk meminta maaf karena tidak bisa menerima ajakan dinnernya. Aku ingin menggantinya dengan makan bersama di kantin sekolah selepas pulang ngajar. Aku ingin kembali melihat wajahnya yang cool, matanya yang indah dan rambutnya yang sesekali turun menutup matanya. Ingin sekali aku merapikan rambutnya yang kadang-kadang rusak tertiup angin.

Pada saat aku di parkiran sekolah. Aku melihat ada mobil polisi di depan sekolah. Aku terdiam sejenak di parkiran menunggu sebenarnya ada apa ini di sekolah. Lalu ada salah satu guru SMP itu lewat, ku bertanya "Pak, ini ada apa ya? Kok ada polisi?" "Ini bu si guru baru Pak Adam Lefin dilaporkan telah menghamili 3 wanita dan tak bertanggung jawab, ini sih kayaknya hukumannya akan berat buat Pak Adam Lefin" ucap guru SMP tersebut.

"Oh syukurlah, terima kasih Tuhan, terima kasih Ibu" ucapku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun