Mohon tunggu...
padma malikahani
padma malikahani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Content Writer

Hidup Seperti Larry

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Quarter Life Crisis: Mendebarkan atau Menakutkan?

29 Oktober 2024   19:18 Diperbarui: 29 Oktober 2024   19:26 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Freepik.com/Quarterlifecrisis

Quarter Life Crisis sering disebut sebagai masa peralihan dari remaja menuju dewasa, fase ini terjadi pada rentang usia 20 hingga 30 tahun. Berdasarkan fenomena yang terjadi kebanyakan orang merasa berada pada puncak Quarter Life Crisis di usia 27 tahun.

Pada masa ini rata-rata remaja menemukan beragam masalah orang dewasa untuk pertama kalinya. Mulai dari karir, percintaan, relasi bahkan kehidupan sosial. Seringkali para remaja merasa krisis identitas dan cenderung overthinking soal masa depan sampai terjadi pergolakan emosi pada dirinya. Dengan adanya Quarter Life Crisis dapat mengajak mereka untuk merenungi kembali tujuan hidup dan menata masa depan yang lebih baik. 

Banyak yang bilang kalau Quarter Life Crisis ibarat berada dalam terowongan panjang yang tidak berhujung, segalanya terasa gelap, sepi, dan menakutkan. Adapula yang mengatakan bahwa Quarter Life Crisis ibarat pisau bermata dua, yang apabila digunakan oleh orang yang tepat ia akan bermanfaat. Namun jika digunakan oleh orang yang salah ia akan menjadi benda menakutkan dan dapat menikam dirinya sendiri.

Mengutip data yang dipaparkan oleh theguardian.com 86% generasi millennial mengalami Quarter Life Crisis, hal ini menjadi lumrah dan penting untuk dipersiapkan matang-matang. Dan didukung dengan data dari Yale Medicine yang mengatakan bahwa 70% orang dewasa muda pernah mengalami fase Quarter Life Crisis, maka munculnya fase ini adalah untuk dihadapi dan ditaklukan bukan sekedar dihindari bahkan diabaikan. 

Quarter Life Crisis sering dikaitkan dengan beberapa dilemma seperti:

1. Kesulitan untuk mengambil keputusan

2. Merasa tidak berharga

3. Kurang termotivasi

4. Terjebak dengan keadaan

5. Terjerumus oleh tekanan lingkungan sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun