Pertama kali mendengar berita bahwa pemimpinnya, panutannya dan gurunya di tangkap KPK membuat para kader PKS kaget bukan kepalang. Bahkan hampir-hampir mereka tidak percaya sang guru (murobbi) melakukan kejahatan korupsi. 'Konspirasi' menjadi pembenaran atas keadaan yang menimpa panutannya. 'KPK sedang di peralat' adalah dalih lain untuk menyakinkan diri dan masyarakat bahwa mustahil pemimpinnya berbuat apa yang dituduhkan KPK. 'Ahamad Fatahanah adalah intelejen yang disusupkan' menjadi kabar yang beredar luas dan diyakini oleh setiap kader PKS. Masih banyak dalih-dalih lain dan sikap-sikap para kader PKS yang tampak tidak percaya atas sikap KPK.
Ahmad Fathanah dalam sidangnya sangat menguntungkan LHI. Setiap informasi yang diberikan tidak memberatkan LHI. Terlepas, apakah AF sedang berbohong atau tidak. Namun bukti yang dimiliki KPK yaitu rekaman pembicaraan antara AF dan LHI membuktikan bahwa 1. AF berupaya melindungi LHI dengan persaksian palsu di persidangan, 2. LHI benar berencana dan telah melakukan kerjasama dengan AF dalam kasusnyang dituduhkan KPK.
Semoga dengan bukti-bukti ini para kader PKS sadar, bahwa yang besalah tidak patut di bela. Kalau tetap membela yang bersalah (koruptor) maka ada baiknya para kader harus membaca ulang tujuan masuk PKS. Kalau tujuan berpolitik, dengan menghalalkan segala cara -penulis mencoba memakluminya- lanjutkan bersikap demikian. Namun kalau tujuannya berdakwah, penulis ingin mengatakan 'jangan bersuci dengan air kencing'.
Begini rekaman percakapan antara LHI dan AF
Luthfi: Halo
Fathanah: Mau dibawa kemana nganter ini yang empat puluh ribu dollar ?
Luthfi: Eee empat puluh ribu ?
Fathanah: Iya dua ratus lima puluh sudah ditransfer ke itu, siapa. Dua ratus lima puluh juta, transfer. terus...
Luthfi: Ente ente ada di mana sekarang?
Fathanah: Ana lagi di Depok. Tapi mau ke Jakarta. Mau diantarin kemana?
Luthfi: Ada lagi di DPP jam satu baru mau meninggalkan DPP